Asa Peternak Bangkit Usai Pandemik Ambyar Karena PMK

Peternak dihadapkan penjualan turun, biaya perawatan bengkak

Tangerang Selatan, IDN Times - Bagi Muksin saat ini adalah masa-masa kelabu. Asa untuk perbaikan kondisi ekonomi di tengah pandemik COVID-19, ambyar karena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Muksin adalah peternak di Tangerang Selatan. Dia dan para peternak lainnya sempat menggantungkan harapan dan bisa meraup berkah di momen Iduladha 2022-- usai tiga tahun menjalani masa kelam krisis ekonomi akibat pandemik COVID-19. Ternyata, semua tak sesuai harapan. 

1. Hampir semua merasakan hewannya terkena PMK

Asa Peternak Bangkit Usai Pandemik Ambyar Karena PMKTernak sapi milik salah satu pedagang sapi di Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Muksin merupakan salah satu peternak dan pedagang hewan kurban di Tangsel yang terkena imbas merebaknya wabah PMK. "Lokasi peternakan, saya kebetulan tergabung di asosiasi juga, kalau ternak ini kita ada di Cianjur dan Bogor. Di Tangsel, ada di daerah Muncul," kata Muksin kepada IDN Times, Rabu (6/7/2022).

Menurut Muksin, kini semua peternak hewan kurban pasti terdampak PMK. Hewan ternak, terutama sapi, sangat rentan terhadap penyakit yang mudah menular itu.

Namun, dia mengakui, meski banyak hewan terpapar PMK, namun mortalitas penyakit ini tidak tinggi, jika penanganannya baik dan sesuai prosedur. "Alhamdulillah pada sembuh," kata dia.

Di sisi lain, dia juga mengungkap bahwa Puskeswan di Tangsel pun mendukung peternak dalam menangani hewan yang sakit. "Kalau sapi kita sakit, langsung Puskeswan langsung disuntik sama dia, dan alhamdulillah sembuh," kata dia

2. Tak cuma PMK, PPDB juga jadi faktor menurunnya daya beli hewan kurban

Asa Peternak Bangkit Usai Pandemik Ambyar Karena PMKIDN Times/Muhamad Iqbal

Para pedagang hewan kurban se-Tangsel, kata Muksin, mengaku angka penjualan hewan kurban hingga H-5 Iduladha turun hingga 30 persen dibanding hari yang sama pada tahun lalu. Hal itu terungkap dalam komunikasi antara pedagang dan peternak. 

"Sampai hari ini turun, biasanya kalau sudah H-5 sudah tinggi. Cuma ini memang rata turun. Dan akhirnya pedagang nyetok engga ada yang berani banyak,'' kata Muksin.

Meski begitu, selain karena PMK, faktor momen Iduladha berbarengan dengan momen Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) juga turut mempengaruhi penurunan penjualan.

"Ini bulannya, bulan masuk sekolah. Itu juga faktor besarnya. Kondisi keuangannya di bulan ini mungkin lagi banyak kebutuhan," kata dia.

3. Daya beli berkurang, biaya perawatan hewan meningkat

Asa Peternak Bangkit Usai Pandemik Ambyar Karena PMKPemberian suntikan vitamin agar ternak sapi tetap sehat dan daya tahan tubuh ternak meningkat.(IDN Times/Daruwaskita)

Selain menurunnya angka penjualan, daya beli terhadap hewan yang harganya lebih mahal pun berkurang. Saat ini, penjualan kambing di Tangsel justru meningkat karena harganya di bawah sapi.

"Rata-rata orang punya duit Rp2 hingga Rp2,5 juta, itu penjualan paling banyak sekarang. Biasanya yang lebih besar, yang Rp3 juta ke atas," ungkapnya.

Selain daya beli berkurang, kenyataan lain yang harus diterima adalah kenaikan harga hewan akibat biaya perawatan yang lebih mahal akibat wabah PMK.

"Kalau kambing tingkat kenaikannya normal, rata-rata Rp100 hingga Rp200 ribu per ekor. Kalau sapi ini yang tambahannya banyak. Karena sapi di sini kan perawatannya ekstra. Obat-obatan jamunya kita kasih setiap hari," kata dia.

 

4. Peternak berharap warga punya rejeki lebih agar bisa beli hewan kurban saat Iduladha

Asa Peternak Bangkit Usai Pandemik Ambyar Karena PMKPemeriksaan hewan ternak. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Tahun lalu, kata Muksin, dia menjual sapi Rp60 ribu per kilogram, sedangkan tahun ini Rp70 ribu per kilogram. "Kenaikannya Rp10ribu. Ini angka saat Iduladha," kata dia.

Muksin kini berharap masa-masa sulit bagi peternak dan pedagang hewan segera berlalu, dia pun berdoa agar taraf ekonomi masyarakat naik sehingga daya beli kembali naik.

"Kita harapannya, masa-masa kelabu buat kita ini cepat terlewati, yang kedua juga kita berdoa orang-orang rejekinya banyak biar beli hewan kurban," ungkapnya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya