Warga Cileuksa Evakuasi Diri Sendiri, Menembus Hutan dan Jalan Lumpur 

Mereka menempuh delapan jam perjalanan

Lebak, IDN Times - Nyai, 28 tahun, warga Kampung Cileuksa Hilir Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, terpaksa harus mengevakuasi sembilan orang keluarganya setelah enam hari bertahan di rumah mereka yang diterjang longsor, Selasa (7/1). Mereka berjalan menyusuri hutan dengan medan jalan berbatu dan tanah, yang saat ini menjadi kubangan lumpur.

Kampung Cileuksa menjadi satu dari sembilan kampung di Desa Cileuksa yang terisolir karena berada di kawasan pegunungan, sebenarnya ada tiga akses atau jalan untuk menuju Desa Cileuksa. Pertama bisa dilalui dari arah Jasinga, Kabupaten Bogor, Sukabumi dan juga Lebak.

Kedua akses di Kabupaten Bogor dan Sukabumi sudah tidak bisa dilalui karena diterjang longsor, beberapa jembatan juga terputus. Sampai akhirnya akses dari Kabupaten Lebak menjadi satu-satunya yang bisa dilalui, kendati demikian akses tersebut tidaklah mudah. Karena medan yang harus dilalui sangatlah terjal dan tidak mulus seperti jalanan pada umumnya, akses itu sejak dahulu kala dipergunakan untuk aktivitas petani.

1. Bantuan baru tiba paska empat hari terjangan longsor

Warga Cileuksa Evakuasi Diri Sendiri, Menembus Hutan dan Jalan Lumpur (IDN Times/Candra Irawan)

Jangankan untuk mengevakuasi dengan berjalan kaki, untuk mendistribusikan bantuan saja harus menggunakan kendaraan off-road. Bantuan juga menurut warga baru tiba setelah empat hari peristiwa yang melanda 11 kampung itu.

Penelusuran IDN Times melalui akses Kabupaten Lebak, di Kampung Ranca Bebek Desa Banjaririgasi, kendaraan selain off-road hanya dapat berjalan sampai di pos sementara yang berjarak sekitar 100 sampai 200 meter dari permukiman warga Kampung Ranca Bebek. Dari pos itu berjalan kaki hingga ke pos pertama harus melalui sejumlah jalan mendaki yang berjarak sekira tiga kilometer dan memakan waktu selama tiga jam.

Mudah atau tidaknya melalui akses ini tergantung dari situasi cuaca, bilamana cuaca hujan maka akses pun akan menjadi kubangan lumpur sedalam 15 sentimeter yang licin. Lalu bilamana cuaca cerah atau tidak hujan maka pejalan kaki dapat melalui tanah bebatuan yang dapat dilihat dengan mudah.

2. Warga lebih membutuhkan bantuan semboko dibandingkan pakaian

Warga Cileuksa Evakuasi Diri Sendiri, Menembus Hutan dan Jalan Lumpur (IDN Times/Candra Irawan)

Pos pertama merupakan persimpangan antara Kampung Cihaur dan 10 kampung lainnya Desa Cileuksa, di sana ada sejumlah relawan dan warga yang berjaga. Terdapat beberapa karung pakaian bekas donasi dari para relawan yang membawanya, namun pakaian itu tampak tidak "laku" karena warga saat ini sangat membutuhkan bantuan sembako.

Mengambil arah kanan dari pos pertama, merupakan akses menuju 10 kampung yang terisolasi. Berdasarkan pengakuan warga, untuk menuju Kampung Cileuksa Desa sedikitnya harus menumpuk perjalanan lima kilometer atau tiga sampai empat jam berjalan kaki.

3. Mereka mengevakuasi diri tanpa membawa apapun

Warga Cileuksa Evakuasi Diri Sendiri, Menembus Hutan dan Jalan Lumpur IDN Times/Candra Irawan

Baca Juga: Presiden Minta Warga Terdampak Longsor di Bogor dan Banten Direlokasi

Keluarga Nyai juga harus berjalan selama delapan jam untuk sampai di kawasan Kampung Ranca Bebek Desa Banjaririgasi, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak. Mereka tidak membawa tas maupun maupun perlengkapan apapun dan hanya bermodalkan baju yang menempel di tubuh mereka.

Dari sembilan orang keluarga Nyai, ada kakek berusia 70 tahun, bernama Arpa. Tubuhnya yang renta sangat kesulitan menuruni jalan, kakinya tidak beralas, memakai batik, kopiah dan celana panjang hitam, Arpa menyusuri sedikit demi sedikit jalan bebatuan yang kerap kali menusuk kakinya, beruntung ia dibantu relawan meskipun terkadang Arpa meminta istirahat.

Kerutan wajahnya sangat terlihat jelas ketika Arpa berupaya menahan rasa sakit akibat kondisi jalan tersebut, suara jeritannya nyaris tidak terdengar saat IDN Times mendampingi kakek Arpa yang ditopang sebilah batang kayu.

4. Medan jalanan di Kampung Cileuksa Desa sangat parah

Warga Cileuksa Evakuasi Diri Sendiri, Menembus Hutan dan Jalan Lumpur IDN Times/Candra Irawan

Beberapa kali keluarga Nyai berpapasan dengan relawan off-road yang hendak mengantar bantuan, ada satu kelompok yang benar-benar memperhatikan rombongan itu. Mereka memberi keluarga Nyai nasi yang terbungkus daun pisang, masing-masing menerima satu bungkus.

Tidak hanya kakek Arpa, rombongan yang sebagian besar perempuan terlihat bergetar ketika mereka menerima nasi bungkus itu. Rasa terima kasih mereka terus disuarakan kepada relawan, sebab selama pejalanan mereka tidak makan ataupun minum sama sekali.

"Jalannya licin, turun naik. Jalan ini masih mendingan dibandingkan dengan jalan dari rumah kami ke pos pertama," ujar Nyai kepada IDN Times.

5. Mereka hendak menuju rumah kerabat di kawasan Cigudeg

Warga Cileuksa Evakuasi Diri Sendiri, Menembus Hutan dan Jalan Lumpur IDN Times/Candra Irawan

Nyai berencana mengevakuasi keluarganya ke rumah kerabat mereka di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Lebak.

"Evakuasinya baru hari ini, karena cuaca dan jalannya parah," jelasnya.

6. Sebanyak 10 kampung di Desa Cileuksa masih kekurangan bantuan sembako

Warga Cileuksa Evakuasi Diri Sendiri, Menembus Hutan dan Jalan Lumpur (IDN Times/Candra Irawan)

Menurut Nyai, selama bertahan mereka menghabiskan stok makanan selama enam hari, setelah itu mereka tidak tahu lagi bagaimana caranya mendapatkan makanan selain dari bantuan.

"Dikasih satu bungkus untuk satu orang, dari bantuan yang datang. Sekarang makanannya sudah habis, jadi mau enggak mau kita harus turun dan ada juga warga yang masih bertahan karena mereka bingung mau dievakuasi ke mana," ucap Nyai.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Menembus Desa Terisolir Sukajaya Bogor Usai Longsor

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya