Bank Banten Jual Kredit ASN ke BJB, Nilai Aset Ditaksir Rp1,5 Triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Bank Banten menjual aset yang ditaksir senilai Rp1,5 triliun, berupa kredit Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) ke Bank Jabar. Penjualan aset kredit ASN itu dilakukan Bank Banten untuk menanggulangi kesulitan likuiditas.
Pengalihan aset atau cessie merupakan syarat dari permohonan bantuan likuiditas bank milik Pemprov Banten terhadap Bank BJB.
1. Sebanyak 6.000 kreditur dialihkan
Informasi yang dihimpun IDN Times, sebanyak 6.000 lebih kredit ASN yang akan dialihkan ke BJB. Namun baru 2.500 kreditur yang sudah beralih dengan nilai kredit sebesar Rp330 miliar.
Bank BJB memberi syarat pemindahan kredit beserta dengan dokumen, sehingga masing-masing kredit yang akan diambil alih harus diperiksa satu persatu, dan Bank BJB bakal menerima pengalihan sesuai dengan kriteria.
Menurut Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy, pengalihan kredit ASN Pemprov merupakan kebijakan Bank Banten. Ke depan kata Andika, pihaknya akan menguatkan Bank Banten.
"Kan itu proses perbankan, bukan tanggung jawab pemerintah. Tapi ke depan kita akan kuatkan (Bank Banten). Semua berproses," kata Andika saat dikonfirmasi, Jumat (26/6).
Baca Juga: Uangnya Dipinjam ASN dan DPRD Banten, Sebab Bank Banten Gagal Bayar
2. BJB dinilai mendapat untung besar dari pengalihan kredit ASN
Ketua Komisi III DPRD Banten, Gembong R Sumedi menilai, BJB bakal mendapat untung besar dari pembelian kredit ASN Pemprov senilai Rp1,5 triliun. Sebab menurutnya, BJB memilih kreditur dan tak ingin jika pengalihan berpotensi berujung pada kredit macet.
"BJB yang untung. Karena sebelum pembelian, mereka juga meyakinkan terlebih dahulu ke Bank Banten apakah kreditur ASN yang dijual ini pembayarannya lancar atau tidak,” katanya.
3. Bantuan likuiditas dari BJB sebesar 60 persen
Berdasarkan surat pengambilalihan aset kredit konsumer secara cessie, Bank BJB mengajukan kerja sama bunding cessie dengan jaminan senilai Rp1,5 triliun, atau bantuan likuiditas yang diberikan sebesar 60 persen dari nilai jaminan senilai Rp900 miliar.
Baca Juga: Pemprov Pilih Opsi Sehatkan Bank Banten, Merger Bank Banten-BJB Gagal?