[UPDATE] 6,3 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona, AS Tertinggi

#NormalBaru dan #HidupBersamaCorona

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 6,3 juta orang di dunia positif terjangkit virus corona. Laman World O Meter pada Selasa (2/6) pagi melaporkan, angka kasus COVID-19 secara global hingga pukul 06.00 WIB mencapai 6.358.217 kasus.

Kasus tertinggi tercatat berada di Amerika Serikat, dengan total 1.858.457 kasus. Lalu, bagaimana dengan kondisi pandemik di negara lain?

1. Sebanyak 377.000 orang di dunia telah meninggal dunia akibat COVID-19

[UPDATE] 6,3 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona, AS TertinggiLahan pemakaman jenazah COVID-19 klaster unit Kristen hanya berjarak lima meter dari jalanan kendaraan ambulans berhenti. (IDN Times/Candra Irawan)

Berdasarkan laporan di laman World O Meter, total kasus kematian akibat COVID-19 mencapai 377.028 kasus. Sedangkan, pasien sembuh tercatat mencapai 2.888.571 orang.

Dari laman yang sama, tercatat kasus yang terinfeksi virus corona saat ini berdasarkan catatan kasus aktif mencapai 3.092.618 kasus. Dua persen di antaranya berada di fase serius atau kritis, yaitu 53.402 kasus.

Baca Juga: [LINIMASA-2] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

2. Amerika Serikat masih menjadi episentrum dunia kasus COVID-19

[UPDATE] 6,3 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona, AS TertinggiSeorang polisi mengontrol pembatasan sosial saat pandemik COVID-19 di Domino Park di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 16 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz

Sementara, episentrum kasus COVID-19 masih berada di Amerika Serikat dengan kasus positif sebanyak 1.858.457 kasus. Total kematian akibat virus corona berjumlah 106.912 kasus, dan 608.670 kasus sembuh.

Menyusul Amerika Serikat, Brasil menjadi negara kedua dengan jumlah kasus tertinggi di angka 526.477 kasus, dan total kematian 29.937 kasus.

3. Daftar 10 negara di dunia dengan kasus positif COVID-19 tertinggi

[UPDATE] 6,3 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona, AS TertinggiPetugas ambulans membawa seorang pasien COVID-19 di Rumah Sakit Severo Ochoa, Leganes, Spanyol, pada 26 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Susana Vera

Tiongkok yang semula menjadi titik awal penyebaran COVID-19 dan berada di puncak negara dengan kasus positif tertinggi, kini pelan-pelan berada di peringkat bawah. Hal itu seolah menunjukkan kepada dunia bahwa kebijakan karantina wilayah total yang mereka terapkan sudah berhasil. Bahkan, sejak awal April lalu, lockdown di Kota Wuhan, tempat kali pertama virus itu berasal, sudah tidak diberlakukan. 

Sementara, catatan merah nampak di Rusia. Negara tersebut mencatat ada 9.035 kasus baru COVID-19, sehingga total kasus di sana menembus 414.878 kasus. Sementara, penambahan kasus meninggal baru sebanyak 162 kasus, dengan total mencapai 4.855 kasus.

Berikut adalah 10 negara di dunia dengan kasus positif COVID-19 tertinggi, berdasarkan laporan World O Meter:

1. Amerika Serikat: 1.858.457 kasus; 106.912 (meninggal dunia); 608.670 (sembuh)
2. Brasil: 526.477 kasus; 29.937 (meninggal dunia); 206.555 (sembuh)
3. Rusia: 414.878 kasus; 4.855 (meninggal dunia); 175.877 (sembuh)
4. Spanyol: 286.718 kasus; 27.127 (meninggal dunia); 196.958 (sembuh)
5. Inggris: 276.332 kasus; 39.045 (meninggal dunia); tidak diketahui secara pasti (sembuh)
6. Italia: 233.197 kasus; 33.475 (meninggal dunia); 158.355 (sembuh)
7. India: 198.370 kasus; 5.608 (meninggal dunia); 95.754 (sembuh)
8. Perancis: 189.220 kasus; 28.833 (meninggal dunia); 68.440 (sembuh)
9. Jerman: 183.765 kasus; 8.618 (meninggal dunia); 165.900 (sembuh)
10. Peru: 170.039 kasus; 4.634 (meninggal dunia); 68.507 (sembuh).

4. Gejala dan cara pencegahan virus corona

[UPDATE] 6,3 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona, AS TertinggiWarga antre untuk melakukan tes asam nukleat di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 17 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh Virus Corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis (19/3) mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: KBRI Washington Pastikan Kondisi Seluruh WNI di Amerika Serikat Aman

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya