Dampak Klaster Keluarga: 57 Balita di Banten Terpapar COVID-19

Para balita tersebar dari Serang, Tangsel, hingga Cilegon

Serang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mencatat sebanyak 57 anak bawah lima tahun (balita) terpapar virus corona atau COVID-19. Mereka tersebar di lima kabupaten/kota yang menjadi bagian dari klaster keluarga penyebaran virus korona.

Ke-57 balita kasus positif tersebar di Kabupaten Tangerang sebanyak 19 anak, Tangerang Selatan 17 anak, Kota Tangerang 16 anak, Kota Cilegon 3 anak dan Kabupaten Serang 2 anak.

Baca Juga: 43 Karyawan Positif, Pabrik di Tangerang Jadi Klaster Baru Corona

1. Balita paling terdampak dari klaster keluarga

Dampak Klaster Keluarga: 57 Balita di Banten Terpapar COVID-19Ilustrasi. Santri Ponpes Temboro jalani isolasi program Wisata COVID-19 di Hotel, Makassar. (IDN Times/Pemkot Makassar)

Kepala Dinkes Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, saat ini terjadi tren peningkatan penularan COVID-19 dari klaster keluarga di Banten. Salah satu yang terkena dampak adalah anak-anak.

"Sampai dengan saat ini jumlah balita di Provinsi Banten yang positif COVID-19, 57 anak. Hal ini terjadi karena munculnya klaster keluarga," kata Ati saat dikonfirmasi, Jumat (28/8/2020).

2. Klaster keluarga mulai meningkat di bulan Juli-Agustus

Dampak Klaster Keluarga: 57 Balita di Banten Terpapar COVID-19Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Mantan Direktur Utama RSUD Kota Tangerang itu menjelaskan, sebenarnya keluarga bukan merupakan klaster baru penyebaran COVID-19. Klaster tersebut sudah ada sejak pandemik melanda pada Maret lalu, tetapi mengalami peningkatan kasus dalam beberapa bulan terakhir.

"Meskipun kluster keluarga ini sudah ada sejak awal pandemik COVID-19, namun terjadi peningkatan di bulan Juli sampai dengan Agustus," katanya.

3. Meningkatnya mobilitas anggota keluarga jadi penyebab

Dampak Klaster Keluarga: 57 Balita di Banten Terpapar COVID-19ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Ia tak menampik, meningkatkan kasus dari klaster keluarga dikarenakan mulai meningkatnya mobilitas anggota keluarga. Para orangtua yang bekerja--termasuk juga mereka yang keluar masuk zona merah seperti DKI Jakarta--rentan tertular dan menularkan COVID-19 ke anggota keluarga mereka.

"Ya, muncul klaster keluarga karena adanya aktivitas atau mobilitas salah satu anggota keluarga yang meningkat," ungkapnya.

Baca Juga: COVID-19 Terdeteksi di RW Lain di Pasar Kemis Tangerang, Klaster Baru?

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya