Ini Risiko Kerusakan Akibat Pencemaran Sampah ke Sungai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Tangerang, IDN Times - Organisasi pemerhati lingkungan, Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi, menyatakan keberadaan enam tempat pembuangan sampah di sempadan sungai menimbulkan sejumlah ancaman bagi warga maupun lingkungan.
Manajer Kampanye Energi dan Perkotaan dari Walhi, Dwi Sawung menjabarkan, salah satu ancaman bagi warga adalah sampah yang dapat menjadi sumber penyakit.
"Ancaman (bagi warga) penyakit ya. Gak cuma (pencemaran) di sungai, kalau dia (sampah di tepian sungai) di pinggir sungai juga bisa menimbulkan penyakit," kata Dwi kepada IDN Times, Rabu (29/9/2021).
1. Asap pembakaran sampah meracuni pernafasan warga
Pun jika sampah-sampah itu dibakar, asap dari pembakarannya sangat mungkin membuat penyakit pernafasan warga yang tinggal di pemukiman sekitar.
"Tapi kalau kita kan agak abai tentang kesehatan. Kadang-kadang sampah dibakar juga lalu timbul sesak napas, punya penyakit pernapasan, padahal itu berbahaya juga," kata dia.
Baca Juga: Walhi: Sampah Gak Jadi Prioritas Kota dan Kabupaten di Indonesia
2. Kebanyakan warga tak sadar dampak pencemaran
Menurut Dwi, ancaman kesehatan bagi warga dapat terlihat dalam waktu 1 hingga 2 tahun lagi. Terutama bagi warga yang tinggal di dekat lokasi dan mengidap batuk. Biasanya, mereka menganggap batuk tersebut merupakan sakit biasa.
"Sering dianggap batuk sendiri, padahal itu harus ditelusuri sebabnya dari mana," ujar Dwi.
Kemudian air dari sampah yang meresap ke tanah dapat mencemari air yang mengalir ke rumah. Jika air itu digunakan untuk mandi, maka warga dapat menderita gatal-gatal.
"Air lindihnya juga masuk ke air tanah, bikin gatal-gatal," kata dia.
3. Sungai yang membawa sampah ke laut juga membahayakan ekosistem
Berkait ancaman terhadap lingkungan, sungai dapat tercemari jika ada sampah-sampah yang berjatuhan. Sampah-sampah di laut lantas menutup akar pohon mangrove, kemudian mengakibatkan pohon tersebut akhirnya mati.
Hal itu menjadi ancaman kedua terhadap sisi lingkungan.
Baca Juga: 350 Ton Sampah Liar di Kota Serang Tidak Terangkut Selama Pandemik