Asal-usul Penamaan Banten Hingga Menjadi Provinsi

Runutan sejarahnya menarik untuk kamu ketahui

Terletak di ujung barat Pulau Jawa, Banten adalah salah satu wilayah yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu yang sarat sejarah dan nilai mendalam adalah makna di balik penamaan "Banten". 

Selama berabad-abad, Kesultanan Banten menjadi pusat pemerintahan yang kuat dan penting di wilayah barat Pulau Jawa. Kesultanan ini mengendalikan perdagangan rempah-rempah yang sangat berharga dan menjadi pemain utama dalam hubungan diplomatik dengan bangsa-bangsa Eropa, terutama Belanda. Hubungan ini menghasilkan berbagai konflik dan perjanjian yang memengaruhi sejarah wilayah tersebut.

Penetapan penamaan Banten hingga akhirnya berdiri sebagai provinsi pun memiliki akar sejarah yang menarik, yang mencakup perjalanan dari pelabuhan kuno hingga menjadi sebuah provinsi. 

Baca Juga: 5 Wisata Sejarah di Banten, Sarat Peninggalan Era Kesultanan

1. Kisah Katiban Inten, salah satu versi asal-usul nama Banten

Asal-usul Penamaan Banten Hingga Menjadi ProvinsiAsal-Usul Penamaan Hingga Menjadi Provinsi (indonesia.go.id)

Dikutip dari website resmi Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten, kisah pertama yang menjadi versi asal-usul penamaan Banten. Kata "Banten" disinyalir berasal dari frasa "katiban inten," yang dalam bahasa Indonesia berarti "kejatuhan intan."

Perjalanan sejarah penamaan Banten ini mengawali pada masa ketika masyarakatnya masih menjalankan agama berhala dan kemudian beralih ke agama Buddha. Namun, dengan masuknya ajaran Islam ke Banten, penduduknya mulai menerima dan mempraktikkan agama Islam. Dalam konteks ini, penduduk Banten yang beralih ke Islam dianggap seolah-olah sebagai "kejatuhan intan."

Sebagai contoh, nama "Banten" yang kita kenal sekarang mungkin menggambarkan transisi dan perubahan dalam keyakinan agama penduduknya dari yang sebelumnya menyembah berhala, akhirnya menganut ajaran Islam.

Dalam hal ini, maksud dari "kejatuhan intan" ialah sebagai simbol berharga yang dianggap datang sebagai anugerah dari adanya perubahan tersebut. 

2. Banten berasal dari kataWantan

Asal-usul Penamaan Banten Hingga Menjadi ProvinsiAsal-Usul Penamaan Hingga Menjadi Provinsi (luk.staff.ugm.ac.id/)

Versi lainnya dilansir dari website DPRD Provinsi Banten. Dahulu kawasan yang sekarang dikenal sebagai Banten Lama memiliki beberapa nama berbeda dalam sejarahnya.

Menurut catatan Hoesein Djajadiningrat, nama-nama ini termasuk Surasaji atau Surosowan. Selain itu, sebelum Kesultanan Banten berdiri, nama "Banten" sudah ada dan disebut sebagai "Wantan," dan perubahan huruf "W" menjadi "B" kemudian menghasilkan kata "Banten."

Pada masa pemerintahan Belanda, terjadi perubahan penulisan nama ini, dimulai dengan penulisan "Bantam" pada tahun 1640, lalu "Bantangh," dan pada tahun 1641, nama ini ditulis sebagai "Bantham."

Makna dari kata "Wantan" sendiri adalah tiang atau sesaka, sementara kata "Banten" memiliki arti sesaji. Selain itu, makna dari kata "Surasaji" adalah Raja Yang Gagah Berani Yang di Ridhoi Allah. Dengan demikian, sejarah penamaan Banten Lama dan perkembangannya mencerminkan perubahan bahasa dan budaya di wilayah ini selama berabad-abad.

3. Penamaan Banten berasal dari kata Bantahan

Asal-usul Penamaan Banten Hingga Menjadi ProvinsiWikimedia.org/François Valentijn

Versi ketiga, mengutip Buku Banten dan Perjalanan Jurnalistik karya Lukman Hakim (60:2006). Terdapat versi lain yang mengklaim asal-usul nama Banten berasal dari kata "bantahan," yang memiliki makna suka membantah, melawan, atau memberontak.

Konon, hal ini dikaitkan dengan reputasi masyarakat Banten yang dikenal sebagai kelompok yang seringkali menentang atau memberontak terhadap penjajah.

Baca Juga: Cerita Penumpang Kapal Terbakar di Pelabuhan Merak Banten

4. Banten ingin berpisah dari Jawa Barat

Asal-usul Penamaan Banten Hingga Menjadi ProvinsiAsal-Usul Penamaan Hingga Menjadi Provinsi (stageof-tangerang.bmkg.go.id)

Sejak pemerintah Hindia Belanda berkuasa, Banten merupakan wilayah Karesidenan yang terdiri dari tiga wilayah, yakni Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang. Pada 1926, Banten dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi Jawa Barat.

Setelah masa kemerdekaan, muncul keinginan dari masyarakat Banten khususnya para elite agar wilayahnya memiliki pemerintahan otonomi sendiri yang lepas dari Jawa Barat.

Masyarakat Banten merasa bahwa Banten juga memiliki keistimewaan, yaitu tidak pernah menyerah kepada Belanda, pernah berdiri sendiri karena diblokade Belanda, hingga mengeluarkan mata uang sendiri pada tahun 1949, yakni Uang Republik Indonesia Daerah Banten, or the money of the Republic of Indonesia in Banten.

Namun begitu, keinginan untuk memisahkan diri dari Jawa Barat itu tidak dapat tanggapan serius. Dalam perjalanannya banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat Banten untuk memperjuangkan otonominya sendiri.

Pada tahun 1963, sejumlah elite Banten yang terdiri atas para eksekutif, legislatif, dan kalangan partai politik, mencetuskan gagasan serius mengenai berdirinya Karesidenan Banten menjadi provinsi tersendiri. Gagasan tersebut berlanjut dengan dibentuknya Panitia Persiapan Provinsi Banten (PPB). Segala upaya yang dilakukan oleh PPB berjalan sangat alot. Pro dan kontra mengenai ide pendirian Provinsi Banten tidak pernah menemui jalan tengah dari tahun ke tahun.

5. Penetapan Banten sebagai provinsi

Asal-usul Penamaan Banten Hingga Menjadi ProvinsiAsal-Usul Penamaan Hingga Menjadi Provinsi (litbang.kemendagri.go.id/)

Dengan berjalannya reformasi dan perubahan dalam sistem politik, salah satunya adalah perubahan menuju desentralisasi kekuasaan. Salah satu momen yang sangat penting adalah pembentukan Provinsi Banten pada tanggal 4 Oktober 2000.

Banten resmi menjadi provinsi tersendiri setelah pemekaran dari provinsi Jawa Barat. Ini adalah tonggak sejarah penting dalam perjalanan wilayah ini. Provinsi Banten mencakup daerah-daerah berikut: Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, dan Kota Cilegon.

Nama "Banten" dipertahankan untuk provinsi baru ini, yang mencakup berbagai kota dan kabupaten dengan sejarah dan budaya yang kaya.

Anggun Tifani Photo Community Writer Anggun Tifani

Seorang Ibu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya