Belum Ada Kasus Virus Corona di Kota Serang, Tapi Pasien DBD Meningkat

Ada 80 kasus DBD dan 2 orang diantaranya meninggal

Kota Serang, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan M Iqbal mengatakan, hingga saat ini belum ada warga Kota Serang yang terinfeksi virus corona. Meski demikian, wilayah Ibu Kota Banten ini menghadapi masalah tak kalah pelik, yakni meningkatnya penderita demam berdarah (DBD).

Iqbal menururkan, kasus DBD di Serang tidak menimbulkan rasa panik warga karena kerap berulang setiap tahun.

Baca Juga: Dewas: Daya Tampung Pasien DBD RSU Tangsel Terbatas 

1. Penderita DBD capai 80 kasus dan dua orang diantaranya meninggal dunia

Belum Ada Kasus Virus Corona di Kota Serang, Tapi Pasien DBD Meningkatimages.app.goo.gl

Dinkes mencatat, pada periode Januari hingga Maret 2020, jumlah kasus DBD di Kota Serang mencapai 80 kasus dan dua orang diantaranya meninggal dunia. 

"Hasil investigasi petugas kita, mereka keterlambatan dibawa ke faskes, dianggapnya bukan DBD diobati di rumah. Pas dibawa RS, (pasien) sudah gak bisa ditolong," tuturnya.

2. Penyebaran kasus DBD tertinggi di Kota Serang berada di dua kecamatan

Belum Ada Kasus Virus Corona di Kota Serang, Tapi Pasien DBD Meningkatilustrasi fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Iqbal menyampaikan, kasus DBD tertinggi berada di dua daerah, yakni di Kecamatan Cipocok dan Kecamatan Serang. Kendati demikian, secara umum penyebaran penderita DBD berada di seluruh kecamatan.

"Ini termasuk (kecamatan) Taktakan, tapi tidak endemik. Rutin tiap tahun, tapi juga sekarang sudah merambah di semua kecamatan," kata dia.

3. Rendahnya kesadaran masyarakat

Belum Ada Kasus Virus Corona di Kota Serang, Tapi Pasien DBD Meningkatimages.app.goo.gl

Salah satu faktor penyebab tingginya kasus DBD di Serang, kata Iqbal, lantaran rendahnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan. Dia pun meminta agar setiap rumah harus ada yang menjadi relawan. Tugas mereka adalah memastikan tidak ada jentik nyamuk di kolam, kamar mandi, dan lainnya. 

Iqbal juga meminta warga rajin menguras kolam, baik yang ada di rumah maupun di lingkungan, dua minggu sekali. 

"Fogging itu adalah pilihan terakhir kalau sudah ada kasus artinya ada nyamuk yang menggigit ke penderita gak bisa lagi pakai gotong-royong. Berarti harus fogging," tuturnya.

Untuk diketahui, hingga saat ini ada sebanyak 25 orang dalam pemantauan (ODP), 2 pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif masih nol terkait COVID-19 di Kota Serang.

Baca Juga: [LINIMASA] Wabah COVID-19 Hantui Warga Banten

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya