Guru Besar UPH Golrida Purba: Mahasiswa Bisa Bersaing dengan AI 

Mahasiswa akuntansi harus mengasah judgment

Tangerang, IDN Times - Guru Besar Universitas Pelita Harapan (UPH) Golrida Karyawati Purba menilai, lulusan akuntansi akan menjadi salah satu yang tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan atau artificial Intelligence (AI).

Meski demikian, Golrida menegaskan, perkembangan teknologi dalam hal akuntansi seharusnya menjadikan pendidikan di bidang akuntansi lebih dinamis. Sebab terhitung sejak tahun 2012, regulasi akuntansi pelaporan keuangan Indonesia yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah fully convergence dengan regulasi akuntansi internasional, yakni International Financial Reporting Standard (IFRS). Komitmen Indonesia untuk fully convergence sudah dinyatakan sejak tahun 2008.

"Tujuan konvergensi dengan IFRS adalah untuk mendatangkan investor luar negeri ke Indonesia, sehingga seharusnya diiringi juga dengan dukungan dari seluruh pihak mulai dari pemerintah, institusi pendidikan, hingga perusahaan," kata Golrida dalam orasi di pengukuhannya sebagai Guru Besar UPH pada Rabu (28/6/2023).

Baca Juga: Mimpi Mahasiswa UPH Lestarikan Tari Tradisional Hingga Kancah Dunia

1. Akuntasi metode principle-based harus diterapkan seiring perkembangan teknologi

Guru Besar UPH Golrida Purba: Mahasiswa Bisa Bersaing dengan AI IDN Times/Muhamad Iqbal

Dengan berkembangnya teknologi di dunia, termasuk Indonesia, Golrida mengatakan bahwa para akuntan dituntut untuk memiliki interpretasi terhadap laporan keuangan. Salah satu metode yang tepat digunakan adalah principle-based accounting.

Pasalnya, sebelumnya Indonesia menggunakan metode rule-based accounting standard, di mana akuntansi yang secara ketat patuh pada bentuk tertulis dari standar akuntansi. "Standar akuntansi yang rule-based biasanya dinyatakan dengan sangat spesifik sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang beragam dalam implementasinya," ungkapnya.

Sementara, pada principle-based accounting, akuntan dituntut untuk bisa menginterpretasikan laporan keuangan sesuai dengan kondisi lapangan, asalkan masih sesuai dengan prinsip akuntansi dari perusahaan tersebut.

"Kepatuhan pada principle-based accounting standard bukan pada bentuk tertulis standar, melainkan pada prinsip-prinsip dibalik sebuah standar sehingga standar tersebut dapat menangkap substansi persoalan. Written statement dalam principle-based merupakan pedoman yang bersifat umum," jelasnya.

2. Di masa depan, akuntan bisa berdampingan dengan AI

Guru Besar UPH Golrida Purba: Mahasiswa Bisa Bersaing dengan AI ilustrasi artificial Intelligence (pixabay.com/geralt)

Dalam perkembangan teknologi saat ini, kata Golrida, AI disebut bakal menggantikan berbagai profesi di Indonesia. Namun, ia menyebut akuntansi akan menjadi salah satu profesi yang tidak bisa digantikan oleh AI.

"Makanya itu, metode principle-based accounting itu kan membutuhkan interpretasi dan penilaian dari akuntan, itu tidak akan bisa digantikan oleh AI," tuturnya.

3. Mahasiswa akuntansi harus dibiasakan menghadapi persoalan-persoalan akuntansi yang memerlukan judgment

Guru Besar UPH Golrida Purba: Mahasiswa Bisa Bersaing dengan AI Ilustrasi kampus Universitas Pelita Harapan (UPH) (www.uph.edu/id)

Golrida juga menilai, efektivitas implementasi principle-based accounting standard-- termasuk PSAK 65 di Indonesia-- ikut ditentukan oleh universitas dan pendidikan tinggi lainnya yang menyelenggarakan program studi akuntansi. "Dengan menghasilkan akuntan-akuntan yang memiliki kompetensi dan keberanian melakukan judgment," kata Golrida. 

Pasalnya, akuntan-akuntan yang memiliki kompetensi dan keberanian melakukan judgment ini lah yang dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan praktik-praktik bisnis yang sehat. Universitas dan pendidikan tinggi diharapkan merancang dan memperbaiki kurikulum dan sistem pembelajaran yang mengasah kompetensi mahasiswa melakukan judgment untuk siap menerapkan principle-based accounting standard-- termasuk PSAK 65.

Salah satunya, kata dia, kompetensi judgment perlu dimasukkan sebagai salah satu profil lulusan (graduate profile) sarjana akuntansi Indonesia dan diturunkan ke dalam Program Learning Goal dan learning objektif program studi akuntansi.

"Mahasiswa-mahasiswi jurusan akuntansi harus dibiasakan menghadapi persoalan-persoalan akuntansi yang memerlukan judgment. Hanya dengan persiapan yang matang dan keseriusan para pihak yang terkait PSAK 65, dapat menunjukkan kontribusinya bagi pelaporan keuangan dan praktik-praktik bisnis di Indonesia," ungkapnya.

Sebelumnya, UPH memiliki 22 profesor di berbagai bidang keilmuan. Dengan pengukuhan Golrida, kini ada 23 profesor.

Baca Juga: Berkat Durakim, Sentra Getuk Ayu di Tangerang Dapat KUR

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya