HIV/AIDS di Banten Bertambah 1.884 Kasus Selama 2022

Baru 15.096 yang ditemukan di Banten sejak 1998-2022

Serang, IDN Times - Dinas Kesehatan Banten mencatat, kasus infeksi HIV/AIDS di Provinsi Banten meningkat 1.884 kasus selama tahun 2022. Kendati demikian, kasus baru yang ditemukan tahun ini lebih sedikit dibanding tahun 2021.

Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pamudji Hastuti mengatakan, kasus baru HIV/AIDS tahun 2021 mencapai 2.100 kasus.

"Jadi memang diharapkan penemuan kasus ini harus meningkat karena dari perkiraan banyak kasus ini ada harus dicari," kata Ati Pramudji pada  Kamis (1/12/2022).

1. Ada sekitar seribu kasus yang perlu dicari petugas di Tanah Jawara

HIV/AIDS di Banten Bertambah 1.884 Kasus Selama 2022Ilustrasi: Petugas melakukan tes HIV pada darah seorang warga saat pemeriksaan HIV secara gratis di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Berdasarkan data yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), perkiraan estimasi kasus HIV/AIDS di Tanah Jawara mencapai 16.810 kasus. Namun, dari tahun 1998 hingga 2022 baru ditemukan sebanyak 15.096 kasus.

"Jadi masih ada sekitar seribu kasus lagi yang perlu kita cari dengan masif," katanya.

2. Dinkes Kesehatan Banten membuka layanan konseling dan pengobatan

HIV/AIDS di Banten Bertambah 1.884 Kasus Selama 2022Pemeriksaan HIV kepada PSK yang beraktifitas di PPU oleh Dinkes PPU (IDN Times/Istimewa)

Saat ini pihaknya tengah memperkuat strategi untuk menjaring warga yang terpapar kasus HIV/AIDS untuk memutus mata rantai penularan. Hingga saat ini, Dinkes Banten telah membuka sebanyak 304 posko layanan konseling dan sebanyak 96 pos layanan perawatan dan pengobatan warga yang terpapar HIV/AID.

"Jadi terus kita lakukan peningkatan (strategi) kemudian kita tingkatkan jejaring kerja sama. Karena pasien pengobatannya seumur hidup kita lakukan pengawasan dan pendampingan," katanya.

3. Penderita terbanyak bergeser ke seks menyimpang

HIV/AIDS di Banten Bertambah 1.884 Kasus Selama 2022Pemeriksaan HIV terhadap PSK yang beraktifitas di PPU oleh Dinkes PPU (IDN Times/Istimewa)

Ati menjelaskan, sebelum tahun 2000, penderita HIV paling banyak ditemukan dari kalangan pengguna narkotika suntik. Namun, belakangan ini bergeser kasus tersebut didominasi oleh orang yang berperilaku seks bebas.

"Kemudian perilaku biseksual ini juga banyak, homoseksual juga, yang dari narkotikanya sudah turun jauh," katanya.

Baca Juga: Stunting di Indonesia, Benang Kusut yang Sulit Diurai

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya