TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Santri Nyoblos Pertama Kali, Ikut Referensi dari Sekolah

#GenZMemilih Rama tidak merasa grogi

Cerita Santri Nyoblos Pertama Kali (dok.pribadi/Dhiya Awlia Azzahra)

Indonesia tengah berpesta demokrasi dengan gelaran Pemilihan Umum 2024. Setiap orang rela mengantre selama berjam-jam demi bisa memberikan hak pilih mereka dan memilih pemimpin negeri ini.

Tahun ini, pemilih didominasi dari kelompok generasi Z dan millenial. Tentunya ini menjadi pengalaman baru dan menarik bagi mereka yang pertama kali nyoblos. Misalnya, Muhammad Ilham Ramadhan atau yang biasa disapa Rama yang tahun ini berusia 18 tahun. 

Kepada IDN Times, Rama datang ke tempat pemungutan suara (TPS) yang berlokasi di tempat tinggalnya, Cilegon, Banten. Ia mengaku pertama kalinya menggunakan hak suara, yang dianggap sayang kalau dilewatkan. Maka dari itu, ia memanfaatkan tanggal merah ini untuk merasakan pengalaman perdana mencoblos di TPS. 

Seperti pemilih pemula pada umumnya, ia juga memiliki cerita tersendiri saat mencoblos. Penasaran bagaimana cerita pemilih pemula ini? Simak sampai habis, ya! 

1. Rama tidak grogi, meski pemilih pemula

Cerita Santri Nyoblos Pertama Kali (dok.pribadi/Dhiya Awlia Azzahra)

Rama yang merupakan santri tingkat akhir dari Pondok Pesantren Kun Karima La Tansa 3, Pandeglang ini merasa tidak grogi meski baru pertama kali mencoblos dalam Pemilu 2024.

"Engga merasa deg-degan, karena sebelumnya udah riset dari website simulasi suara dan cek cara mencoblos di TikTok," tuturnya. 

Namun, ia sempat merasa bingung saat mencoblos salah satu surat suara pemilu. "Sempat bingung saat nyoblos DPD RI Banten, karena gak tahu orang-orangnya, akhirnya nyoblos random saja," jelasnya. 

Baca Juga: Lika-liku Pencoblosan si Anak Rantau: dari Sidoarjo ke Tangerang

2. Rama mencoblos berdasarkan referensi dari pihak sekolah

Cerita Santri Nyoblos Pertama Kali (dok.pribadi/Dhiya Awlia Azzahra)

Selain riset melalui internet dan media sosial, ia juga menceritakan soal referensinya dalam mencoblos di Pemilu 2024. Saat ditanya mengenai alasan memilih salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapes), ia mengakui, pilihannya berdasarkan anjuran dari pihak sekolah. 

"Memilih karena anjuran dari dari bapak pimpinan yayasan pesantren, jadi ikuti Beliau saja," katanya.

Selain itu, dia juga sempat mengikuti berita soal debat capres dan cawapres dan berdiskusi soal politik bersama teman-teman di pesantren. Dari sana, Rama pun kian mantap dengan pilihannya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya