Halal Bi Halal, PP Muhammadiyah Siarkan Pesan Damai Usai Pemilu 

Perbedaan aspirasi politik wajar di negara demokrasi

Tangerang, IDN Times - Organisasi Islam Muhammadiyah menyiarkan pesan damai usai dinamika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang sudah dinyatakan selesai melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Pesan tersebut disaampaiakan dalam acara Halal Bi Halal PP Muhammadiyah 2024 di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) yang dihadiri banyak tokoh nasional, perwakilan negara sahabat dan pejabat negara seperti Kapolri dan Panglima TNI.

"Kita banyak perbedaan politik, alhamdulillah MK sudah mengumumkan, siapa yang jadi Rais dan Wakil Rais di Indonesia, itu membuat ketentraman di Indonesia. Kapolri dan panglima datang (ke acara ini walaupun ada acara di KPU), berarti Indonesia aman," kata Rektor UMJ, Ma'mun Murod selaku tuan rumah acara dalam sambutannya, Rabu (24/4/2024).

Baca Juga: MK: Tim Anies Tak Bisa Buktikan Dugaan Pelanggaran Kampanye Prabowo

1. Silaturahmi yang sempat putus, disambung lagi ya

Halal Bi Halal, PP Muhammadiyah Siarkan Pesan Damai Usai Pemilu IDN Times/Muhamad Iqbal

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengungkapkan, momen Halal bihalal usai lebaran ini menjadi sarana menyambung silaturahmi bangsa usai mengerasnya perbedaan dalam kontestasi pemilu.

"Silaturahmi bukan sekadar menyambung yang biasa kita sambung, tapi juga menyambung yang sempat terputus," kata Haedar dalam sambutannya.

2. Perbedaan aspirasi politik hal wajar di negara demokrasi

Halal Bi Halal, PP Muhammadiyah Siarkan Pesan Damai Usai Pemilu Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (22/4/2024). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Menurut Haedar, perbedaan aspirasi politik adalah hal wajar dalam negara demokrasi. "Selalu ada dinamika, perbedaan politik itu sudah mutlak, kalau semuanya sama tidak perlu ada demokrasi," kata dia

Perbedaan itu, lanjutnya, tidak kemudian membuat bangsa terpecah. "Kuncinya ada di hati kita, maka silaturahmi itu melonggarkan hati kita. Memberi makna terdalam pada suasana hati," ungkapnya.

Baca Juga: Tak Dipinjami Uang Rp300 Ribu, Tante di Tangerang Bunuh Ponakan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya