BPS: Penurunan Warga Miskin Ekstrem di Kota Tangerang Tertinggi 

Hal itu berdasar Susenas se-Banten

Kota Tangerang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat, penduduk miskin ekstrem Banten 2022 mencapai 1,18 persen. Angka ini turun 0,32 persen dari 2021.

Dari delapan kota kabupaten di Provinsi Banten, penurunan penduduk miskin ekstrem tertinggi tercatat adalah di Kota Tangerang, sebesar 0,86 persen, yakni dari 1,61 persen pada 2021 dan menjadi 0,75 persen di 2022.

Statistisi Ahli Madya, BPS Provinsi Banten, Awang Pramila mengungkapkan angka ini didapat melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Ini merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang relatif sangat luas atau dikenal sebagai survei tergolong besar.

“Sehingga, bisa dipastikan angka ini tergolong akurat dengan situasi yang ada di wilayah tersebut. BPS mencatat penurunan penduduk miskin ekstrem Kota Tangerang tinggi dibanding kota kabupaten lainnya di Provinsi Banten,” kata Awang, Kamis (19/1/2023).

Menurut dia, hal ini menjadi hitungan nyata, bahwa program yang dilaksanakan Pemkot Tangerang berjalan dengan baik.

Baca Juga: Warga Pesisir Banten Dimintai Waspadai Potensi Banjir Rob

1. Pemkot Tangerang harus konsisten

BPS: Penurunan Warga Miskin Ekstrem di Kota Tangerang Tertinggi Wali kota Tangerang, Arief Wismansyah melakukan pemantauan terhadap protokol kesehatan di fasilitas publik (Instagram.com/@ariefwismansyah)

Kata Awang, jika program yang telah dijalani Pemkot Tangerang dapat dilakukan lebih konsisten lagi--bahkan diperkuat dengan program baru lainnya--maka angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang pada tahun depan bisa saja hilang.

Namun, sebagai evaluasi program yang disalurkan jangan sekadar bantuan semata, mungkin bisa diperkuat bagaimana memberdayakan masyarakat.

"Karena bisa saja, mereka memiliki fisik yang lemah dan tidak memiliki kemampuan. Pastinya, sisa penduduk miskin ekstrem ini penanganannya akan lebih keras lagi, harus dengan program yang lebih luas lagi dan menyentuh akar permasalahan dari penduduk miskin ekstrem tersebut,” ungkapnya.

2. Jaga harga pangan jadi salah satu cara Pemkot Tangerang

BPS: Penurunan Warga Miskin Ekstrem di Kota Tangerang Tertinggi Arief R. Wismansyah (tengah) melihat kesiapan SMPN 27 Gebang Raya sebagai RIT khusus pasien COVID-19 gejala ringan (Antaranews)

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang Decky Priambodo menyatakan, intervensi yang dilakukan dalam menurunkan angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang cukup banyak.

Selain fokus pada sektor Dinas Sosial (Dinsos) dengan beragam bantuan permakanan dan lainnya, Pemkot Tangerang juga menjaga harga pangan tidak naik dengan program Pasar Murah dan sebagainya.

Di samping itu, dalam dunia pendidikan selain menyediakan infrastruktur yang memadai, program berkelanjutan dalam menunjang kualitas pendidikan pun terus digalakkan.

Diantaranya, bantuan uang pangkal masuk sekolah swasta kepada 3.896 siswa, bantuan sekolah gratis di 298 SD dan 33 SMP, bantuan biaya operasional inklusif di 50 SDN dan 13 SMPN, bantuan SPP bulanan kepada 39.212 siswa SD dan SMP swasta dan negeri, bantuan biaya pendidikan jejang perguruan tinggi kepada 298 mahasiswa, hingga insentif kepada 19.151 tenaga pendidik.

“Dalam dunia kesehatan, Pemkot Tangerang memfasilitasi satu RSUD, enam RS khusus, 25 RS swasta, satu Labkesda, 38 Puskesmas yang 12 diantaranya memiliki rawat inap 24 jam, 31 unit Posyandu serta layanan ambulance dan mobil jenazah gratis. Bahkan, 369.612 masyarakat menerima manfaat bantuan pembayaran iuran BPJS Kesehatan,” kata Decky.

3. Pemkot Tangerang rajin menggelar virtual job fair

BPS: Penurunan Warga Miskin Ekstrem di Kota Tangerang Tertinggi (Ilustrasi pengangguran di jobfair) IDN Times/Muhamad Iqbal

Decky mengatakan, Pemkot Tangerang pun masih konsisten dengan virtual job fair yang berhasil membuka 53.951 lowongan pekerjaan dan sukses menyerap 14.163 tenaga kerja baru, baik dalam maupun luar Kota Tangerang.

“Untuk memperkuat capaian ini, dan terus menurunkan angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang, paling penting adalah memaksimalkan data yang valid. By name by address, sehingga program yang dilahirkan intervensinya akan langsung ke titik sasaran,” kata Decky.

Baca Juga: Penjual Pernak-pernik Imlek Ramaikan Pasar Lama Tangerang

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya