Waspada Osteoarthritis, Bisa Sampai Operasi 'Ganti Lutut'

Namun, sekarang ada prosedur UKA yang lebih minim risiko

Tangerang, IDN Times - Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit arthritis yang terjadi ketika jaringan fleksibel pada ujung tulang, aus. kondisi ausnya jaringan pelindung di ujung tulang (tulang rawan) yang terjadi bertahap dan semakin parah. 

Osteoarthritis pada lutut yang sudah tingkat lanjut bahkan bisa membuat penderitanya merasakan nyeri hebat hingga sulit beraktivitas, sehingga dibutuhkan prosedur operasi 'ganti lutut' di mana ujung tulang akan diganti dengan menggunakan tulang pengganti atau operasi total knee replacement (TKR).

“Operasi ganti lutut itu orang-orang banyak takutnya, mitosnya jadi enggak bisa jalan, jalan jadi susah. Itu mitos. Tapi semenjak operasi itu ditanggung BPJS, orang-orang jadi mau datang ke rumah sakit untuk mengobati,”ungkap Konsultan Orthopedi Siloam Hospitals Lippo Village, dr. John C.P. Butarbutar, Kamis (20/6/2024).

Baca Juga: Cegah Stunting, 65 Ribu Anak Kota Tangerang Diskrining

1. Ciri khas osteoarthritis: lutut akan semakin sakit jika banyak aktivitas

Waspada Osteoarthritis, Bisa Sampai Operasi 'Ganti Lutut'IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

John mengungkapkan, osteoarthritis memiliki ciri khasnya, bila penderitanya bergerak akan semakin sakit. Begitu sebaliknya, tidak bergerak dalam kondisi diam, tidak akan sakit. Hal tersebut yang membuat penderita osteoarthritis kesulitan beraktivitas dan menurunkan kualitas hidup.

"Memang kalau TKR itu karena kedua bantalannya diganti, membuat pasien merasa tidak nyaman dan terasa seperti lutut palsu, karena memang sudah diganti seluruhnya," jelasnya.

2. Terdapat prosedur UKA yang minim risiko dan lebih alami

Waspada Osteoarthritis, Bisa Sampai Operasi 'Ganti Lutut'IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Sebagai pengganti operasi TKR, John menyebutkan saat ini ada operasi penyembuhan nyeri lutut dengan minim risiko, yakni tindakan medis Unicompartmental Knee Arthroplasty atau disingkat UKA, prosedur bedah minimal invasif yang menggantikan hanya bagian yang rusak dari sendi lutut, baik di sisi medial (bagian dalam) maupun lateral (bagian luar). 

“Yang diganti itu tulang bagian yang sakitnya saja, satu sisi saja, tidak seluruhnya. Jadi masih dipertahankan ligamennya, ototnya, sehingga pasca-operasi semuanya akan kembali alami,”ungkap John. 

John juga menjelaskan, ada sejumlah perbedaan antara operasi TKR dan UKA. Yang paling mendasar, TKR menggantikan seluruh sendi lutut, sementara metode UKA hanya menargetkan yang rusak saja. 

"Metode UKA hanya menargetkan area yang bermasalah sehingga memungkinkan pemulihan yang lebih cepat, rasa sakit yang lebih minimal, dan penggunaan obat penghilang rasa sakit yang lebih sedikit", tuturnya. 

Bahkan, ada pasien yang bisa sembuh hanya dalam lima sampai tujuh hari. Paling lama selama 17 hari pemulihan. Itu pun, pasien sudah tidak menggunakan tongkat dan bisa berjalan normal.

“UKA pun hanya melapis sisi dalam lutut yang mengalami pengapuran saja, hanya satu sisi. Lalu, masih mempertahankan struktur yang penting, seperti ligament, meniscus, rawan sendi sisi lainnya, sehingga pasien akan merasa seperti masih lutut aslinya,”ungkap John.

Sebenarnya, tren UKA ini sudah mulai menyebar di seluruh dunia. Namun di Indonesia baru masuk di beberapa tahun terakhir saja, sebab pasien nyeri lutut ini meningkat selama 10 tahun terakhir.

3. Semakin cepat ditangani, semakin cepat pemulihan pasca UKA

Waspada Osteoarthritis, Bisa Sampai Operasi 'Ganti Lutut'IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Operasi UKA ini bisa diperuntukkan untuk sejumlah pasien yang menderita osteoarthritis atau cedera lutut traumatis dapat menjadi kandidat yang tepat untuk UKA. Bukan hanya diderita oleh orang tua, namun juga generasi milenial yang secara fisik menderita obesitas ataupun metabolic disease 

“Sekarang itu makin males gerak, makin berisiko. Ditambah pola makan yang buruk, bisa menjadi risiko nyeri lutut,” katanya.

Nyeri lutut itu, lanjut John, sakitnya akan semakin menjadi ketika dibawa aktivitas dan sakitnya hilang ketika berdiam diri. Jika didiamkan, sakitnya akan semakin parah seiring bertambahnya tahun. 

“Nanti mulai kakinya berbentuk O, lalu pincang. Itu risiko bila tidak diobati. Terlebih bila faktornya pengapuran, semakin lama didiamkan, pulihnya juga akan semakin lama,” katanya.

Untuk itu, dia meminta agar pasien dengan keluhan sakit pada lututnya, untuk segera ke rumah sakit. diagnosa bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, yakni rontgen saja.

Baca Juga: Eka Hospital: Ledakan Akibat UPS Kelebihan Daya

Maya Aulia Aprilianti Photo Community Writer Maya Aulia Aprilianti

Let's still alive!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya