Kemenkes Siapkan Vaksin Tangkal Penyebaran Cacar Monyet
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang, IDN Times - Kementerian Kesehatan menyiapkan vaksin untuk menangkal penyebaran cacar monyet atau monkeypox di Indonesia. Namun, pemberian vaksin masih terbatas hanya untuk keluarga kelompok tertentu.
“Jadi vaksinnya secara di belakang layar kita lakukan. Karena balik lagi, vaksin diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, mereka yangmemiliki risiko tinggi,” tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat ditemui sejumlah awak media di Gedung RSUD Kabupaten Tangerang, Rabu (8/11/2023).
Baca Juga: Menkes Jalani Imunisasi Hepatitis B di RSUD Kabupaten Tangerang
1. Vaksin masih terbatas pada penderita dan kontak erat
Menkes Budi mengungkapkan, vaksin diberikan kepada mereka yang terpapar atau kontak erat dengan pasien monkeypox. Lalu, distribusi vaksinasi juga akan diberikan kepada daerah sesuai dengan permintaan daerah tersebut.
"Jadi kita lihat kondisi di daerah," ungkapnya.
2. Kemenkes juga lakukan sosialisasi kepada kelompok rentan tertular
Sementara, selain vaksin, cara lain yang dilakukan Kemenkes untuk penanggulangan sebaran penyakit ini adalah dengan gencarkan kembali sosialisasi kepada masyarakat dan juga kelompok rentan tertular. Dengan cara terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta terapkan protokol kesehatan.
“Prokes di sini maksudnya melakukan perilaku seksual yang sehat,” ujarnya.
Baca Juga: Dinkes Konfirmasi 2 Kasus Cacar Monyet di Tangsel
3. Ada 27 orang yang terpapar cacar monyet, 5 ada di Tangsel
Kemenkes juga mendata, DKI Jakarta menjadi daerah dengan penularan cacar monyet yang tinggi. Dari 34 kasus aktif, 27 kasus berada di DKI Jakarta. Sementara sisanya, dua berada di Bandung dan 5 lainnya berada di Provinsi Banten.
Di lain pihak, Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat, sebanyak 5 kasus cacar monyet berada di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
"Ya, saat ini ada lima kasus, keseluruhannya pria. Dua pasien dirawat di Rumah Sakit Prof. Dr. Sulianti Saroso, dua orang lain di RSUD Kota Tangsel, seorang lagi isolasi di rumah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti.
Ati menyebutkan, tingginya kasus di Tangerang Selatan menjadikan fokus pemerintah provinsi dalam pengawasannya. Meskipun, tujuh wilayah lainnya turut mendapatkan pengawasan.
"Memang sejauh ini Tangsel yang banyak dan ada kasusnya. Namun, semua wilayah kita pantau. Hanya saja, untuk vaksin kita minta sesuai kebutuhan, yang artinya dimana ada kasus, di situ kita minta vaksin lalu didistribusikan," ungkapnya.