Jadi Nama Rumah Sakit Pusat Infeksi, Siapa Sulianti Saroso?

Sulianti Saroso bahkan pernah ikut berjuang loh

Tangerang, IDN Times – Di tengah wabah virus corona yang menjangkiti Indonesia, nama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI-SS) masih menjadi rumah sakit utama untuk menangani pasien COVID-19.

Hingga Kamis sore, penderita COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 309 orang dan sebagian dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Beberapa pasien COVID-19 dari Banten pun menjalani perawatan di rumah sakit yang berada yang berada di Jakarta Utara tersebut.

Sebelum menangani wabah COVID-29 yang sudah melanda 173 negara di dunia, RSPI juga menjadi rumah sakit rujukan saat merebaknya kasus SARS, flu burung, dan difteri.

Di balik nama besar rumah sakit yang menjadi andalan itu, ada seorang dokter, yaitu Sulianti Saroso. Bernama lengkap Julie Sulianti Saroso, dokter perempuan ini lahir di Karangasem, Bali pada tanggal 10 Mei 1917. 

Bagaimana sepak terjang Sulianti Saroso? Simak nih penjelasannya yang disarikan dari berbagai sumber. 

Baca Juga: [BREAKING] Ada 82 Kasus Baru, Jumlah Kasus Positif COVID-19 Jadi 309

1. Lahir di Bali, Sulianti mengenyam pendidikan dari Bandung hingga Inggris dan Amerika Serikat

Jadi Nama Rumah Sakit Pusat Infeksi, Siapa Sulianti Saroso?Dokumentasi Keluarga/Indonesia.go.id

Julie Sulianti Saroso memulai pendidikan dasarnya di sekolah Belanda Eropeesche Lagere School (ELS) dan pendidikan menengah elite di Gymnasium Bandung.

Sulianti kemudian meneruskan pendidikannya ke sekolah tinggi kedokteran di Jakarta, yang di era 1940-an, sekolah itu bernama GeneeskundigeHogeSchool (GHS). Meskipun sebagian besar murid di sana berkulit putih, Sulianti tetap konsisten mengenyam pendidikan di sekolah tersebut hingga lulus pada tahun 1942.

Sulianti tak mau berhenti sampai di situ saja. Dia kembali melanjutkan pendidikannya di Inggris hingga Amerika Serikat pada peride 1950-1951. Salah satu hasilnya, ia mendapatkan certificate of Public Health Administrasion dari Universitas London. Tahun 1962 ia kembali memperoleh gelar Master of Public Health (MPH) dan Tropical Medicine (TM).

Sulianti yang masih haus akan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran kemudian mengambil S3. Tahun 1965 dia berhasil meraihnya setelah mempertahankan disertasi atau paparan diskusi yang menyertai sebuah pendapat atau argumen (tesis) yang berjudul The Natural History of Enteropathogenic Escherechia Coli Infections di Tulane Medical School New Orleans, Amerika Serikat. 

2. Masuk Kemenkes RI hingga meraih gelar profesor

Jadi Nama Rumah Sakit Pusat Infeksi, Siapa Sulianti Saroso?RSPI Sulianti Saroso (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Studinya di bidang kesehatan ternyata juga membawa Sulianti mengabdi di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 1951. Dia menduduki jabatan Kepala Bagian Kesejahteraan Ibu dan Anak, Kepala Hubungan Luar Negeri, Wakil Kepala Bagian Pendidikan, Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat Desa dan Pendidikan Kesehatan Rakyat, dan Kepala Planning Board.

Tahun 1967 Sulianti menjabat Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan dan Pembasmian Penyakit Menular (P4M) dan merangkap Ketua Research Kesehatan Nasional (LRKN) Departemen Kesehatan. Berselang dua tahun kemudian, ia resmi menyandang gelar profesor dari Universitas Airlangga Surabaya.

3. . Ini rekam jejak dan karier internasional Sulianti

Jadi Nama Rumah Sakit Pusat Infeksi, Siapa Sulianti Saroso?RSPI Sulianti Saroso (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Setelah mengabdi selama delapan tahun, Sulianti mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dirjen P4M dan diangkat menjadi Kepala Badan Penelitian serta Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan sampai dengan tahun 1978. Kemudian tahun 1978 ia diangkat menjadi anggota tim perumus dan evaluasi Program Utama Nasional Bidang Ristek yang diperbantukan pada Menteri Negara Ristek RI.

Kariernya pun terus naik, hingga pada tanggal 1 Januari 1979 ia diangkat menjadi staf ahli Menteri Kesehatan. Di tahun yang sama ia ditunjuk sebagai anggota Board of Trystess of the International Center of Diarhoel Disease Research Bangladesh dan menjabat Chairman of the Board hingga tahun 1980.

Tahun selanjutnya Sulianti menjadi penasehat Proyek Perintis Bina Keluarga dan Balita di bawah Menteri Muda Urusan Peranan Wanita, kemudian tahun 1982 diangkat menjadi Dosen pada Lembaga Kedokteran Gigi Dinas Kesehatan Angkatan Laut.

Prestasinya dalam pekerjaan tidak sampai di situ, Sulianti pernah menjabat Ketua Gugus Tugas Penyusunan Rencana Lima tahun PELITA II sektor Kesehatan. Dia juga mewakili Pemerintah RI dalam sidang-sidang Internasional di Bidang Kesehatan, menjadi anggota WHO Expert Committee of Maternity and Child Health, anggota Komisi PBB Community Development di Negara-negara Afrika, anggota Honorary Society on Public Health Delta Omega, anggota WHO Expert Committee of Internasional Surveilance of Communicable Diseases, anggota Komisi Nasional Kedudukan Wanita Indonesia dan President of the World Health Assembly dan anggota Badan Eksekutif WHO.

4. Ikut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

Jadi Nama Rumah Sakit Pusat Infeksi, Siapa Sulianti Saroso?RS Bethesda Yogyakarta, tempo dulu (https://www.bethesda.or.id/)

Dikutip dari Good News From Indonesia, Sulianti sempat bekerja sebagai dokter di RS Umum Pusat di Jakarta--kini dikenal sebagai RS Cipto Mangunkusumo/RSCM--di era di pendudukan Jepang.  Pada awal kemerdekaan, ia ikut bertahan di rumah sakit besar itu.

Ketika ibu kota negara pindah ke Yogyakarta, Sulianti turut hijrah menjadi dokter republiken dan bekerja di RS Bethesda Yogyakarta.

Di Yogyakarta, Sulianti terjun sebagai dokter perjuangan. Ia mengirim obat-obatan ke kantung-kantung gerilyawan republik, dan terlibat dalam organisasi taktis seperti Wanita Pembantu Perjuangan, Organisasi Putera Puteri Indonesia, selain ikut dalam organisasi resmi KOWANI.

Melalui RRI Yogyakarta dan harian Kedaulatan Rakjat, ia menyampaikan gagasan tentang pendidikan seks, alat kontrasepsi, dan pengendalian kehamilan dan kelahiran.

Bagi Sulianti, korelasi kemiskinan, malnutrisi, buruknya kesehatan ibu dan anak, dengan kelahiran yang tak terkontrol, adalah fakta terbuka yang tak perlu didiskusikan. Yang mendesak ialah aksi untuk memperbaikinya.

5. Ini sederet penghargaan berkat jasa besar yang diberikan Sulianti, termasuk nama rumah sakit

Jadi Nama Rumah Sakit Pusat Infeksi, Siapa Sulianti Saroso?massbiologicshistory.umassmed.edu

Jasa Profesor Sulianti Saroso dalam dunia kesehatan turut menyumbangkan berbagai piagam penghargaan, mulai dari dalam negeri hingga luar negeri. Berikut berbagai penghargaan yang diraih Sulianti:

  1. Piagam Pengabdian dan Jasa dalam meningkatkan Usaha Kesehatan (hygiene dan sanitasi) dari Menteri Kesehatan.
  2. Piagam dari Pemerintah India atas jasanya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
  3. Piagam Pegawai Teladan dari Menteri Kesehatan.
  4. Bintang Mahaputra Pratama dari Presiden RI tahun 1975.
  5. Bintang Penghargaan dari WHO South-east Asia Regional Committee
  6. Piagam Penghargaan dari WHO Jenewa atas partisipasinya dalam membasmi penyakit cacar di dunia.
  7. Piagam dari IDI atas semangat pengabdiannya yang luar biasa kepada dunia kedokteran dan kesehatan Indonesia.
  8. Piagam Penghargaan dari Queensland Institute of Medical Research, Brisbane Australia.

Julie Sulianti Saroso juga adalah salah satu dari dua orang wanita yang pernah menjabat Presiden Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) selain Rajkumari Amrit Kaur dari India. Julie menjabat pada tahun 1973 sedangkan Rajkumari menjabat tahun 1950. Keduanya berasal dari benua Asia.

Untuk menghormati jasa-jasanya, sebuah rumah sakit di Jakarta diberi nama sesuai namanya, yaitu Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Baca Juga: [UPDATE] RSPI Sulianti Saroso Rawat 9 Pasien Positif Virus Corona

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya