Tetap Gelar Ritual di Tengah Pandemik, Tetua Baduy: Kami Takut Kualat

Karena pandemik, Seba Baduy digelar sederhana

Lebak, IDN Times - Suku Baduy tetap akan menggelar ritual Seba Baduy pada akhir Mei 2020. Tetua adat setempat berharap, tradisi ini bisa berjalan lancar tanpa kendala di tengah pandemik COVID-19. 

Biasanya, ritual ini dihadiri ribuan warga Baduy. Namun, tahun ini berbeda karena ada pandemik.

"Hanya diikuti sekitar 30 perwakilan. Itu berbeda dari tahun sebelumnya yang hingga dihadiri ribuan warga Baduy," kata Jaro Saija, Tetua Adat Masyarakat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Rabu (20/5). 

Baca Juga: Ada Ritual Adat Kawalu, Kunjungan ke Baduy Ditutup 3 Bulan

1. Suku Baduy memahami imbauan pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan

Tetap Gelar Ritual di Tengah Pandemik, Tetua Baduy: Kami Takut KualatIDN Times/Muhamad Iqbal

Ritual ini biasanya dihadiri ribuan warga Baduy Luar dan Dalam. Baduy Luar biasanya mengenakan pakaian khas berwarna pakaian hitam dan lomar ikat kepala biru. Sementara warga Baduy Dalam berpakaian putih-putih dan lomar ikat kepala putih.

Namun, kata Jaro, Seba Baduy tahun 2020 akan berbeda dan hanya dihadiri 30 perwakilan tokoh masyarakat Baduy. Mereka yang hadir antara lain: tiga "tangtu," tujuh "dangka," dan perwakilan dari lembaga desa.

"Kita memaklumi adanya imbauan dari pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan tidak berkerumun untuk pencegahan virus corona," kata Jaro Saija.

2. Suku Baduy tetap melaksanakan tradisi Seba Baduy meski pandemik karena takut kualat

Tetap Gelar Ritual di Tengah Pandemik, Tetua Baduy: Kami Takut KualatRitual Seba Baduy biasanya diikuti ribuan orang (Antaranews)

Jika tak ada aral, tradisi Seba Baduy akan digelar pada 30-31 Mei 2020, dengan kegiatan pertama bersilatuhrahmi dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya beserta pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebak. 

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan bertemu Gubernur Banten Wahidin Halim dan juga pejabat Pemerintah Provinsi Banten.

Ia menyatakan pelaksanaan Seba Baduy wajib dilaksanakan, mesti sederhana karena merupakan bagian rukun adat masyarakat Baduy yang dititipkan dari leluhur nenek moyang.

Selain itu, tradisi Seba Baduy juga digelar saat pemerintahan kerajaan, termasuk kerajaan Islam di Banten yang dipimpin Sultan Hasanuddin. "Kami takut kualat atau terjadi bencana jika tidak menggelar Seba Baduy, karena titipan dari leluhur juga keputusan tokoh adat itu," kata Jaro Saija.

3. Melalui ritual ini, warga Baduy kemungkinan akan meminta lahan kepada kepala daerah mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah

Tetap Gelar Ritual di Tengah Pandemik, Tetua Baduy: Kami Takut Kualat(Instagram/ViaJayabaya)

Lebih lanjut Jaro menjelaskan, tradisi Seba Baduy sudah dipersiapkan dengan membawa hasil bumi, seperti pisang, padi huma, beras ketan, gula aren, talas dan pertanian lainnya. Hasil pertanian masyarakat Baduy yang dikembangkan di lahan perkebunan ladang sekitar Kecamatan Leuwidamar, Gunungkencana, Cimarga, Sobang, Cirinten, Bojongmanik dan Cileles dan nantinya akan diserahkan kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten.

Para petani masyarakat Baduy menggarap lahan pertanian itu, di antaranya ada yang menyewa lahan dan menempati lahan Perum Perhutani dan ladang orang lain dengan sistem bagi hasil.

Karena itu, dalam agenda tradisi Seba Baduy kemungkinan masyarakat Baduy akan meminta pada kepala daerah setempat untuk memberikan lahan pertanian sehubungan penduduk Baduy terus bertambah, sedangkan lahan garapan tanah hak ulayat adat relatif kecil.

"Kami tahun-tahun lalu juga selalu perjuangkan permintaan lahan pada Bupati Lebak dan Gubernur Banten," katanya.

4. Hingga kini, COVID-19 tidak menjangkiti Suku Baduy

Tetap Gelar Ritual di Tengah Pandemik, Tetua Baduy: Kami Takut Kualat(ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Hingga saat ini, menurut Jaro, belum ada satupun warga Baduy--dari total 11.600 jiwa--yang terjangkiti COVID-19. 

Namun demikian, pihaknya tetap menaati aturan pemerintah dengan berada di rumah, tidak keluar daerah dan juga menjaga jarak serta memakai masker.

Selain itu juga pemukiman masyarakat Baduy dijaga agar orang luar atau pengunjung dilakukan pemeriksaan kesehatan dengan melibatkan puskesmas setempat. "Kami berharap pelaksanaan Seba Baduy lancar di tengah pandemi COVID-19 itu," katanya.

Sementara itu, Kudil (40), seorang warga Baduy Luar mengatakan pihaknya sangat mendukung perayaan Seba Baduy tetap digelar di tengah pandemi COVID-19 karena merupakan warisan adat.

Selain itu juga pemerintah harus melestarikan budaya kearifan lokal, termasuk tradisi Seba Baduy.

"Kami berharap momentum tradisi Seba Baduy dapat membebaskan Indonesia dari wabah corona," kata Kudil, yang juga seniman Baduy itu.

Baca Juga: Ritual Kawalu, Lockdown ala Suku Baduy

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya