Stasiun Rangkasbitung Berhenti Operasi, Sopir Angkot Demo

Para sopir mengaku sulit mendapat uang 

Lebak, IDN Times - Para sopir angkutan kota (angkot) di Kabupaten Lebak lakukan berunjuk rasa dengan cara membawa keranda mayat, Senin (10/5/2021). Keranda mayat itu merupakan simbol matinya rejeki mereka karena terdampak terhentinya layanan naik-turun penumpang di Stasiun Rangkasbitung.

Para sopir angkot mengaku, pendapatan mereka hilang akibat berhentinya layanan penumpang di stasiun ujung KRL Commuter tersebut.

Baca Juga: KAI: KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Hanya Sampai Tigaraksa

1. Mereka minta Bupati Iti cabut penghentian operasional stasiun KRL Rangkasbitung

Stasiun Rangkasbitung Berhenti Operasi, Sopir Angkot DemoAntrean di Stasiun Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin (8/6). (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Sebelumnya mereka sudah menyuarakan aspirasi agar Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mencabut usulan penghentian layanan Commuter Line dan KA Lokal ke Satgas Penanganan COVID-19. Sopir angkot kembali menyuarakan jeritan kesulitannya.

“Kalau dari tanggal 6 sampai 17 kondisinya begini terus, stasiun masih ditutup, bisa-bisa anak dan istri kami yang mati karena kami tidak dapat pendapatan,” ungkap Robi, salah satu sopir angkot.

2. Sopir angkot sulit dapat uang

Stasiun Rangkasbitung Berhenti Operasi, Sopir Angkot DemoIlustrasi (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Robi mengungkapkan, sulitnya kondisi keuangan para sopir angkot sejak stasiun berhenti melayani penumpang. Uang simpanan yang tak seberapa harus dipakai untuk kebutuhan sehari-hari karena hilangnya pendapatan.

“Dari tanggal 6, mau dapat duit Rp10 ribu juga susahnya bukan main. Sekarang sudah gak ada duit, mau gimana coba,” kata Robi.

3. "Kepada Ibu Bupati, kami mohon lah agar stasiun bisa dibuka lagi"

Stasiun Rangkasbitung Berhenti Operasi, Sopir Angkot DemoBupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Robi mengatakan, untuk ke tempat tujuan, pengguna KRL Commuter Line asal Lebak yang turun di Stasiun Cikoya menggunakan transportasi online.

“Iya dari sana ke sini mereka naik taksi online, hilang penumpang kita. Ini udah menimbulkan kesengsaraan bagi kami. Kepada Ibu Bupati, kami mohon lah agar stasiun bisa dibuka lagi,” harapnya.

Baca Juga: KAI: KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Hanya Sampai Tigaraksa

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya