Duh, Pemkab Pandeglang Buka Sekolah Tanpa Rapid Test Guru

Padahal syarat sebelum pembukaan sekolah

Pandeglang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menerapkan kegiatan belajar mengajar atau KBM di SD dan SMP. Namun hingga saat ini, tenaga pengajar maupun guru belum juga melakukan rapid test.

Padahal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau kepada pemerintah daerah mewajibkan tes cepat kepada tenaga pendidik maupun siswa sebelum membuka sekolah.

1. Pemkab tak punya anggaran rapid test untuk tenaga pengajar

Duh, Pemkab Pandeglang Buka Sekolah Tanpa Rapid Test GuruIDN Times/Khaerul Anwar

Bupati Pandeglang, Irna Narulita menjelaskan, pihaknya tidak melakukan rapid test bagi tenaga pengajar sebelum membuka sekolah, lantaran Pemkab tidak memiliki anggaran untuk menyelenggarakan rapid.

"Kalau kita upayakan rapid test semua, anggaran gak punya. Bantu yah supaya bisa jangan juga paranoid," kata Irna saat dikonfirmasi, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga: Seluruh Balon Kepala Daerah di Banten Wajib Swab 

2. Pandeglang masih zona kuning penyebaran COVID-19

Duh, Pemkab Pandeglang Buka Sekolah Tanpa Rapid Test GuruANTARA FOTO/Septianda Perdana

Dari data Tim Satuan Tugas Pemprov Banten, Kabupaten Pandeglang masih berada dalam zona kuning penyebaran COVID-19, dengan sebanyak 23 kasus positif. Dalam rangka mengantisipasi penyebaran atau klaster baru di sekolah, Pemkab pun memberlakukan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 di setiap sekolah.

Satuan Tugas Pemprov Banten pun mewajibakan pemakaian masker bagi guru maupun siswa, dan menjaga jarak aman saat pembelajaran.

"Berharap cemas semoga tujuh hari ini tidak ada lonjakan COVID-19. Kita harus hati-hati karena 10 sampai 14 hari baru ketahuan bahwa ada penyebaran atau klaster baru di pendidikan. Iya semua tatap muka dengan protokol," katanya

3. Gubernur minta sekolah tatap muka ditunda

Duh, Pemkab Pandeglang Buka Sekolah Tanpa Rapid Test GuruANTARA FOTO/Fauzan

Sebelumnya Gubernur Banten, Wahidin Halim, meminta seluruh Bupati maupun Wali Kota di wilayahnya menunda pembukaan sekolah, sebelum melakukan swab test terhadap guru dan siswa.

"Jangan coba-coba, tunggu waktu sampai zona hijau yang kita anggap aman. Amati dulu, cermati dulu, pola pengajarannya. Siapa yang gak pengen sekolah dibuka, sama saya juga," tuturnya.

Menurut Wahidin, dalam situasi darurat ini kepala daerah di wilayahnya diminta tidak mengambil kebijakan yang justru membuat kasus COVID-19 melonjak, atau menimbulkan klaster baru.

"Itu salah satu hal yang tidak dipatuhi kalau anak sakit, prihatin gak, kecewa gak. Sekolah iya menimba ilmu, tapi jangan membuat orang menjadi korban karena kebijakan," katanya.

 

Baca Juga: SMK di Sumsel Bakal Mulai Tatap Muka, Siswa Bergantian Masuk Sekolah

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya