15 Warga Banten Terdampak Gempa di Turki
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Sebanyak 15 warga Banten dilaporkan harus mengungsi di KBRI Turki di Ankara. Mereka yang mayoritas mahasiswa itu mengungsi bersama WNI lainnya setelah terdampak gempa Magnitudo (M) 7,8.
Informasi tentang 15 warga Banten yang mengungsi di KBRI Turki disampaikan saat Pj Gubernur Banten Al Muktabar memantau kondisi mereka melalui video call, Senin sore (13/2/2023). Al Muktabar menelepon salah satu mahasiswa bernama Fajar Firdaus yang sedang menempuh studi kuliah di Turki.
"Salam kangen dari kami di Indonesia, Bagaimana keadaan di sana? Jaga kesehatan kalian di sana dan tetap semangat belajar yang baik," tanya Al, Selasa (14/2/2023).
Baca Juga: Menlu RI Minta Dubes Ngantor di Lokasi Gempa Turki
1. Warga Banten di Turki dalam kondisi baik
Dari keterangan yang didapat Al, kondisi warga Banten yang berada di Turki dalam keadaan baik. Saat ini, mereka mengungsi di KBRI Turki di Ankara. Adapun jumlah WNI yang mengungsi di KBRI Turki sebanyak 120 orang.
Dia mengaku bersyukur mereka dalam kondisi baik dan telah penanganan oleh perwamilan pemerintah Indonesia di sana. "Salam untuk semua mahasiswa Banten disana dan semuanya yah, kita di sini terus mendoakan kalian," katanya.
2. Pemprov akan bantu dan pantau kondisi warganya yang terdampak
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Banten itu pun meminta kepada salah satu mahasiswa untuk mendata secara pasti bantuan apa yang diperlukan mereka saat dalam pengungsian. Pemprov Banten akan memberikan bantuan dan memantau kondisi warganya di Turki.
"Jadi kita lagi mengalirkan mekanismenya (penyaluran bantuan), seperti apa alurnya," katanya.
3. Sedang musim salju, warga butuh pakaian hangat
Sementara, Fajar Firdaus mahasiswa Universitas Gaziantep, Turki asal Kota Cilegon, menuturkan setidaknya terdapat sekitar 15 mahasiswa asal Provinsi Banten yang berada di KBRI Ankara.
Dia menyampaikan bahwa saat ini Turki sudah memasuki musim dingin bahkan bersalju sehingga mereka membutuhkan pakaian yang hangat sehingga tidak kedinginan saat beraktivitas di pengungsian.
"Pakaian ditinggal di asrama, kita membutuhkan pakaian hangat karena di sini musim dingin bahkan bersalju juga," katanya.
Baca Juga: Sepekan Gempa Turki-Suriah, Korban Tewas Jadi 34 Ribu Orang