AirNav Gandeng Prancis Lakukan Transformasi Digital Penerbangan

Peserta berasal dari 18 negara di Asia Pasifik

Tangerang, IDN Times - AirNav Indonesia bekerja sama dengan perusahaan asal Prancis, CGX Aero, mengadakan pelatihan Digital Aeronautical Transformation se-Asia Pasifik di Atria Hotel, Kabupaten Tangerang, Senin (29/1/2024).

Polana B Pramesti selaku Direktur Utama AirNav Indonesia mengatakan, pelatihan selama 5 hari tersebut merupakan salah satu upaya transformasi era digital di lingkup penerbangan.

"Karena sebelumnya informasi penerbangan itu menggunakan paper, sehingga kami menuju digital paperless ke depannya. Di mana AIS atau Aeronautical Information System, ke depannya menjadi Aeronautical Information Management, jadi lebih ke arah digital," kata Polana.

Baca Juga: Bandara Soetta Layani 2 Rute Tersibuk di Dunia

1. Transformasi digital bisa memudahkan pertukaran informasi di lingkup penerbangan

AirNav Gandeng Prancis Lakukan Transformasi Digital PenerbanganIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Hal ini dilakukan agar para pengguna, seperti pilot dan lainnya, mendapatkan data dan informasi penerbangan dengan lebih mudah, cepat dan up to date--walaupun AirNav Indonesia sebenarnya sudah memiliki berbagai aplikasi untuk menompang era digitalisasi di dunia penerbangan.

“Pertama itu, ada aplikasi Nav-earth, ini peta penerbangan digital pertama di Indonesia, serta aplikasi Nav-gate, yaitu portal data informasi aeronautika, yang dapat di akses para pelaku industri penerbangan secara mudah dan di mana saja, bisa pakai atau akses dengan handphone atau laptop,”tutur Polana.

Selama ini--sebelum ada aplikasi itu--para pilot biasanya mendapatkan dalam bentuk cetakan kertas pre-flight bulletin dan buku Aeronautical Information Publication (AIP)

"Sekarang tinggal buka saja di gadget masing-masing dengan cara men-download aplikasi Nav-earth," jelasnya.

Lalu, pada tahun 2022 juga ada aplikasi untuk mendapatkan berbagai data dan informasi penerbangan, seperti flight plan, rute penerbangan, kondisi cuaca, NOTAM (notice to airmen), AHSTAM (gunung berapi), dan informasi lainnya. Data dan informasi aeronautika dikumpulkan dalam 1 single database yang terintegrasi, adapun data yang diolah dan diproses seperti data rencana penerbangan, kondisi cuaca di sepanjang rute penerbangan dan bandara tujuan, Notam dan Ashtam, Pre-flight bulletin dan Post-flight report, yang kesemuanya dapat diakses melalui kedua aplikasi tersebut. 

“Tujuan kami denga nadanya workshop ini juga untuk meningkatkan tingkat keselamatan penerbangan. Karena bisnis utamanya Airnav Indonesia itu adalah safety,” katanya.

2. Transformasi digital ini untuk mengimbangi lalu lintas udara yang terus meningkat

AirNav Gandeng Prancis Lakukan Transformasi Digital PenerbanganIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Sementara itu, Muhammad Ali selaku Chief Technology Officer and Business Development Director CGX Aero mengatakan, saat ini transformasi digital dibutuhkan untuk menjawab tantangan-tantangan terkait manajemen informasi di era digital.

Menurut dia, digital harus ada pada semua sisi, mulai dari teknologi hingga praktikal sehingga bisa membagi informasi yang dapat dipercaya dengan lebih cepat sehingga bisa meningkatkan keamanan di sisi penerbangan.

"Sehingga menciptakan lalu lintas penerbangan yang berkelanjutan dan lebih mudah untuk meningkatkan pengaturan lalu lintas udara, karena semakin lama lalu lintas udara semakin meningkat, sehingga bisa mengoptimalkan dan membuatnya lebih aman," jelasnya.

3. Transformasi digital membuat waktu dan tenaga tak terbuang sia-sia

AirNav Gandeng Prancis Lakukan Transformasi Digital PenerbanganIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Transformasi digital pun, kata Ali, bukan hanya dari sisi regulasi dan obligasi, tapi juga lebih jauh dari itu, yakni meningkatkan dan mengoptimasi agar penerbangan lebih aman dan mengimbangi lalu lintas udara yang semakin lama semakin meningkat. 

"Karena jika masih menggunakan kertas, maka kita akan lebih repot karena waktu dan tenaga akan terkuras untuk hal yang tidak penting, dan banyak juga tangan manusia yang terlibat sehingga lebih banyak kemungkinan eror," tuturnya.

Ali pun menegaskan, semua pihak harus melakukan digital automation untuk memastikan semua orang menerima informasi dengan maksimal sehingga membuat semua pihak waspada dengan tranformasi yang dilakukan, tidak hanya di Indonesia tapi juga di Eropa dan Amerika.

"Kita harus memastikan semua orang waspada dengan apa yang akan terjadi ke depannya sehingga bisa memberikan yang terbaik," ungkapnya.

Untuk diketahui, pembicara untuk workshop tersebut berasal dari berbagai negara dan perusahaan mulaidbari ICAO, Airbus, ATR, France Aviation Civile Services, Thales, dan Delv Airspace.

Baca Juga: RS Milik Pemprov Banten Disiapkan Tampung Caleg Gagal dan Stres

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya