Perjuangan Eros Kembalikan Omzet Emping Melinjo di Lebak

Sebelum pandemik, omzet Eros capai Rp30 juta dalam sebulan

Lebak, IDN Times - Sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) tak luput dari dampak pandemik COVID-19. Adanya aturan jaga jarak yang memaksa masyarakat membatasi kegiatan sosialnya dan pembatasan gerak distribusi barang juga berimbas pada usaha para pelaku UMKM.

Satu pelaku UMKM yang kini tengah berjuang mengembalikan omzet seperti sebelum pandemik ialah Eros, perempuan berusia 52 tahun, yang menggeluti bisnis pembuatan Emping melinjo atau Emping Keceprek khas Banten di Kampung Cadas, Desa Sindangsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.

Kini berbekal inovasi rasa pada emping dagangannya, Eros mencoba bangkit dan mengembalikan omzetnya seperti sebelum pandemik.

1. Memulai usaha dari 1997, berjualan sambil menggendong anak

Perjuangan Eros Kembalikan Omzet Emping Melinjo di LebakIDN Times/Muhamad Iqbal

Eros adalah pebisnis panganan emping yang berbahan dasar buah melijo. Dia sudah menggeluti bisnis ini dari masa orde baru, tepatnya tahun 1997 silam. Ia memilih bisnis pembuatan emping hingga menjualnya langsung karena melihat potensi buah melinjo yang melimpah di tempatnya tinggal.

Selain itu, sebagai seorang ibu anak tiga, ia juga ingin berdaya secara ekonomi sembari mengurus anak-anaknya secara bersamaan.

"(Pertama) saya ingat pemasaran sambil gendong anak waktu itu. Kalau produksinya awalnya dengan keluarga, tapi ini Alhamdulillah Ibu udah punya sembilan karyawan kalau sekarang," kata Eros kepada IDN Times, Sabtu (10/6/2023).

2. Terbantu digitalisasi, omzet Eros sempat capai Rp30 juta lebih dalam sebulan

Perjuangan Eros Kembalikan Omzet Emping Melinjo di LebakIDN Times/Muhamad Iqbal

Perlahan namun pasti, usaha Eros terus berkembang hingga pada 2015 penjualannya meningkat drastis berkat penjualan melalui digitalisasi. Ia memasarkan dagangannya melalui media sosial dan aplikasi percakapan.

Kemudian pada tahun 2017 dirinya mendapat fasilitas bantuan pembuatan merek dagang. Sehingga ia mendaftarkan bisnisnya dengan merek dagang Eka Putri.

Kala itu, omzetnya sudah mencapai Rp30 juta lebih dalam sebulan, bisnis tersebut bergeliat di kampung tempat tinggalnya.

"Saya dari pengrajin sampai (kini) jadi penampung. Ya di penampung itu dalam arti bukan bukan menampung dari semua masyarakat, hanya beberapa saja," kata Eros.

3. Omzet anjlok saat pandemik

Perjuangan Eros Kembalikan Omzet Emping Melinjo di LebakSuasan pandemik penyakit virus korona (COVID-19) di New Delhi, India, Kamis (3/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Memasuki awal tahun 2020, pandemik COVID-19 mulai masuk ke Indonesia, dan pemerintah menghadapi pilihan yang sulit. Kala itu pemerintah membatasi mobilitas warga dalam upaya pencegahan menyebarnya penyakit mematikan pada saluran pernapasan ini. Alhasil banyak pengusaha terdampak dari kebijakan ini, termasuk Eros.

Eros bercerita, bahwa saat pandemik, utamanya saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat penjualan produknya lesu yang berimbas pada omzetnya anjlok.

"Karena ngirim emping juga susah kan tuh pas PPKM, pengiriman ke reseller saya jadi terhambat, makanya sekarang lagi mulai bangkit lagi," kata dia.

4. Yakin bangkit dengan inovasi rasa

Perjuangan Eros Kembalikan Omzet Emping Melinjo di LebakIDN Times/Muhamad Iqbal

Berbekal inovasi rasa, Eros kini percaya diri usahanya bangkit seperti sebelum tahun 2020 lalu. Kini, dia tak hanya menjual emping mentah dengan beragam ukuran. Emping juga diolah sebagai camilan nikmat dengan rasa manis dan pedas khas kekinian.

"(Tetap) ada emping mentah dan ada emping balado. Nah terus Ibu juga bikin keceprek yang tebal itu keceprek. Sebetulnya masih banyak beberapa varian rasa, cuma yang paling laris rasa balado sama karamel," kata dia.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya