Lika-liku Pencoblosan si Anak Rantau: dari Sidoarjo ke Tangerang

#GenZMemilih calon pemimpin Republik Indonesia!

Rabu, 14 Februari 2024, hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Bukan tentang hari kasih sayang biasa, melainkan hari yang menjadi saksi tentang arah pergerakan Indonesia di kemudian hari.

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, tiba saatnya bagi masyarakat Indonesia menentukan pilihan. Tidak hanya calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), tetapi juga para anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

Ini pengalaman saya, Jocelyn Valencia, saat mencoblos saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

Baca Juga: Potret Jibaku Distribusi Logistik Pemilu 2024 di Banten

1. Cuaca gerimis bukan hambatan

Lika-liku Pencoblosan si Anak Rantau: dari Sidoarjo ke TangerangTPS 70 di Villa Melati Mas, BSD, Tangerang Selatan (dok. pribadi/Jocelyn Valencia)

Jam masih menunjukkan pukul 07.30 pagi. Namun, sudah banyak warga berbondong-bondong ke TPS 70 di Villa Melati Mas, BSD, Tangerang Selatan. Sama seperti ratusan juta warga Indonesia lainnya, mereka datang untuk mencoblos para calon pemimpin yang didam-idamkan. 

Meskipun cuaca masih mendung dan gerimis karena hujan lebat semalaman, para pemilih tetap semangat ke TPS. Jalanan yang becek tak menghalangi mereka.  

“Kalau lebih siang lagi bakal rame dan antreannya panjang. Jadi lebih suka pagi-pagi gini, hujan nggak apalah yang penting milih," ujar Angie, salah satu anak muda yang datang.

2. Pemegang formulir A5 dapat memilih dengan mudah

Lika-liku Pencoblosan si Anak Rantau: dari Sidoarjo ke TangerangTPS 70 di Villa Melati Mas, BSD, Tangerang Selatan (dok. pribadi/Jocelyn Valencia)

Berbeda dengan lima tahun sebelumnya, tahun ini, para pemegang formulir A5 di TPS 70 dapat memilih dengan mudah. Tidak ada hambatan dari pihak panitia penyelenggara sehingga pemilihan berjalan dengan lancar.  

Awalnya saya memang melihat kebingungan di wajah salah satu panitia dalam mengurus Daftar Pemilih Tetap Tambahan (DPTb) ini. Namun, ketua KPPS TPS 70, Budi yang hadir membantu proses pendaftaran saya sehingga bisa mendapatkan surat suara untuk memilih. 

“Mbaknya isi form pendataan pindah pemilih dulu itu,” ujar Budi kepada seorang panitia yang menangani saya. 

Saya sebagai anak rantau dari Sidoarjo, Jawa Timur sempat khawatir tidak bisa mencoblos karena kurangnya koordinasi antarpanitia TPS. Namun, kini lega rasanya.

Singkat cerita, prosesnya bagi DPTb yaitu membawa KTP dan formulir A5 ke TPS pindahan. Lalu, DPTb akan diminta mengisi formulir pendataan pindah pemilih. Setelah itu, mereka akan diberikan surat suara oleh petugas dan dapat mencoblos dengan cara pada umumnya. 

3. Perihal pengajuan “Pindah Pemilih”

Lika-liku Pencoblosan si Anak Rantau: dari Sidoarjo ke TangerangIlustrasi surat suara (dok. pribadi/Jocelyn Valencia)

Saya adalah anak rantau yang menempuh pendidikan dan meniti karier di Jabodetabek. Sebelum dapat mencoblos di TPS di perantauan ini, ada beberapa langkah yang harus saya tempuh. 

Sebagai generasi muda yang dinilai memegang suara terbanyak sebesar 60 persen-- menurut Centre for Strategic and International Studies (CSIS)-- saya sangat antusias dalam memilih. Namun, sayangnya saya terlambat untuk mengajukan “pindah pemilih” yang telah dibuka H-30 sebelum hari pemungutan suara.

Pengajuan tersebut telah ditutup pada 15 Januari 2024 lalu dan saya baru melihat informasi tersebut sehari setelahnya.

Hari itu, saya terus mencari cara agar tetap bisa memilih. Seketika saya membuka media sosial dan saya menemukan ternyata masih ‘banyak’ juga teman sepantaran yang tertinggal informasi soal pengajuan “pindah pemilih”.

“Aku nggak tahu, lho kalau pindah pemilih cuma sampai 15 Januari,” kata Claudia Nicolla, seorang mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) lewat pesan singkat.

Hal serupa diungkapkan oleh Angel Austin dan Michelle Patricia bahwa mereka tak bisa memilih karena tidak tahu informasinya.

Saya mulai berpikir, sebulan bukanlah waktu yang singkat untuk membuka kesempatan bagi orang-orang dalam kepengurusan “pindah pemilih”. Namun, mengapa masih banyak dari anak-anak muda ini terlewat informasi?

Mungkin kami yang kurang update dengan informasi seputar Pemilu 2024, atau mungkin memang kurangnya “sosialisasi” terkait “pindah pemilih” ini karena tertumpuk arus berita yang hanya berfokus pada update debat, kegiatan para capres, cawapres, dan caleg lainnya.

4. Kerinduan anak rantau bisa memilih

Lika-liku Pencoblosan si Anak Rantau: dari Sidoarjo ke TangerangTPS 70 di Villa Melati Mas, BSD, Tangerang Selatan (dok. pribadi/Jocelyn Valencia)

Beberapa hari kemudian, saya mendengar kabar bahwa orang-orang dapat kembali mengurus “pindah pemilih” dan pengajuan akan ditutup pada 7 Februari 2024, tepat H-7 sebelum hari pemungutan suara. Namun, perpanjangan ini hanya berlaku bagi mereka yang memenuhi beberapa syarat tertentu, salah satunya bertugas di tempat lain.

Akhirnya, alih alih menggunakan surat keterangan mahasiswa aktif, saya mencoba peruntungan menggunakan surat tugas yang saya dapat melalui perusahaan tempat saya bekerja. Saya mencoba urus surat tersebut di daerah asal saya agar mendapatkan formulir A5.

Namun, dua kali saya dilempar dari panitia satu ke panitia lain karena keterbatasan pengetahuan mereka soal penerbitan formulir ini. Setelah 2-3 hari menunggu, baru sampailah saya pada seseorang yang membantu mendapatkan formulir A5 tersebut. Beliau adalah Iskandar, seorang petugas Panitia Pemungutan Suata (PPS) dari daerah asal saya di Desa Krembung, Kabupaten Sidoarjo.

Begitu ceritanya. Setelah melewati lika-liku pengajuan “pindah pemilih”, akhirnya saya bisa mencoblos di TPS 70, Villa Melati Mas BSD ini. Lalu, bagaimana dengan beberapa teman saya yang lain?

Mereka mencoba peruntungan dengan membawa KTP dan menunjukkan kartu DPT ke TPS terdekat dengan harapan tetap bisa memilih. Berbeda orang, berbeda cerita. Ada dari mereka yang tetap bisa memilih di saat-saat akhir sebelum TPS ditutup karena kebagian slot surat suara. Namun, ada juga yang kehabisan sehingga dengan berat hati, ia tetap tak dapat mencoblos pilihannya.

Baca Juga: Nyoblos di TPS Khofifah, Gen Z: Riset Dulu Sebelum Gunakan Hak Pilih

5. Satu suara sangat menentukan

Lika-liku Pencoblosan si Anak Rantau: dari Sidoarjo ke TangerangTPS 70 di Villa Melati Mas, BSD, Tangerang Selatan (dok. pribadi/Jocelyn Valencia)

Bagi beberapa anak muda dapat memilih di Pemilu 2024 ini adalah sebuah kesempatan emas karena “satu suara” kami akan sangat menentukan. Itulah mengapa kami mencoba berbagai cara agar tetap bisa memilih meskipun di tempat rantau. 

Bagaimana pun juga saya mengucapkan terima kasih pada Pemilu tahun ini. Pemilu yang mengajarkan saya banyak hal berharga, termasuk pentingnya kesadaran diri sebagai anak muda yang dinilai memegang suara terbesar.

Jadi sudahkah kamu memilih hari ini? Salam pemilu dan selamat menentukan pilihanmu, ya!

Baca Juga: Linimasa Pemilu 2024 Sampai Pelantikan Presiden

Jocelyn Valencia Photo Community Writer Jocelyn Valencia

Jocelyn is a Journalism Student at Universitas Multimedia Nusantara. Her enthusiasm for being a young journalist drives her to continuously improve her skills and stay update with the latest trends.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya