Idap Tumor Payudara, Ibu di Pandeglang Gak Bisa Berobat ke RS 

Keluarga tak punya cukup uang untuk membayar pengobatan

Serang, IDN Times - Anis (41), seorang ibu dengan tiga anak hanya bisa berbaring menahan rasa sakit. Perempuan asal Kampung Cipurut, Desa Sanghiangdengdek, Pulosari, Pandeglang ini mengidap tumor payudara.

Sudah satu tahun terakhir payudaranya, membesar, memerah, dan menimbulkan rasa sakit. Rambut Anis pun makin hari mulai rontok.

Baca Juga: Gadis 16 Tahun di Pandeglang Tinggal Sebatang Kara di Rumah Reyot 

1. Anis tidak memiliki biaya untuk berobat

Idap Tumor Payudara, Ibu di Pandeglang Gak Bisa Berobat ke RS Dok. Istimewa/Yanti

Yanti (20), keponakan Anis mengatakan, bahwa saudaranya tersebut sudah cukup lama menderita sakit tumor payudara. Karena keterbatasan ekonomi, kata Yani, Anis tidak bisa menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Selama ini, dia hanya menjalani pengobatan tradisional. Berbagai pengobatan alternatif sampai jampi-jampi pernah Anis coba. Namun, payudaranya tak kunjung mengecil bahkan mulai sakit.

"Bukan tidak mau tapi keluarga bener- bener gak mampu. Orang biasa saja," katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (10/4/2021).

2. Suami hanya seorang penjual empek-empek di pasar

Idap Tumor Payudara, Ibu di Pandeglang Gak Bisa Berobat ke RS Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, Arsa (51) sang suami Anis, hanya seorang penjual empek - empek pinggiran di Pasar Menes, Pandegalang. Kini, Arsa sudah berhenti jualan dan memilih untuk merawat anak dan istrinya yang sedang sakit. Untuk membiayai keluarganya Arsa bekerja serabutan dan mendapatkan bantuan belah kasihan keluarga dan tetangga.

"Pendapatan sama sekali (tidak ada), punya anak tiga. Pertama umur 20 perempuan gak kerja, anak kedua kelas 1 SMK yang ketiga baru 6 tahun," katanya.

3. Awalnya, puskesmas menyatakan hanya efek dari pasca menyusui

Idap Tumor Payudara, Ibu di Pandeglang Gak Bisa Berobat ke RS Ilustrasi Anggota Tubuh (Dada) (IDN Times/Mardya Shakti)

Dia bercerita, sebelumnya pihak keluarga pernah membawa Anis untuk menjalani perawatan medis di puskesmas terdekat. Namun, puskesmas mengambil kesimpulan bahwa kondisi payudara Anis yanga membesar hanya efek dari pasca menyusui.

"Ya udah, pulang semoga besok atau lusa sembuh tapi lama kelamaan malah makin membesar. Sakit, memerah dan rambut rontok," katanya.

Kemudian, pihak keluarga kembali berkonsultasi dengan pihak puskesmas, konsultasi kedua baru dokter puskesmas memvonis Anis menderita tumor payudara dan harus segera menjalani operasi di rumah sakit.

"Harus dibawa ke rumah sakit besar yang ada di Pandeglang, kalau gak di Serang untuk biaya minimal 40 juta rupiah," kata Yanti menirukan ucapan dokter puskesmas.

4. Keluarga tidak memiliki BPJS

Idap Tumor Payudara, Ibu di Pandeglang Gak Bisa Berobat ke RS Ilustrasi Kartu BPJS (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pihak keluarga, memutuskan untuk merawat Anis di rumah karena tidak memiliki uang sebesar itu untuk biaya pengobatan rumah sakit. Pernah minta bantuan ke pihak desa malah diminta untuk membuat kartu BPJS sementara.

"Tapi BPJS sementara gak berlaku. Pernah dibawa ke rumah sakit, cuma ditolak gak punya BPJS," katanya.

Baca Juga: Pandeglang HUT ke-147, Medsos Bupati Ramai Aduan Soal Jalan Rusak

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya