5 Jenis Perilaku Toxic di Lingkungan Kerja

Perilaku seperti ini bikin kerja jadi gak nyaman

Lingkungan kerja seharusnya menjadi tempat di mana kamu bisa merasa nyaman, produktif, dan termotivasi. Namun, kenyataannya, sering kali kamu menemukan perilaku toxic yang dapat merusak suasana kerja.

Perilaku ini tidak hanya mengganggu individu, tetapi juga bisa merusak dinamika tim dan produktivitas secara keseluruhan. Di bawah ini, ada lima jenis perilaku toxic yang sering terjadi di lingkungan kerja. Apa saja? Yuk simak nih.

1. Bullying atau perundungan

5 Jenis Perilaku Toxic di Lingkungan Kerjailustrasi perilaku toxic di lingkungan kerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bullying di tempat kerja adalah salah satu perilaku toxic yang paling merusak. Bullying bisa berupa intimidasi, penghinaan, atau pelecehan secara verbal dan non-verbal. Orang yang menjadi korban bullying biasanya merasa tidak nyaman, tertekan, dan kurang percaya diri. Perundungan ini bisa berasal dari atasan, rekan kerja, atau bahkan bawahan.

Efek dari bullying sangat serius. Tidak hanya mengganggu kesehatan mental korban, tetapi juga bisa menurunkan produktivitas kerja. Lingkungan kerja yang penuh dengan bullying akan menciptakan rasa takut dan ketidakpercayaan di antara karyawan. Penting bagi perusahaan untuk memiliki kebijakan anti-bullying yang jelas dan mendukung karyawan untuk melaporkan tindakan bullying tanpa takut akan pembalasan.

2. Negativitas yang berlebihan

5 Jenis Perilaku Toxic di Lingkungan Kerjailustrasi perilaku toxic di lingkungan kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap tempat kerja pasti mengalami tantangan dan kesulitan. Namun, ada saja orang yang selalu fokus pada sisi negatif dan mengabaikan hal-hal positif. Orang yang selalu berpikir negatif cenderung menyebarkan pesimisme dan merusak semangat kerja tim. Mereka sering kali mengeluh, mengkritik tanpa alasan yang jelas, dan tidak memberikan solusi yang konstruktif.

Negativitas yang berlebihan ini bisa membuat suasana kerja menjadi tidak menyenangkan. Rekan kerja yang terpapar negativitas terus-menerus mungkin kehilangan motivasi dan merasa tidak bersemangat. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi setiap individu untuk mencoba melihat sisi positif dari setiap situasi dan memotivasi diri serta rekan kerja lainnya. Sikap positif akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan harmonis.

3. Sikap tidak kooperatif

5 Jenis Perilaku Toxic di Lingkungan Kerjailustrasi perilaku toxic di lingkungan kerja (pexels.com/Kampus Production)

Sikap tidak kooperatif adalah perilaku toxic yang sering kali menghambat kerja tim. Orang dengan sikap ini cenderung tidak mau bekerja sama, enggan berbagi informasi, dan sering kali menolak untuk membantu rekan kerja. Mereka mungkin lebih memilih bekerja sendiri dan tidak peduli dengan keberhasilan tim secara keseluruhan.

Sikap tidak kooperatif ini bisa menimbulkan ketegangan dan frustasi di antara rekan kerja. Proyek dan tugas yang membutuhkan kerja sama tim menjadi terhambat dan hasilnya tidak maksimal. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik, penting bagi setiap individu untuk belajar bekerja sama, mendukung satu sama lain, dan memahami bahwa keberhasilan tim adalah keberhasilan bersama.

4. Manipulasi dan intrik

5 Jenis Perilaku Toxic di Lingkungan Kerjailustrasi perilaku toxic di lingkungan kerja (pexels.com/Antoni Shkraba)

Manipulasi dan intrik adalah bentuk perilaku toxic yang sering kali sulit dideteksi. Orang yang suka memanipulasi biasanya menggunakan taktik licik untuk mencapai tujuan pribadi mereka. Mereka mungkin berbohong, memutarbalikkan fakta, atau menggunakan orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Intrik ini bisa menciptakan ketidakpercayaan dan ketidakstabilan di tempat kerja.

Manipulasi dan intrik dapat merusak hubungan kerja dan menurunkan moral tim. Rekan kerja yang merasa dimanipulasi mungkin kehilangan kepercayaan dan merasa tidak aman. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi setiap individu untuk bersikap jujur, transparan, dan mengedepankan integritas. Lingkungan kerja yang penuh dengan kepercayaan dan keterbukaan akan lebih produktif dan harmonis.

5. Ketidakadilan dan favoritisme

5 Jenis Perilaku Toxic di Lingkungan Kerjailustrasi perilaku toxic di lingkungan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ketidakadilan dan favoritisme adalah perilaku toxic yang sering kali datang dari atasan. Ketika seorang atasan memperlakukan beberapa karyawan dengan lebih baik atau memberikan perlakuan istimewa tanpa alasan yang jelas, hal ini bisa menimbulkan rasa iri dan ketidakpuasan di antara karyawan lainnya. Perilaku ini bisa merusak motivasi dan semangat kerja.

Ketidakadilan dan favoritisme membuat karyawan merasa tidak dihargai dan tidak adil. Hal ini bisa menyebabkan mereka kehilangan kepercayaan terhadap atasan dan perusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi atasan untuk bersikap adil, objektif, dan transparan dalam mengambil keputusan. Dengan memperlakukan semua karyawan secara adil, atasan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

Perilaku toxic di tempat kerja bisa sangat merusak dinamika tim dan produktivitas. Oleh karena itu, penting bagi semua orang  untuk menyadari perilaku ini dan berusaha menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif. Dengan menghindari bullying, negativitas, sikap tidak kooperatif, manipulasi, dan ketidakadilan, kalian bisa membantu menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis dan produktif.

Lingkungan kerja yang sehat tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga tim dan organisasi secara keseluruhan. Mari bersama-sama menciptakan tempat kerja yang lebih baik dan nyaman untuk kita semua!

YOOL Photo Community Writer YOOL

i am me

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya