TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

12 Km Jalan ke TNUK Dibangun, Rute Jalan Sumur hingga Taman Jaya

Nilai kontrak pembangunan ini mencapai Rp87,8 miliar

Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Banten (Wikimedia.org/Muhammad Adimaja)

Pandeglang, IDN Times - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banten memulai pembangunan jalan untuk mempermudah akses ke sekitar wisata Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Ruas jalan yang dibangun adalah Jalan Sumur -Taman Jaya. 

Proyek ini akan membangun jalan sepanjang 12,27 kilometer (km) yang diproyeksikan bisa menopang mobilitas masyarakat, hasil pertanian, dan kelautan, serta Kawasan Wisata TNUK.

Menurutnya, Kabupaten Pandeglang sangat berkontribusi kepada pangan nasional, sehingga Banten memiliki ketahanan pangan. "Ini harus kita dorong melalui pembangunan layanan dasar di sektor infrastruktur jalan," kata Al Muktabar.

Baca Juga: Mejeng di IFEX, Kerajinan Mebel dari Banten Diminati Pengunjung Asing

1. Pj Gubernur Banten: ini usulan masyarakat

Proyek pembangunan ruas Jalan Jalan Sumur -Taman Jaya di Banten (Antara/Mulyana)

Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengungkap bahwa pembangunan ruas jalan ini merupakan usulan dari masyarakat. Proyek ini resmi dimulai sejak Selasa, 5 Maret 2024 di Kampung Cipunaga, Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.

"Atas dukungan masyarakat dan DPRD, kami pastikan dibangun tuntas," kata Al Muktabar, seperti dikutip dari Antara. 

Dia juga mengungkap bahwa dana yang digunakan untuk membangun ruas jalan ini berasal dari Tahun Anggaran 2024.

2. Akses jalan ini juga berguna untuk pengembangan wisata ke TNUK

Burung merak hijau jawa yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Banten (Wikimedia.org/Muhammad Adimaja)

Selain untuk perekonomian dan mobilitas warga, Muktabar berharap pembangunan jalan ini juga bisa mempercepat akses wisata ke TNUK.

Seperti diketahui TNUK merupakan salah satu taman nasional tertua di Indonesia dan masuk dalam daftar salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991. 

Taman nasional ini juga menjadi habitat sejumlah hewan langka dan dilindungi, termasuk badak jawa yang bercula satu. 

Berita Terkini Lainnya