Kisah Sopir Shuttle Bus Soetta, Tetap Bersyukur Meski Tak Bisa Mudik

Lebaran kali ini, Surya pun belum bisa mengantongi THR

Tangerang, IDN Times - Setelah dua tahun tak pulang ke kampung halamannya, Surya (50) kembali harus menahan rasa rindu untuk sanak saudara, lebih lama lagi. Tahun ini, Surya harus bekerja saat Idul Fitri.

Bukan tanpa sebab, hal tersebut lantaran ia kembali dipekerjakan sebagai sopir Shuttle Bus Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). "Baru satu minggu ini kerja jadi sopir Shuttle Bus Bandara Soetta lagi," kata Surya, Sabtu (30/4/2022).

1. Meski tak bisa mudik Lebaran dan belum dapat THR, Surya tetap bersyukur

Kisah Sopir Shuttle Bus Soetta, Tetap Bersyukur Meski Tak Bisa MudikIlustrasi Mudik Lebaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia pun harus menunda mudiknya kembali lantaran kembali dipekerjakan menjadi sopir shuttle bus. Padahal, ia telah merencanakan bakal pulang kampung tahun ini.

"Sudah bilang sama orangtua dan istri (mau mudik), tapi tiba-tiba saya dipanggil lagi buat kerja, jadi batal mudik. (Saya) sedih, tapi sekaligus senang, karena kalau jadi sopir gajinya alhamdulillah jauh dari jadi buruh kaya kemarin, " tuturnya.

Di sisi lain, Surya pun harus pasrah tidak menerima tunjangan hari raya (THR) lebaran tahun ini karena baru bekerja. "Gapapa juga (gak dapat THR), yang penting saya dapat kerjaan lebih enak, gajinya juga," kata dia. 

Baca Juga: Musim Mudik, Bandara Soetta Terima 720 Permintaan Extra Flight

2. Surya sempat di-PHK karena Shuttle Bus Bandara Soetta berhenti beroperasi akibat pandemik

Kisah Sopir Shuttle Bus Soetta, Tetap Bersyukur Meski Tak Bisa MudikIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Surya mengungkapkan, dia sempat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) saat tahun 2020. Pasalnya, pengelola Bandara Soetta saat itu memutuskan untuk menghentikan operasional shuttle bus, di mana dia bekerja sebagai sopir.

"Karena waktu itu dibatasi ya angkutan umum, terus shuttle itu kan selalu penuh, jadi disetop waktu itu," kata Surya.

3. Kena PHK, Surya sempat bekerja menjadi buruh pabrik

Kisah Sopir Shuttle Bus Soetta, Tetap Bersyukur Meski Tak Bisa MudikIlustrasi buruh atau pekerja saat demonstrasi. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Setelah di-PHK, Surya pun lantas banting setir menjadi buruh pabrik, yang hanya mendapat upah Rp100 ribu untuk 12 jam waktu kerja. Saat menjadi buruh itu, Surya mengaku kelelahan karena harus mengangkat-angkat barang.

"Dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam gajinya Rp100 ribu per hari, kalau lembur sampai jam 10 malem Rp9 ribu, ya lumayan," jelasnya.

Baca Juga: Catat, Ada 100 Toilet Portabel di Sepanjang Tol Tangerang-Merak

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya