BMKG: Rentetan Gempa 7 Juli 2020 Patut Diwaspadai

Salah satunya gempa yang melanda Lebak, Banten

Serang, IDN Times - Sejumlah gempa bumi dengan kekuatan di atas Magnitudo (M) 5 menggoyang beberapa wilayah di Pulau Jawa, termasuk di Lebak, Banten. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan, gempa memang sulit diprediksi. 

"Tetapi dengan adanya rentetan aktivitas gempa ini, tentu patut kita harus mewaspadai," kata Daryono, seperti dikutip dari ANTARA, Selasa, 7 Juli 2020.

Baca Juga: Berpusat di Darat, Ini Sebab Gempa di Rangkasbitung Lebak

1. Ada jenis gempa besar yang diawali dengan gempa pendahuluan

BMKG: Rentetan Gempa 7 Juli 2020 Patut DiwaspadaiIlustrasi gempa bumi (Dok. BNPB)

Lebih lanjut Daryono menjelaskan, dalam ilmu gempa atau seismologi, khususnya pada teori tipe gempa, ada tipe gempa besar yang kejadiannya diawali dengan gempa pendahuluan atau gempa pembuka.

Setiap gempa besar, kata dia, hampir dipastikan didahului dengan rentetan aktivitas gempa pembuka. Tetapi rentetan gempa yang terjadi di suatu wilayah juga belum tentu berakhir dengan munculnya gempa besar.

"Inilah karakteristik ilmu gempa yang memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi yang penting juga untuk kita pahami," tambah dia.

2. Indonesia memiliki banyak sumber gempa

BMKG: Rentetan Gempa 7 Juli 2020 Patut DiwaspadaiCommons.wikimedia.org/NASA

Lebih lanjut dia menjelaskan, sebenarnya apa yang terjadi di beberapa wilayah gempa tersebut adalah manifestasi pelepasan medan tegangan pada sumber gempa masing-masing.

Masing-masing sumber gempa mengalami akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri, mencapai stres maksimum sendiri-sendiri, hingga selanjutnya mengalami pelepasan energi sebagai gempa juga sendiri.

"Ini konsekuensi logis daerah dengan sumber gempa sangat aktif dan kompleks. Kita memang memiliki banyak sumber gempa sehingga jika terjadi gempa di tempat yang relatif berdekatan lokasinya dan terjadi dalam waktunya yang relatif berdekatan maka itu hanya kebetulan saja," katanya.

2. Sumber gempa di Banten, Selat Sunda, dan Jepara berbeda

BMKG: Rentetan Gempa 7 Juli 2020 Patut DiwaspadaiInstagram.com/infobmkg

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, gempa yang terjadi secara beruntun pada hari Selasa 7 Juli 2020 tidak memiliki kaitan satu sama lain. Gempa yang dia maksud adalah gempa Laut Jawa di utara Jepara berkekuatan M6,1 yang terjadi pagi pukul 05.54.44 WIB; gempa Selatan Banten M5,1 pukul 11.44.14 WIB; gempa Selatan Garut M 5,0 pukul 12.17.51 WIB; dan gempa Selatan Selat Sunda M 5,2 pada 13.16.22 WIB.

"Gempa-gempa itu berada pada sumber gempa yang berbeda, kedalaman yang berbeda, dan juga berbeda mekanismenya," kata Triyono dalam keterangan yang dikutip dari Instagram BMKG. 

Menurut dia, banyak masyarakat yang menanyakan apakah gempa yang terjadi di Banten Selatan dan Selatan Garut bersumber dari sumber gempa yang sama atau tidak. "Kedua gempa tersebut bersumber dari sumber gempa yang berbeda," jelasnya.

Gempa Banten selatan terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer, sementara Gempa Selatan Garut dan Selatan Selat Sunda dipicu oleh adadanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di zona megathrust.

Baca Juga: [BREAKING] Rangkasbitung Lebak Diguncang Gempa

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya