Ada 4.000 Lebih WNA di Tangerang, Imigrasi Minta Warga Ikut Awasi

Tangerang, IDN Times - Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang mengajak masyarakat ikut mengawasi langsung serta melaporkan jika ada gerak gerik warga negara asing yang mencurigakan. Untuk itu, Imigrasi meminta masyarakat melapor lewat aplikasi Sipoa, Sistem Informasi Pengaduan Orang Asing.
"Di kawasan Tangerang ini, orang asingnya banyak, hampir 5.000 orang. Jadi ini sebagai langkah pengembangan digitalisasi untuk mengajak masyarakat mengawasi keberadaan orang asing ini," kata Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM, Pria Wibawa, Jumat (29/1/2021).
Baca Juga: Ratusan Nakes di Kota Tangerang Tak Bisa Ikut Vaksinasi COVID-19
1. Imigrasi sudah bentuk Tim Pora

Menurutnya, Tim Pengawasan Orang Asing (Tim Pora) sudah dibentuk sampai ke tingkat kecamatan di tiap wilayah di Indonesia. Namun, mobilitas tim ini terkendala pandemik COVID-19 sehingga dia berharap ada partisipasi publik untuk mengawasi gerak-gerik WNA yang mencurigakan.
"Atau bisa juga datang ke kantor langsung, di Kantor Imigrasi Tangerang ini buka 24 jam untuk pengaduan," kata Pria.
Pengawasan orang asing secara digital yang bisa melibatkan masyarakat luas ini pun, menjadi yang pertama di Indonesia. Pria pun berharap, penerapannya bisa ikut dilakukan oleh kantor Imigrasi lain di Indonesia
2. Laporan warga akan langsung masuk database

Sementara, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang, Felucia Sengky Ratna menuturkan, jika ada masyarakat yang melapor via aplikasi, data tersebut akan langsung masuk ke database petugas khusus penindakan pengawasan orang asing.
"Real time. Jadi laporan masuk, langsung ditindak, datangi tempat kejadian yang meresahkan masyarakat tersebut," katanya.
3. Petugas juga mengantisipasi jika ada laporan fiktif

Felucia Sengky Ratna mengklaim, petugas bisa mendeteksi sejak awal jika ada laporan mengenai kejadian palsu atau fiktif. Bila datang langsung ke kantor, maka petugas yang siaga pun agar menginterogasi ulang.
"Jadi sangat kecil kemungkinan adanya laporan palsu itu masuk," katanya.
Baca Juga: Puluhan Sudah Bangkrut, Warteg di Tangerang Bertahan di Masa Pandemik
Topic:
Berita Terkini Lainnya
TRENDING
- Kuota PPDB SMA/SMK di Banten Tahun 2023 Bertambah
- Pria Obesitas Dievakuasi Pakai Forklift, Beratnya Capai 300 Kilogram
- Pemkab Tangerang Larang Warga Bakar Sampah Sembarangan
- Suntik Mati Kades di Serang, Mantri Terancam Hukuman Mati
- Suku Baduy Minta Wilayahnya Tak Ada Akses Internet
- Fajri Pria Berbobot 300 Kg dari Tangerang Keluhkan Sakit di Kaki
- Habisi Elisa Pakai Kloset, Riko Terancam Hukuman Mati
- 8 Spot Nongkrong Super Cozy di BSD, untuk yang Jiwa Muda Nih
- Ada Kardus Alternatif Tahan Air untuk Pedagang Online Shop
- Berbagai Modus Upaya Penyelundupan Narkoba ke Lapas di Banten