Paparan Radiasi Di Batan Indah Sudah Turun 90 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Badan Tenaga Nuklir (Batan) mengklaim telah terjadi penurunan tingkat paparan di area lahan kosong di Perumahan Batan Indah Kota Tangerang Selatan. Sebelumnya, petugas menemukan sampah limbah nuklir di area ini.
"Hasil mapping terakhir kemarin, penurunan tingkat paparan di lokasi mencapai 90 persen, artinya itu tinggal 10 persen lagi," ungkap Kepala Hukum Humas dan Kerjasama Batan Heru Umbara pada Selasa, (18/2).
Baca Juga: Gandeng BIN, Batan Cari Pelaku Pembuang Radioaktif Cs-137
1. Batan mengungkap, proses clean up tak sampai 20 hari
Berkaca dari kondisi faktual tersebut, Heru berharap proses clean up yang dikerjaka bisa selesai dalam waktu yang tidak sampai 20 hari. Dengan demikian, kata dia, Batan bisa melanjutkan pengerjaan hal lain, termasuk meneliti tanah yang sudah dievakuasi.
"Dan warga di sini juga tidak terganggu dengan kita ramai-ramai begini," ungkapnya.
2. Sebanyak 115 drum tanah terpapar radiasi sudah dibawa
Dalam proses clean up enam hari terakhir, petugas telah menyiapkan 100 drum dengan masing-masing kapasitas 100 liter. Drum itu digunakan untuk mengangkut tanah yang terpapar sampah limbah nuklir.
Dari hasil clean up sejauh ini, rupanya tanah yang berhasil dievakuasi berjumlah 115 drum. Tanah dalam ratusan drum itu kemudian dibawa ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif di Batan kawasan Puspiptek.
Setelah ini, kata Heru, petugas akan kembali melakukanmapping untuk melihat kemajuan dalam penurunan paparan radiasi di lokasi tersebut. "Jadi kita semua ingin, ini (proses clean up) segera selesai. Jika benar sudah clear, akan kita deklarasikan juga ke masyarakat," kata Heru.
3. Proses clean up dilakukan dengan cara pengerukan
Diberitakan sebelumnya, tim Badan Pengawasan Teknologi Nuklir (Bapeten) dan Batan melaksanakan clean up itu dengan mengeruk tanah yang terpapar radiasi nuklir jenis Cs 137.
Kepala Bagian Komunikasi, Publikasi dan Protokol Bapeten, Abdul Qohhar mengungkap radiasi di lokasi tersebut pada Minggu (17/2) adalah 90 microsievert per jam. Sebagai perbandingan, laju paparan di background atau normal adalah 0,03 microsievert.
Angka itu jauh menurun dibanding awal kasus ini mencuat. Saat pertama kali ditemukan, paparan radiasi ada di angka 200 microsievert per jam.
"Jadi waktu sebelum proses, waktu penemuan awal, itu setelah terdeteksi, kemudian teman-teman melakukan pengukuran di lokasi," kata dia.
Baca Juga: Bapeten dan Batan Terus Clean Up Area Terpapar Radiasi Tinggi