Bagaimana Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui? Ini Faktanya

Bagaimana nasib ibu dan buah hati?

Kekhawatiran akan penularan virus corona baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan penyakit virus corona baru (COVID-19) semakin merajalela. Sekarang, ketakutan itu melanda calon ibu dan para ibu.

"Bagaimana nasib bayi saya di masa pandemi ini?"

"Apakah ASI saya aman?"

Dua pertanyaan tersebut sering ditanyakan oleh kaum Hawa yang akan segera menjadi seorang ibu. Apa kata penelitian terkini soal COVID-19 pada ibu dan si kecil?

1. ASI (sejauh ini) tidak dapat menularkan SARS-CoV-2 pada bayi

Bagaimana Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui? Ini Faktanyauniversityofcalifornia.edu

Air susu ibu (ASI) adalah prioritas untuk kesehatan bayi. Dilansir oleh UNICEF, ASI adalah sumber nutrisi penting untuk membentengi sang buah hati dari berbagai penyakit.

Hingga saat ini, penelitian-penelitian terkini membantah adanya kaitan penularan SARS-CoV-2 pada bayi lewat ASI. Akan tetapi, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa "ibu hamil memiliki risiko yang sama dengan orang biasa".

Dalam sebuah penelitian mendalam terhadap SARS-CoV-2 di Wuhan, Tiongkok, sampel ASI diambil dari enam pasien yang tengah menyusui. Setelah diuji coba, ternyata tidak ditemukan jejak SARS-CoV-2 dalam ASI.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa risiko penularan terbesar masih terletak pada droplet dari ibu kepada bayi. Akan tetapi, baik CDC dan WHO menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut harus dilakukan.

2. Risiko tertular SARS-CoV-2 pada ibu hamil

Bagaimana Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui? Ini Faktanyaloopjamaica.com

Sebelum membicarakan risiko penularan SARS-CoV-2 lewat ASI, pertanyaan terbesarnya adalah "bagaimana mencegah ibu hamil terkena COVID-19?"

CDC sebelumnya memaparkan bahwa ibu hamil memiliki kemungkinan untuk tertular SARS-CoV-2 yang sama dengan orang biasa. Selanjutnya, CDC mencatat hal-hal berikut:

  • Ibu hamil tengah mengalami perubahan dalam tubuh mereka, sehingga membuka risiko tertular SARS-CoV-2, dan
  • Tingkat keganasan lebih tinggi pada ibu hamil yang terpapar oleh virus, seperti virus influenza, SARS-CoV-2, dan famili virus corona lainnya.

Jadi, alangkah lebih baik untuk menjaga ibu hamil dari paparan virus, terutama SARS-CoV-2 agar tidak menyesal di kemudian hari.

Baca Juga: Risiko COVID-19 pada Bayi dan Anak Kecil, Ini 5 Fakta Pentingnya

3. Risiko penularan SARS-CoV-2 pada bayi

Bagaimana Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui? Ini Faktanyaunsplash.com/Irina Murza

Beberapa waktu setelah melahirkan, orangtua bayi ternyata dites positif SARS-CoV-2. Lalu, tanpa disadari, mereka melakukan kontak dengan sang bayi. Akibatnya, sang bayi juga ikut terkena SARS-CoV-2.

Ingin mencegah skenario seperti ini? Bisa banget, bunda dan ayahanda.

CDC menyatakan bahwa penularan SARS-CoV-2 pada bayi selama masa kehamilan kecil kemungkinannya. Akan tetapi, penularan via droplet manusia pada bayi setelah lahir? Besar kemungkinannya, mengingat lemahnya sang bayi.

Daripada takut dengan penularan lewat ASI, alangkah lebih baik untuk berkonsentrasi pada pencegahan penularan SARS-CoV-2 setelah bayi lahir.

4. Menghindari penularan SARS-CoV-2 untuk ibu hamil dan bayi

Bagaimana Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui? Ini Faktanyasewafreezerasi.com

Dikarenakan kondisi ibu hamil yang cenderung melemah, CDC menyarankan "mencegah lebih baik daripada mengobati" atau lebih baik mencegah terkena COVID-19 daripada paranoid menyusui.

Masih sama dengan langkah-langkah pencegahan lainnya, ibu hamil harus:

  • Menghindari kontak dengan penderita COVID-19 atau mereka yang terpapar pada SARS-CoV-2,
  • Pembatasan fisik minimal 1 meter,
  • Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan pembersih tangan berbahan alkohol,
  • Membersihkan permukaan sebelum disentuh,
  • Hindari menyentuh mulut, hidung, dan mata, dan
  • Tetap di rumah jika merasa tidak sehat.

5. Langkah-langkah menyusui untuk ibu positif COVID-19

Bagaimana Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui? Ini Faktanyanytimes.com

Dengan mengetahui bahwa sejauh ini tidak ada hubungan antara COVID-19 dengan ASI, ibu menyusui (busui) positif COVID-19 tidak perlu takut untuk menyusul. Agar aman, sebelum menyusui, alangkah baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter.

Seperti yang kita ketahui, ada dua opsi pemberian ASI: langsung dan pompa.

CDC, WHO, dan UNICEF menyarankan, jika ibu dengan COVID-19 memutuskan pemberian ASI langsung, maka disarankan untuk mencuci tangan sebelumnya, memakai masker agar droplet tidak mengenai bayi, dan membersihkan permukaan benda sebelum disentuh.

Bagaimana Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui? Ini Faktanyaabm.me.uk

Jika busui memutuskan untuk memberikan ASI pompa karena terlalu lemah untuk menyusui? Masih sama, busui diwajibkan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum memompa ASI.

Setelahnya, mungkin para bunda dan ayahanda ingin mempertimbangkan:

  • Menyuapi ASI oleh anggota keluarga,
  • Meminta pertolongan inang penyusu yang prima untuk menyusui sang bayi, atau
  • Relaktasi (melanjutkan pemberian ASI setelah sembuh).

Selama ASI tidak dilarang untuk bayi, meskipun tengah menderita COVID-19, usahakan untuk memberikan asupan ASI yang cukup untuk sang buah hati. Hanya saja, ingat! Selalu jaga kebersihan diri agar si kecil tidak ikut tertular.

Demi kesehatannya dan kebahagianmu juga, bunda dan ayahanda!

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com (http://kitabisa.com/kitaidnlawancorona)

Baca Juga: 8 Risiko Penyakit selama Isolasi Diri dari COVID-19, Ubah Kebiasaanmu

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya