Kenali Faktor Resiko Obesitas Sejak Dini

Kasus obesitas di Indonesia mencapai 25 persen

Tangerang, IDN Times - Kasus obesitas di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan RI, kasus obesitas di Tanah Air terus meningkat dari 15 persen pada 2013, menjadi 25 persen pada 2023.

Sedangkan di Kota Tangerang, Dinas Kesehatan mencatat dengan data terakhir pada Mei 2023, ada 20 ribu warga Kota Tangerang mengalami obesitas. Ini merupakan skrining dengan sasaran di atas 15 tahun, dan juga ditemukan hasil warga terkonfirmasi obesitas didominasi usia 20 tahun hingga 50 tahun.

Untuk itu, Dinkes Kota Tangerang mengajak masyarakat mengenali faktor risiko penyebab obesitas. Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeni menyatakan, masih ada anggapan luas bahwa obesitas itu lucu atau istilah sekarang ‘gemoy’.Anggapan ini terutama di kelompok orang tua. 

“Padahal itu tidak benar sama sekali, karena obesitas bukan suatu kondisi yang baik-baik saja. Dampak kesehatan paling ditakutkan dari obesitas ialah mengganggu tekanan darah. Sehingga, bisa memicu penyakit jantung atau berhubungan dengan pembuluh darah,” papar Dini.

1. Obesitas termasuk jenis penyakit yang harus ditangani

Kenali Faktor Resiko Obesitas Sejak DiniDok. Pemkot Tangerang

Dini mengungkapkan, obesitas merupakan masalah multifaktor yang dipengaruhi peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbansisasi, dan penurunan aktivitas fisik. Faktor tersebut didukung oleh kontribusi faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku dan lingkungan.

Ia pun menjelaskan, obesitas termasuk jenis penyakit, layaknya seperti demam yang harus ditata laksana. Karena, ke depannya pasti menimbulkan keluhan pada penderitanya. Dengan proporsi tubuh berlebih, tentu bisa mengganggu aktivitas seseorang sekaligus menurunkan produktivitas.

“Contohnya, ketika naik tangga terasa nyeri sendi lutut akibat menanggung beban tubuh berlebih,” katanya.

2. Banyak faktor yang bisa menyebabkan obesitas

Kenali Faktor Resiko Obesitas Sejak DiniDok. Pemkot Tangerang

Adapun faktor obesitas secara medis, kata Dini, cukup banyak. Misalnya, faktor genetik, faktor lingkungan, faktor perilaku hidup dengan pola makan tidak gizi seimbang.

Di sisi lain, teknologi pun kian mempermudah hidup manusia, termasuk untuk memesan makanan sehingga masyarakat pun semakin sering memesan makanan siap saji yang belum tentu terjamin kesehatannya.

Perilaku kurang atau tidur berlebihan hingga stres, juga dapat faktor lain yang bisa memicu obesitas.

“Kasus obesitas dapat diantisipasi sejak dini, dengan cara menerapkan pola hidup sehat, d iantaranya tidur yang cukup. Rata-rata durasi tidur yang baik bagi orang dewasa itu 8-9 jam per hari. Kemudian, usahakan aktif dalam keseharian dengan menghindari hidup berleha-leha,” jelas Dini.

3. Olahraga harus menjadi kebiasaan rutin

Kenali Faktor Resiko Obesitas Sejak DiniDok. Pemkot Tangerang

Di era gempuran gaya hidup yang semakin instan, Dini pun meminta masyarakat untuk menjadikan aktivitas olahraga sebagai gaya hidup yang harus dilakukan untuk kebutuhan tubuh agar terhindar dari faktor resiko obesitas.

“Lakukan aktivitas rutin olahraga 150 menit dalam seminggu atau 30 menit per hari, misalnya jalan sehat, bersepeda hingga berenang. Pastinya, hindari konsumsi makanan kurang sehat, tinggi gula, garam dan kalori,” sambungnya.

4. Masyarakat Kota Tangerang bisa ke Posbindu untuk skrining obesitas

Kenali Faktor Resiko Obesitas Sejak DiniDok. Pemkot Tangerang

Pihaknya pun terus berupaya menahan laju prevalensi obesitas di Kota Tangerang. Salah satunya, dengan mengoptimalkan program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang kini ada 419 Posbindu yang tersebar di Kota Tangerang.

Posbindu merupakan kegiatan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular termasuk obesitas, melalui pemberdayaan masyarakat. Sasaran program ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat dan berisiko yang berusia mulai dari 15 tahun ke atas.

“Posbindu diselenggarakan dalam sebulan sekali atau lebih, sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat," kata dia.

Di Posbindu, masyarakat juga bisa mengikut berbagai kegiatan yang menyehatkan, mulai dari cek lingkar perut wanita maksimal 80cm dan pria 90cm, cek indeks masa tubuh kurang dari 25 baik dan lebih dari 25 terindikasi buruk. Selain itu, pemeriksaan faktor risiko seperti diet tidak sehat, kurang aktvitas fisik, merokok dan mengkonsumsi alkohol, serta pemeriksaan gangguan mental atau emosional,” ungkap Dini.

Selain itu, di Posbindu, warga juga dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, tes tajam pengkihatan dan pendengaran, serta tersedianya konseling atau edukasi pentingnya konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, bahaya merokok dan alkohol serta pembatasan gula, garam dan lemak.

“Posbindu dapat diikuti semua masyarakat, dengan pemantauan dan pendampingan puskesmas. Kegiatan ini dapat diikuti secara gratis, untuk semua kalangan mulai dari usia 15 tahun, baik ibu-ibu, remaja bahkan bapak-bapak diimbau untuk rutin mengikuti Posbindu. Jangan malas, karena obesitas tengah menghantui kita dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan,” imbau Dini.

Sebagai informasi, dengan Posbindu, masyarakat dapat mengetahui atau mengidentifikasi faktor risiko penyakit tidak menular pada tubuh. Bisa melakukan upaya intervensi faktor risiko penyakit tidak menular dengan modifikasi perilaku, konseling dan edukasi. Terlebih, dapat dilakukannya rujukan sedini mungkin bagi individu berisiko tinggi yang memerlukan layanan pengobatan lebih lanjut," jelasnya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Alam di Tangerang

Maya Aulia Aprilianti Photo Community Writer Maya Aulia Aprilianti

Let's still alive!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya