Menteri BUMN: Fasilitas di Bandara Soetta Siap untuk Cegah COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir meninjau fasilitas dan perlengkapan pencegahan Virus Corona atau COVID-19 di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/3). Hal itu dilakukannya untuk memastikan bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura (AP) II mampu mencegah masuknya virus asal Wuhan, Tiongkok itu.
Selain itu juga, Erick ingin memastikan kalau pelayanan di fasilitas dan perlengkapan itu dapat maksimal atau dapat memenuhi harapan masyarakat.
Baca Juga: Ada Penumpang Meninggal, Bandara Soetta: Bukan Karena COVID-19
1. AP II dinilai sudah miliki pengalaman dalam pencegahan penyakit
Erick mengatakan, Kementerian BUMN sudah bersinergi dengan instansi dan lembaga lain untuk mencegah penyebaran virus corona. Menurut Erick, AP II sudah memiliki pengalaman dalam pengecekan kesehatan penumpang terhadap penyakit tertentu pada Asian Games Jakarta/Palembang 2018.
Kementerian BUMN dan AP II, imbuhnya, ingin memastikan semua penumpang yang datang dan pergi melalui bandara-bandara, khususnya Soetta, terjaga kesehatannya.
"Kami gak mau buat panik, tapi kalau memang mereka ada indikasi (sakit) ya kita segera bantu, bukan tindak. Karena itu, flow-nya dari mulai masuk bahkan kedatangan semua kita coba meminimalisir risiko dengan alat yang besar dan kecil," jelasnya.
2. Karantina Bandara Soetta dipastikan siap
Menurut Erick, fasilitas Karantina Bandara Soekarno-Hatta juga sudah siap. Petugas dan paramedis juga memiliki pengalaman lebih melalui aktivitas umrah dan haji. Apalagi peralatan juga dipastikannya sudah tersedia, dengan harapan dapat mencegah virus tersebut.
"Tentu menjaga dari pada agar tidak terus menyebar (virus) atau meminimalisasi," ujarnya.
3. Erick sebut negara lain juga bisa dibatasi masuk ke Indonesia
Erick menjelaskan, pembatasan terhadap penumpang dari negara Tiongkok, Italia, Iran dan Korea Selatan merupakan kebijakan pemerintah. Diberitakan sebelumnya, pemerintah mewajibkan penumpang dari tiga negara itu--atau pernah singgah di sana--wajib melengkapi diri dengan health certificate atau sertifikat kesehatan dari negara asal.
Menurut Erick, praktik seperti itu sudah dilaksanakan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Prancis. "ni yang kita tidak mau, kalau Indonesia jadi negara yang di poin nomor dua, seperti yang kita tahu Saudi sudah memasukkan Indonesia di poin nomor dua, dengan umrah dan haji disetop," jelas Erick.
Baca Juga: Penumpang dari 3 Negara Ini Wajib Bawa Sertifikat Kesehatan