Strategi Baru BUMN untuk Tekan Kerugian Akibat Wabah COVID-19

Erick: Fokus pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi

Tangerang, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak menutup mata atas kerugian yang dihadapi pelaku bisnis khususnya penerbangan setelah merebaknya virus corona. Hal serupa juga dihadapi perusahaan pelat merah, Garuda Indonesia. 

Salah satu kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona tipe baru, COVID-19 adalah menyetop pendatang dari Tiongkok dan mewajibkan penumpang dari tiga negara untuk membawa sertifikat kesehatan.

Namun, Erick menilai, penurunan penumpang setelah berbagai kebijakan pencegahan virus corona itu bisa diatasi dengan strategi dan peluang baru. Garuda Indonesia, misalnya, membuka penerbangan dari India-Bali-Labuan Bajo dan ke Australia. Ercik menilai, strategi tersebut sangat potensial untuk perusahaan itu.

Baca Juga: Penumpang dari 3 Negara Ini Wajib Bawa Sertifikat Kesehatan

1. Menteri BUMN: turis dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan turun

Strategi Baru BUMN untuk Tekan Kerugian Akibat Wabah COVID-19Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan kerja ke Bandara Soekarno-Hatta. Dia meninjau dan melihat fasilitas dan perlengkapan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Bandara Soetta (IDN Times/Candra Irawan)

Erick mengatakan, beberapa waktu lalu, Garuda Indonesia membuka akses ke Australia, yang menjadi opportunity atau kesempatan meskipun tidak dapat maksimal untuk menggantikan turis Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan yang tengah menurun.

"Apalagi kita lihat perjalanan dalam negeri itu sudah menurun," jelasnya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/3).

2. Hadapi wabah corona, pemerintah berencana memberikan insentif bagi tenaga kerja

Strategi Baru BUMN untuk Tekan Kerugian Akibat Wabah COVID-19Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan kerja ke Bandara Soekarno-Hatta. Dia meninjau dan melihat fasilitas dan perlengkapan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Bandara Soetta (IDN Times/Candra Irawan)

Selain itu, pemerintah juga sempat memberikan solusi berupa insentif terhadap hotel dan juga rumah makan yang terdampak wabah virus itu. Bahkan, rencananya pemerintah juga akan memberikan bantuan tenaga kerja terhadap sektor-sektor yang terkena imbas setelah wabah virus corona merebak.

"Saya rasa ini sesuatu yang lumrah kalau tadi yang saya perhatikan negara lain melakukan hal yang sama, Jepang kalau tidak salah 4 billion US dollar (US$4 juta) untuk mengantisipasi virus corona. Korea dan Italia kalau enggak salah sudah mulai more gates, jadi pembayaran cicilan rumah sudah mulai diantisipasi," ujarnya.

3. Fokus utama pemerintah untuk menjaga kestabilan ekonomi

Strategi Baru BUMN untuk Tekan Kerugian Akibat Wabah COVID-19

Erick menjelaskan, semua negara akan melakukan hal-hal tersebut, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil.

"Kalau dilihat pasti pertumbuhan ekonomi secara global akan menurun, tapi pasti gimana caranya kita menstabilkan," katanya.

4. Erick enggan berkomentar soal kerugian AP II

Strategi Baru BUMN untuk Tekan Kerugian Akibat Wabah COVID-19

Ketika ditanya mengenai kerugian yang dialami AP II, Erick enggan berkomentar banyak. Menurutnya saat ini prioritas utama pemerintah adalah menjaga kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

"Sebagai bangsa besar yang penduduknya besar dan market-nya besar ini harus menjadi prioritas, termasuk tadi ketika ada epidemik seperti ini kita tidak bisa bicara untung rugi selama kita antisipasi. Kita juga harus memastikan dalam kondisi ekonomi seperti ini, kepastian bekerja tetap kita jaga," ucap Erick.

Baca Juga: [FOTO] Fasilitas dan Peralatan untuk Cegah COVID-19 di Bandara Soetta

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya