Baru 1.175 Karyawan Resign Sukarela, PT Nikomas Buka Opsi PHK Massal

Perusahaan memastikan, karyawan akan dapat haknya

Serang, IDN Times - PT Nikomas Gemilang mencatat baru sebanyak 1.175 karyawan yang mengajukan pengunduran diri atau resign secara sukarela hingga pendaftaran ditutup pada Kamis (12/1/2023) sore.

Perusahaan produsen sepetu merek dunia yang berada di Kabupaten Serang itu pun membuka opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan secara massal untuk memenuhi kuota 1.600 pengurangan tenaga kerja.

Baca Juga: PT Nikomas Gemilang Tawarkan Mundur Sukarela ke 1.600 Karyawan

1. Nikomas membuka opsi PHK massal

Baru 1.175 Karyawan Resign Sukarela, PT Nikomas Buka Opsi PHK MassalIlustrasi PHK (IDN Times/Arief Rahmat)

Humas PT Nikomas Gemilang Danang Widi mengatakan, pihak perusahaan tidak akan membuka kembali pendaftaran bagi karyawan yang bersedia mengikuti program pengunduran diri secara sukarela. Maka, opsi sementara akan melakukan PHK.

"(Sisanya) rencana PHK, tapi masih didiskusikan oleh manajemen,'' kata Danang.

2. Perusahaan memastikan, karyawan akan dapat hak masing-masing

Baru 1.175 Karyawan Resign Sukarela, PT Nikomas Buka Opsi PHK Massalilustrasi. Para karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 2019. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

PT Nikomas Gemilang memastikan semua hak karyawan yang telah mengikuti program pengunduran diri sukarela dibayarkan berdasarkan UU Ketenagakerjaan dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

"Hak dibayarkan penuh sesuai UU ketenagakerjaan dan SKB," katanya.

3. Turunnya order hingga konflik Rusia-Ukraina diklaim Nikomas sebagai penyebab pengurangan karyawan

Baru 1.175 Karyawan Resign Sukarela, PT Nikomas Buka Opsi PHK MassalIlustrasi industri pabrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Danang menjelaskan beberapa faktor yang memaksa perusahaan mengambil langkah pengurangan karyawan. Alasan itu mulai dari konflik Rusia-Ukraina di awal tahun, kenaikan harga bahan bakar secara global, tingkat inflasi yang tinggi, penurunan pesanan dan pengaruh berbagai faktor internasional lainnya. Hal itu dinilai menyebabkan pasar sepatu olahraga internasional menurun drastis dan harga bahan baku terus meningkat.

"Faktor tersebut menimbulkan reaksi berantai dan kondisi yang cukup serius melanda industri sepatu olahraga. Hal itu terlihat sejak kuartal ketiga tahun lalu, pabrik sepatu mulai merumahkan karyawannya," katanya.

Baca Juga: Bantah Hengkang dari Banten, PT Nikomas Gemilang: Kami Hanya Ekspansi 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya