Pancaroba, Warga Kota Tangerang Dihantui DBD

Dinkes: pencegahan harus dilakukan oleh warga sendiri

Kota Tangerang, IDN Times - Memasuki masa pancaroba, masyarakat Kota Tangerang mulai dihantui penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit yang berasal dari nyamuk Aedes aegypti telah menginfeksi beberapa warga di Kota Tangerang.

Seperti di Perumahan Bugel Mas Indah RW 06. Di wilayah ini sudah ada tujuh warga yang terserang DBD, kata Ketua RW 06, Hendra Gunawan.

"Jumlah itu dari bulan Februari sampai yang terakhir itu Minggu kemarin," ujarnya kepada IDN Times, Selasa, (20/4/2021).

Baca Juga: Pasien COVID-19 Bergejala Berat di Tangsel Terpaksa Isolasi Mandiri

1. Semua warga yang terjangkit DBD, berhasil sembuh

Pancaroba, Warga Kota Tangerang Dihantui DBDANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Beruntung, para warga yang terserang DBD tersebut dapat terselamatkan. Mereka pulih setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit selama 1 Minggu.

"Rata-rata seminggu dirawat. Alhamdulilah tidak ada yang kritis. Semuanya sudah pulih," kata Hendra.

Hendra mengatakan, sejak saat itu warganya gencar melakukan pencegahan penularan DBD. Seperti dari kerja bakti membersihkan lingkungan kotor yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, kemudian penyemprotan antinyamuk dengan fogging. Namun, untuk fooging tidak dilakukan rutin lantaran keterbatasan anggaran.

"Di sini juga ada kader jumantik (juru pemantau jentik).  Mereka rutin memantau setiap rumah, terutama yang pada bak penampungan air. Karena riskan juga kalau tidak dibersihkan akan menjadi sarang jentik. Nah kan jentik ini yang jadi nyamuk," katanya.

2. Pencegahan DBD harus dilakukan langsung oleh masyarakat

Pancaroba, Warga Kota Tangerang Dihantui DBDIlustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Indri Bevy menegaskan, pencegahan DBD harus dilakukan langsung oleh masyarakat. Hal itu dilakukan melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD.

"Karena penyebabnya kan nyamuk. Bagaimana agar nyamuk itu tidak berkembang biak dengan PSN DBD tadi," ujarnya.

PSN DBD merupakan program untuk memberantas jentik dan nyamuk dengan cara membersihkan tempat penampungan air seminggu sekali, dan menutupinya serta mengubur atau mendaur ulang barang bekas.

Selain itu juga terdapat program "Satu Rumah Satu Jumantik". Jadi, setiap rumah terdapat 1 orang yang menjadi pemantau jentik nyamuk. Dinkes pun, kata Bevy, telah melatih dan memberi penyuluhan di kelurahan, puskesmas dan RT/RW mengenai pencegahan penyakit DBD.

"Itu kita pernah melatih dan itu di rumah masing-masing. Kalau di rumah ada sismantik siswa pemantau jentik," kata Bevy.

3. Dinkes menilai, fogging tak efektif berantas DBD

Pancaroba, Warga Kota Tangerang Dihantui DBDilustrasi fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Bevy menilai, fogging bukan menjadi solusi memberantas penyakit ini sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Jentik nyamuknya tidak terbunuh dengan fogging.  

Menurutnya, solusi pemberantasan DBD adalah gerakan 3 M plus, yakni menguras, menutup, dan mengubur.

"Solusinya ya dengan PSN DBD itu harus digencarkan. Kalau perlu buat satgasnya karena sekarang musim hujan dan panas ini membuat nyamuk mudah berkembang biak," kata dia.

Baca Juga: Dinkes: Seluruh Wilayah Tangsel Rawan Kasus DBD 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya