Delapan Ribuan Warga Lebak Sudah Jalani Rapid Test

Dinkes Lebak andalkan alat dari Provinsi Banten

Lebak, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triyatno Supiono menyebut, sudah sekitar 8 ribu orang mengikuti rapid test di Lebak dengan metode mengambil sampel darah.

Sebagaimana diketahui kasus positif COVID-19 di Lebak berjumlah 20 orang di mana satu di antaranya meninggal dunia. Kasus penyebaran COVID-19 di wilayah selatan Provinsi Banten ini meningkat pasca hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah. 

“Tanggal 16 Juni sudah 5.334 orang, nah sekarang dengan beberapa kali rapid test yang kami lakukan jumlahnya sudah sekitar 8 ribuan orang,” kata Triyatno, Rabu (1/7).

Baca Juga: Kasus Positif Corona di Banten Tembus Seribu Lebih  

1. Jumlah delapan ribu ini belum termasuk rapid test drive thru dari Provinsi Banten

Delapan Ribuan Warga Lebak Sudah Jalani Rapid TestRapid test kepada pedagang di pasar Bantul yang digaler oleh Dinas Kesehatan. IDN Times/Daruwaskita

Triyatno mengatakan, jumlah tersebut belum termasuk dengan warga yang mengikuti rapid test melalui mobil atau drive thru yang hari ini mulai dilaksanakan Dinkes Provinsi Banten di Rangkasbitung.

Triyatno mengatakan, rapid test yang dilakukan kepada delapan ribuan orang terdiri dari rapid test antigen dan antibodi.

“Sekitar 6 ribu orang itu rapid test antibodi, ini yang bantuan dari provinsi. Sisanya rapid test antigen yang penggunaannya lebih kepada orang-orang kontak erat dan lingkungan di tempat pasien positif,” kata dia.

2. Rapid test di Lebak berasal dari Pemprov Banten

Delapan Ribuan Warga Lebak Sudah Jalani Rapid TestDok.IDN Times/Istimewa

Sejauh ini, pengadaan alat rapid test antibodi di Lebak memang masih mengandalkan dari Pemprov Banten. Sementara, agar tingkat akurasi hasilnya lebih tinggi, Dinkes Lebak memilih untuk mengadakan rapid test antigen.

“Karena melihat (rapid antibodi) di beberapa daerah, ada yang reaktif tapi setelah swab hasilnya negatif dan sebaliknya. Nah dengan beberapa pertimbangan itu, kami mengadakan rapid swab yang mudah-mudahan akurasinya bisa dipertanggungjawabkan,” papar Triyatno.

“Dan kami beli juga masih baru dikisaran 4 ribuan alat rapid,” imbuhnya.

Baca Juga: Polemik Rapid Test: Tak Akurat, Tapi Kenapa Masih Jadi Pilihan?

3. Anggaran pengadaan rapid test Pemprov Banten Rp25 miliar

Delapan Ribuan Warga Lebak Sudah Jalani Rapid TestIDN Times/ Khaerul Anwar

Sebelumnya diberitakan, anggaran pembelian alat pengambilan sampel darah cepat alias rapid test di Provinsi Banten mencapai sebesar Rp 25.993.268.000. Rapid test tersebut digunakan untuk memetakan penyebaran virus corona atau COVID-19.

Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan anggaran senilai hampir Rp26 miliar tersebut digunakan untuk pembelian sebanyak 154.000 stik alat rapid test. Selain itu, anggaran tersebut digunakan untuk pembelian bahan habis pakai seperti alcohol swab, blood lanset dan pen lanset, biaya sewa tenda, meja, kursi, kipas angin saat layanan rapid test drive thru dan makan minum petugas.

Kemudian alat rapid test yang dibeli Pemprov sebanyak 154.000 stik tersebut sebagian di distribusikan ke Dinas Kesehatan kabupaten dan kota dan sebagian dikerjakan langsung oleh Dinkes Provinsi Banten.

"Dari sisi diagnostik rapid test tidak efektif karena rapid test bukan sebagai diagnosa pasti orang terpapar COVID atau tidak. Untuk diagnosa pasti dilakukan swab," kata Ati saat dikonfirnasi, Kamis (25/6).

Baca Juga: Waspada, Ratusan Pasar Tanah Air Kini Jadi Klaster Penyebaran COVID-19

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya