Permainan Tradisional Era Kini, Diingat Tapi Tak Lagi Terlihat

Sulit bermain permainan tradisional karena lahan menyempit

Tangerang, IDN Times -Generasi kelahiran tahun 1980 hingga 1990-an masih sempat merasakan keseruan permainan tradisional. Siapa nih yang pernah merasakan permainan egrang, bebentengan, dampu, gatrik,  hingga dagongan?

Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi modern, membuat permainan-permainan tersebut tidak lagi dimainkan oleh anak-anak. Padahal, permainan tradisional tersebut mayoritas melatih anak bersosialisasi dan melatih kerjasama tim.

Lalu, apa kata milenial mengenai permainan tradisional?

1. Generasi zaman sekarang, mengetahui permainan tradisional itu. Tapi...

Syafa Rizkita (13) mengaku pernah bermain permainan tradisional semasa taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah dasar (SD). Namun, semenjak lulus SD sudah tidak lagi memainkan permainan serupa.

"Pernah tahu dan pernah main, tapi sampai SD saja, sekarang sudah tidak pernah," ujar Syafa, Minggu (6/5/2021).

Syafa mengatakan, dahulu dia pernah bermain dampu dan bebentengan. Kala itu, dia bermain bersama teman sebaya atau yang satu tingkat lebih tua darinya.

"Biasanya main di sekolah, atau saat pulang sekolah," kata Syafa.

2. Sebut di zaman ini sudah sulit bermain permainan tradisional karena lahan yang terbatas

Permainan Tradisional Era Kini, Diingat Tapi Tak Lagi TerlihatMain egrang bisa melatih sensor motorik anak sehingga lebih tangkas dan gesit. IDN Times/Instagram Hompimpa.smg

Syafa mengungkapkan, untuk saat ini, kondisi lingkungan tak lagi sama seperti saat ia masih duduk di bangku TK dan SD. Pasalnya, sudah tidak ada lagi lahan yang bisa digunakan anak-anak untuk bermain.

"Dulu mah banyak lapangan, sekarang udah jadi rumah semua," jelasnya.

3. Sulit mencari teman bermain permainan tradisional

Permainan Tradisional Era Kini, Diingat Tapi Tak Lagi Terlihatyru.or.id

Selain Syafa, Aufa Nabila (9) yang masih duduk di bangku SD pun saat ini sulit memainkan permainan tradisional. Pasalnya, dia tidak menemukan teman bermain yang membutuhkan waktu senggang tersebut.

"Sebenarnya mau, tapi engga ada temen yang mau, karena kan harus ramai-ramai baru bisa main," ungkap Aufa.

4. Sulit memainkan permainan tradisional di masa pandemik COVID-19

Aufa mengungkapkan, sebelum pandemik COVID-19, dia dan teman-temannya masih dapat bermain permainan tradisional seperti lompat karet, bola bekel dan dampu di sekolah. Namun usai pandemik dirinya sulit meminta izin bermain kepada orangtuanya.

"Jadi ya paling kita main game online aja lewat HP (handphone), jadi main barengnya lewat situ karena ga diizinin juga kalau keluar rumah sama orangtua," jelasnya.

Baca Juga: Aktor Gading Marten Bergabung ke Manajemen Persikota Tangerang 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya