Saling Bantu dan Jaga, Tuna Netra Tangerang Bertahan di Pandemik

Mereka terancam masuk jurang kemiskinan

Kota Tangerang, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang berdampak terhadap semua sektor salah satunya perekonomian memaksa umat manusia berusaha bertahan dengan cara apapun, termasuk mempererat solidaritas sesama, saling bantu dan saling jaga.

Tak terkecuali warga yang memilki keterbatasan fisik yang berusaha bertahan dari segala keterbatasan yang ada di tengah pandemik global.

Baca Juga: Pemerintah Pusat Tidak Larang Mudik Lebaran, Ini Kata Gubernur Banten

1. Pandemik jadi momen saling bantu dan menguatkan

Saling Bantu dan Jaga, Tuna Netra Tangerang Bertahan di PandemikGuiding Block bagi tuna netra yang hilang di Malioboro /Forpi Kota Yogyakarta

Seperti yang diungkap oleh Persatuan Tuna Netra (Pertuni) Kota Tangerang. Pandemik yang luar biasa menghancurkan ekonomi para penyandang disabilitas yang rata-rata berprofesi sebagai terapis pijat. Di sisi lain, pandemik juga justru menjadi momen untuk saling menguatkan dan saling berbagi sesama rekan tuna netra.

"Nah kita selaku pengurus berupaya semaksimal mungkin kita berikan support semangat kepada temen-temen anggota, maupun kita cari donasi dan saling bantu saling bagi sembako," kata pengurus Pertuni Kota Tangerang, Surya Kusuma kepada IDN Times, Selasa (23/3/2021).

Surya menyebut, selama ini mereka saling mencari bantuan dan saling membantu mencari bahan pangan untuk para rekan tuna netranya yang kehilangan pekerjaan. "Orang lagi pandemik, kita keliling cari solusi karena anggotanya banyak," kata dia.

2. Imbauan protokol kesehatan dilakukan dengan saran aplikasi WhatsApp

Saling Bantu dan Jaga, Tuna Netra Tangerang Bertahan di PandemikUnsplash/Kelly Sikkema

Selama pandemik ini, menurut Surya, upaya pencegahan paparan COVID-19 sendiri hanya dilakukan melalui aplikasi WhatsApp yang ada di ponsel dengan aplikasi khusus tuna netra.

Dari pandemik ini, Pertuni selalu memberikan edukasi bagi anggotanya yang berjumlah 70-an orang. Edukasi itu sendiri merupakan imbauan dari pemerintah pusat maupun daerah soal penerapan protokol kesehatan.

"Kami tetap lakukan itu untuk teman-teman, yaitu selalu menjaga kesehatan dan juga tak melakukan pertemuan rutin sebulan sekali. Kita juga sering ada informasi dari Dinas Sosial melalui WA grup. Jadi kadang imbauan juga dari Wali Kota. Kita info dari Dinas Sosial," kara dia.

3. Anggota Pertuni tak ada yang terpapar COVID-19, namun mereka terancam kemiskinan

Saling Bantu dan Jaga, Tuna Netra Tangerang Bertahan di PandemikIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Surya memastikan bahwa puluhan anggota Pertuni sampai sejauh ini aman dari paparan COVID-19. Namun menurutnya, mereka sendiri terancam dengan datangnya kemiskinan akibat terbatasnya usaha ekonomi mereka.

"Pijat kan gak mungkin jauhan yah," kata Surya.

Meski begitu, Surya merasa bersyukur atas bantuan dari pemerintah yang sudah diberikan berupa Bansos sembako.

Baca Juga: Arief: Faskes COVID-19 Kota Tangerang Terbanyak di Tangerang Raya

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya