Miris, 1.500 Anak di Kota Serang Putus Sekolah 

Pemkot Serang akan melaksanakan sekolah paket A, B, dan C

Serang, IDN Times - Pemerintah Kota Serang mencatat, sekitar 1.500 anak di wilayahnya putus sekolah. Ribuan anak yang tidak melanjutkan pendidikan itu meliputi jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Mereka hanya berhenti di tengah jalan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang Nanang Saefudin, Jumat (8/3/2024).

Baca Juga: Pengacara Ngamuk hingga Tutup Jalan di Depan PN Serang

1. Anak putus sekolah karena masalah ekonomi orangtua

Miris, 1.500 Anak di Kota Serang Putus Sekolah Ilustrasi uang (pexels.com/ahsanjaya)

Nanang menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak di Kota Serang putus sekolah. Salah satu faktor utama adalah ekonomi orangtua yang tidak stabil. 

"Padahal sekolah SD, SMP itu sudah dijamin oleh pemerintah melalui dana BOS bahkan swasta juga sama mendapatkan dana BOS," katanya.

2. Pemerintah akan menangani masalah ini dengan menggelar paket A hingga C

Nanang mengaku optimis, pemerintah Kota Serang dapat mengembalikan anak-anak itu  ke bangku sekolah, meskipun dengan cara bertahap. Untuk itu, Nanang mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan mencari solusi persoalan krusial ini.

"Nanti kami akan petakan. Mudahan-mudahan ini bisa tertuntaskan secara bertahap. Sekalipun tahun ini tidak terselesaikan di tahun-tahun yang akan datang," katanya.

Pngembalian anak ke bangku sekolah ini, kata Nanang, nantinya akan menggunakan teknis pendidikan kesamaan paket A, paket B, dan paket C.

Menurut Nanang, permasalahan tidak hanya terjadi di Kota Serang saja, melainkan di setiap kabupaten kota yang lain. "Untuk pemerintah daerah Kota Serang harus bisa memastikan hadir untuk menuntaskan masalah anak tidak sekolah ini," katanya.

3. Anak paling banyak putus sekolah di usia SMP

Miris, 1.500 Anak di Kota Serang Putus Sekolah Ilustrasi siswa SMP (ANTARA FOTO/Rahmad)

Sementara, itu Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Leni Puspasuri Sesunan mengungkapkan, anak tidak sekolah paling banyak itu pada usia SMP.

"Karena kalau SMA itu, kewenangan provinsi. Tapi, kami tetap akomodir," katanya.

Menurut Leni, berdasarkan data anak putus sekolah yang ada di Dinas Pendidikan Kota Serang merupakan data secara keseluruhan yang diambil dari Data Peserta Didik Nasional (Dapodik).

"Jadi kalau ditanya kecamatan mana yang paling banyak, kami belum bisa memastikan sebab tahapan penyusunan dan pendataan ATS pada tingkat kecamatan sampai dengan kelurahan itu baru akan dibentuk," katanya.

Baca Juga: Puluhan Ton Beras Bulog Dioplos Jadi Kemasan Premium di Serang

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya