Penambangan Liar di Gunung Halimun Jadi Penyebab Banjir di Lebak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banten, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan penambangan liar di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak menjadi salah satu penyebab banjir bandang dan longsor di Lebak.
Hal ini berdasarkan laporan awal dari pihak kepolisian di daerah Banten. Selain curah hujan yang tinggi, gundulnya area pegunungan Halimun-Salak menjadi penyebab luapan Sungai Ciberang yang mengakibatkan 6 kecamatan diterjang banjir bandang.
Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi agar banjir di area Lebak tak lagi terulang?
1. Sejumlah tambang liar di Gunung Halimun ambrol
Doni mengatakan, saat turun hujan dengan intensitas tinggi ada sejumlah galian tambang longsor dan membuat aliran air dari hulu sungai membawa material bebatuan disertai lumpur ke aliran Sungai Ciberang.
"Ada sejumlah tambang yang pecah. Jadi, tambang yang sudah ditinggalkan itu ambrol, longsor, dan membawa material bebatuan dan juga lumpur. Nah, inilah yg menyapu sepanjang Sungai Ciberang," kata Doni.
Baca Juga: Banjir Lebak 3 Orang Meninggal dan 6 Lainnya Hilang Tertimbun Lonsor
2. Air berlumpur dengan deras menyapu 6 kecamatan di Lebak
Banjir bandang dan longsor mengakibatkan ribuan pemukiman warga di Kabupaten Lebak hancur dan hanyut terbawa arus air, belasan jembatan terputus dan sejumlah sekolah serta musala rusak.
"Nah, inilah yang menyapu sepanjang Sungai Ciberang ini dan menimbulkan kerugian yang cukup massif. Tidak kurang dari sekitar 1.000 unit rumah yang rusak berat dan sebagian besar hanyut terbawa arus," kata Doni.
3. Sebanyak tujuh orang meninggal dunia dan satu orang hilang
Selain kerusakan material bangunan, banjir bandang juga mengakibatkan sebanyak tujuh orang meninggal dunia akibat tertimbun material longsor dan hanyut. Sementara, satu orang masih dalam pencarian.
"Berdasarkan laporan sementara dari ibu bupati, terdapat sejumlah 8 korban meninggal yang terdiri dari enam orang terimbun kemudian dua orang hanyut, satu belum ditemukan," kata Doni.
Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Rp5 Miliar untuk Korban Banjir Jabodetabek