Saraswati Minta Aparat Bongkar Dan Tangkap Pemilik Venesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Bakal Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang berpasangan dengan mantan Sekretaris Daerah Tangsel, Muhamad, Rahayu Saraswati menyebut, seharusnya tidak ada toleransi sedikit pun terhadap praktik perdagangan orang. Tidak cuma di Tangsel, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Rahayu yang merupakan aktivis anti-perdagangan manusia, menanggapi penggerebekan terhadap tempat Karaoke di BSD, Tangerang Selatan oleh Bareskrim Polri.
Baca Juga: Kasus Venesia, Ruhamaben: Tangsel Seperti Masih di Zaman Jahiliyah
1. Saras minta aparat bongkar siapa pemilik Venesia
Saras mengatakan, dia meminta aparat membongkar kasus perdagangan orang ini sampai tuntas. Ia berharap kepolisian tidak hanya menjaring para wanita korban perdagangan, tetapi juga menangkap para pelanggan atau penyewa jasa dan pihak-pihak yang diduga kuat terlibat dalam tindak pidana ini.
"Pelanggannya, laki-laki kan. Juga pihak-pihak yang bisa diduga kuat terlibat dalam kasus tindak pidana perdagangan orang. Cari siapa-siapa saja tokoh kunci dalam perdagangan manusia itu, yang dikenal dengan sebutan germo atau muncikari. Jika ada, tangkap segera," kata Saras, dalam keterangan pers yang diterima IDN Times, Sabtu (22/8/2020).
2. Saras: perempuan harus tangguh dan mandiri
Saras mengaku, sebagai orang yang berpengalaman dalam perjuangan melawan human trafficking, Saraswati menyampaikan solusi untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
"Solusinya pemberdayaan perempuan dan ekonomi serta meningkatkan ketahanan keluarga. Perempuan harus cerdas, tangguh dan mandiri," kata Saras.
Baca Juga: Dugaan Perdagangan Orang, Karaoke di BSD Ini Digerebek Mabes Polri
3. Karaoke esek-esek Venesia BSD digerebek Bareskrim Polri
Sebelumnya diberitakan, jajaran Subdit 3 Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim bersama TNI Pomdam Jaya menggerebek Venesia BSD Karaoke Executive pada Rabu malam, 19 Agustus 2020 jam 19.30 WIB.
Penggeledahan dilakukan karena modusnya eksploitasi seksual pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi COVID-19. Ternyata, Venesia BSD Karaoke Executive telah beroperasi sejak awal Juni 2020 sampai sekarang.
Kemudian, tempat hiburan malam ini menyediakan perempuan untuk dapat berhubungan badan tarifnya Rp1.100.000 sampai Rp1.300.000 per voucher dikali 3 voucher. Dan, perempuan yang bekerja berasal dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur sebanyak 47 orang.
Lalu, ada 13 orang yang diamankan terdiri 4 orang sebagai "papi" (muncikari), 3 orang sebagai "mami" (muncikari), 3 orang sebagai kasir, 1 orang supervisor, 1 orang sebagai manager operasioanal dan 1 orang sebagai general manager.
Sedangkan, barang bukti yang diamankan berupa kuitansi 2 bundel, voucher ladies 1 bundel tanggal 19 Agustus 2020, uang Rp 730.000 uang bookingan ladies mulai dari 1 Agustus 2020, 3 unit mesin edc, 12 kotak alat kontrasepsi merk Durex, 1 bundel form penerimaan ladies, 1 bundel absensi ladies, 14 baju kimono Jepang sebagai kostum pekerja.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan 6 orang tersangka.
Baca Juga: Cara Pengelola Karaoke di BSD Kelabui Polisi di Kala PSBB