Doni Monardo: COVID-19 Bukan Rekayasa, Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa

Konspirasi COVID-19 pengaruhi tingkat kepercayaan publik

Jakarta, IDN Times - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan, COVID-19 bukan sebuah rekayasa atau konspirasi yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu. Hal itu disampaikan Doni ketika memberi arahan dalam Rapat Koordinasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Kamis 16 Juli 2020.

"COVID-19 bukan rekayasa, COVID-19 bukan konspirasi. COVID-19 menjadi mesin pembunuh, ibaratnya COVID-19 ini adalah malaikat pencabut nyawa,” ujarnya.

Doni menilai, penegasan tersebut harus dilakukan karena masih ada pihak-pihak yang menganggap COVID-19 ini rekayasa. Menurutnya, pemahaman itu tidak bisa dibiarkan.

1. Konspirasi COVID-19 dapat pengaruhi tingkat kepercayaan publik kepada upaya pemerintah

Doni Monardo: COVID-19 Bukan Rekayasa, Ibarat Malaikat Pencabut NyawaDoni Monardo bersama dengan Muhadjir Effendy memberikan keterangan pers di komplek Istana Negara pada Senin. (13/7/2020) (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Ia mengatakan, pemahaman masyarakat yang masih menganggap COVID-19 adalah konspirasi juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan publik kepada upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga, tingkat kepedulian dan kedisiplinan masyarakat menurun dan dapat menjadi ancaman peningkatan angka kasus.

Oleh sebab itu, ia mengimbau agar seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah, khususnya wilayah Provinsi Jawa Timur dapat memberikan narasi yang benar dan utuh kepada masyarakat tentang COVID-19.

“Kita harus memberikan narasi yang utuh tentang COVID-19,” jelas Doni.

Baca Juga: Catat! Pekerja Non-KTP Surabaya Wajib Rapid Test 14 Hari Sekali

2. COVID-19 juga mempengaruhi sektor ekonomi dan lapangan kerja masyarakat

Doni Monardo: COVID-19 Bukan Rekayasa, Ibarat Malaikat Pencabut NyawaIlustrasi pedagang, penjual, ekonomi kreatif (Dok. IDN Times/Kemenparekraf)

Ia menjelaskan, pandemik COVID-19 bukan hanya menyangkut permasalahan kesehatan saja. Tetapi juga berpengaruh pada sektor ekonomi dan lapangan kerja masyarakat.

Menurut catatan dari Kementerian Ketenagakerjaan, COVID-19 telah membuat 1,7 juta orang kehilangan pekerjaan pada pertengahan April 2020. Hal itu tentunya menjadi permasalahan baru yang serius dihadapi bangsa dan negara.

"Pertengahan April, 1,7 juta jiwa kehilangan pekerjaan baik formal maupun informal. Kalau ditotal tidak kurang dari 3 juta orang, setelah pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan Keppres tentang Kedaruratan Kesehatan,” kata Doni.

"Masyarakat yang ingin mendapatkan kartu prakerja mencapai 12 juta jiwa. Berarti dapat dikatakan bahwa ada sebanyak 12 juta jiwa yang kehilangan pekerjaan,” lanjutnya.

3. COVID-19 dapat dicegah melalui peningkatan daya tahan tubuh

Doni Monardo: COVID-19 Bukan Rekayasa, Ibarat Malaikat Pencabut NyawaPegawai KPK Jalani Test Swab (Dok. IDN Times/Humas KPK)

Ia menjelaskan, COVID-19 dapat dicegah melalui peningkatan daya tahan tubuh dan imunitas dari asupan gizi yang baik dan seimbang. Di sisi lain, untuk memperoleh makanan dengan menu gizi yang seimbang perlu adanya pendapatan.

"Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah makan makanan yang bergizi. Sedangkan cara untuk mendapatkan makanan harus ada uang,” katanya.

Oleh sebab itu, COVID-19 harus benar-benar diatasi melalui beradaptasi dengan kebiasaan baru, disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan jaga jarak aman.

Baca Juga: Gugus Tugas: Penularan COVID-19 Paling Rawan Terjadi Saat Makan

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya