Januari-Februari 2024, Banten Defisit Stok Beras

Maret diprediksi Banten akan panen raya

Serang, IDN Times - Dinas Pertanian Provinsi Banten memastikan selama Januari hingga Februari 2024, wilayah Banten mengalami defisit produksi beras. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauchid mengungkap, kebutuhan konsumsi beras per bulan mencapai 119.677 ton.

Di sisi lain, kata dia, produksi pada Januari hanya berkisar 73.132 ton. “Karena Januari itu disumbang oleh angka tanam di bulan Oktober, Oktober kan masih El Nino," jelas Agus, Jumat (16/2/2024).

Sementara itu, produksi beras di Februari, imbuhnya, juga disumbang oleh angka tanam di bulan November, yang juga asih ada El nino. "Nah begitu masuk ke Desember, El Nino nya sudah berkurang, hujan sudah mulai, dan angka tanam Banten di Desember sudah bagus,” kata Agus. 

1. Maret tahun ini, Banten akan panen raya

Januari-Februari 2024, Banten Defisit Stok Berasilustrasi gabah. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Agus menjelaskan, masa panen raya di Banten baru akan dimulai pada Maret, dengan perkiraan beras akan surplus hingga 45.963 ton.

Di bulan Desember 2023, lanjutnya, angka tanam mencapai 46.920 ton. Angka ini akan memberikan panen di bulan Maret menghasilkan gabah sebanyak 261.965 ton gabah kering giling atau GKG. "Atau menghasilkan beras bulan depan sebanyak 165.640 ton," kata dia.

Jikadihitung dengan konsumsi kebutuhan Banten per bulan 119.677 ton, Agus memperkirakan, bulan depan akan terjadi kelebihan produksi beras di Banten sebesar 45.963 ton.

2. April hingga Mei Banten akan surplus beras

Januari-Februari 2024, Banten Defisit Stok Berasilustrasi gabah. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Agus yakin, kondisi surplus juga akan terjadi pada bulan April hingga Mei, dimana April akan menghasilkan 325.244 ton GKG atau setara 205.538 ton beras atau surplus 73.994 ton.

Agus berharap, di masa panen raya nanti akan menciptakan mekanisme pasar yang wajar antara harga gabah dari petani dengan harga beras di pasaran.

“Kami ingin harga gabah di tingkat petani bukan mahal, tapi wajar. Kalau terlalu tinggi diterima petani, kasian konsumen. Kalau terlalu murah, kasian petani,” kata dia.

Baca Juga: 1.003 TPS Rawan Banjir, KPU Banten: Tak Ada Penundaan Pencoblosan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya