Perjuangan Masyarakat Banten Pisahkan Diri dari Jawa Barat  

Selamat ulang tahun yang ke-21, Banten!

Serang, IDN Times - Setiap tanggal 4 Oktober diperingati sebagai hari jadi Pemerintah Provinsi Banten. Untuk menjadi sebuah wilayah provinsi, Banten menempuh perjalanan panjang. Seperti apa?

Provinsi Banten merupakan wilayah Indonesia yang berada di Ujung Pulau Jawa. Wilayah ini sebetulnya sudah dikenal secara meluas sampai mancanegara sejak abad ke-14 atau 1330 Masehi.

Pada abad 16-17, di bawah kekuasaan Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten menjadi salah satu kota perdagangan rempah-rempah di kawasan Asia Tenggara dan dikenal sebagai pusat kerajaan Islam serta pusat perdagangan nusantara.

Pada masa itu, Banten menjadi tempat tempat persinggahan para pedagang dari berbagai belahan dunia, sekaligus menjadi pusat pertukaran dan persentuhan kebudayaan.

Baca Juga: Vaksinasi Kedua di Tangerang dan Tangsel, Siapa Prioritasnya?

1. Perjuangan pendirian provinsi Banten dimulai 1950-an

Perjuangan Masyarakat Banten Pisahkan Diri dari Jawa Barat  Dok. Instagram/Embay

Salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten, Embay Mulya Syarif mengatakan, gerakan perjuangan masyarakat Banten untuk memisahkan diri dari Jawa Barat sudah cukup lama, dimulai pada 1950-an. 

Kala itu, wacana pemisahan diri dari Jawa Barat disuarakan oleh sejumlah aktivis mahasiswa diantaranya, Ahsan Ali Idrus, Uwes Qorny dan Uu Sasmita. Embay pun termasuk siswa yang ikut menyuarakan. 

Namun, gerakan tersebut sempat meredup pasca pecah pemberontakan PKI 1965 karena pemerintah di bawah kendali Soeharto menuduh gerakan tersebut gerakan PKI.

"Jadi pada tahun 1960, setelah pemberontakan PKI aktivis ini ditangkap karena dituduh gerakan PKI karena sangat sensitif saat itu padahal mereka aktivis PII benci ke PKI," kata Embay, pada medio Februari 2021.

2. Manfaatkan sidang istimewa MPR 1998 untuk meneruskan perjuangan

Perjuangan Masyarakat Banten Pisahkan Diri dari Jawa Barat  Dok.IDN Times

Meski gerakan pembentukan Provinsi Banten sudah cukup lama meredup, dia masih berkomunikasi secara aktif dengan pelopor gerakan hingga akhirnya muncul peristiwa reformasi 1998.

Embay dan tokoh pendiri yang lain memanfaatkan momentum reformasi, sebab pada saat itu dia dan sejumlah tokoh Banten dipercaya oleh pemerintah untuk mengikuti sidang istimewa MPR November 1998.

"Pada saat itulah saya dekat dengan Presiden (BJ Habibie), Panglima ABRI dan para menteri. Kesempatan saya manfaatkan itu," katanya.

Embay dan 11 tokoh Banten dipanggil ke istana negara oleh Presiden BJ Habibie karena dianggap telah membantu keberhasilan pelaksanaan Sidang Istimewa MPR. Dalam pertemuan itu Habibie menyampaikan ucapan terima kasih dan menyatakan apa yang bisa dibantu olehnya untuk masyarakat Banten.

"Beliau tanya apa yang bisa saya berikan untuk masyarakat Banten. Saya bilang, 'Bapak bantu saja pesantren, tujuannya belum ( disampaikan). Jadi bapak ke Banten bantu pesantren karena pada saat itu banyak pesantren masih perlu bantuan'," katanya.

Kemudian Presiden Habibie setuju dan diputuskan lokasi kunjungan dan pemberian bantuan pesantren di Ponpes milik Aminudin Ibrohim Darul Iman Pandeglang pada 5 Februari 1999. "karena beliau sudah sangat dekat secara pribadi dengan presiden sering ngisi kultum," katanya.

Kemudian di perjalanan, Embay bersama Amin menyusun siasat untuk menyampaikan tujuan pembentukan provinsi Banten pada saat acara kunjungan Presiden RI itu.

"Pak kiai kan tuan rumah pasti harus nyambut awalnya terserah yang penting ujungnya sampaikan 4 poin. Minta Banten jadi provinsi, minta perguruan negeri, minta Cilegon jadi kotamadya dan minta pemekaran di Banten Selatan," katanya.

3. Ditentang oleh pemerintah daerah

Perjuangan Masyarakat Banten Pisahkan Diri dari Jawa Barat  Dok. Instagram/ProvBanten

Namun rencana untuk menyampaikan keinginan Banten berpisah dengan Jawa Barat di acara kunjungan presiden sempat ditentang oleh Yitno--yang saat itu menjabat Bupati Pandeglang. Namun, niatan para tokoh-tokoh tersebut sudah bulat.

"Kita sebutkan ke bupati pada saat itu minta dukungan ke pemkab rupanya beliau menolak. Karena gak boleh Banten jadi provinsi. Akhirnya kita sepakati gak akan ngomong itu (saat pertemuan) di mobil jalan pulang ngomong sesuai rencana,"katanya.

4. Mendapat dukungan dari Presiden Habibie

Perjuangan Masyarakat Banten Pisahkan Diri dari Jawa Barat  ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pernyataan keinginan Banten menjadi provinsi disampaikan kepada Presiden Habibie berjalan sesuai rencana. Disampaikan oleh Amin selaku tuan rumah membuat tamu yang hadir terkaget-kaget dengan 4 poin permintaan itu. Namun, rupanya direspons baik oleh Habibie pada saat itu.

"Pak Habibi menyatakan, 'untuk Banten jadi provinsi silakan, saya mendukung segera diurus ke DPR RI'. Untuk perguruan tinggi langsung nunjuk mensesneg pak Akbar Tanjung langsung proses yah namanya ITB (institut Teknologi Baja) bukan Untirta," katanya.

Permintaan Banten memisahkan diri dari Jawa Barat yang disampaikan secara langsung ke presiden itu pun ramai diberitakan oleh media dengan judul 'Banten Menggeliat'.

Berdirilah KPPB (komite pembentukan provinsi Banten) dan Irsad dengan Pokja pembentukan provinsi Banten).

"Pasca itu, acara (dukungan pembentukan provinsi Banten) terus bergulir sampai muncul kongres rakyat Banten 1 hingga tahun 2000 disahkan," katanya.

5. Setelah berpisah dari Jawa Barat, Banten terbentuk

Banten baru resmi menjadi sebuah provinsi ke-30 di Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak 4 Oktober 2000, dibentuk melalui Undang-Undang nomor 23 tahun 2000. Sebelumnya Banten merupakan keresidenan sebagai bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat.

Adapun ibu kota provinsi adalah Kota Serang. 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya