Asal-muasal Kata Mudik dan Maknanya dalam Islam

Mudik punya makna mendalam tentang perjalanan dan ibadah

Serang, IDN Times - Lebaran tahun 2024 ini, diprediksi jumlah masyarakat Indonesia yang melakukan tradisi mudik mencapai 193,6 juta orang, atau naik 34 persen dari tahun sebelumnya.

Hal ini berarti juga bahwa 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia melakukan pergerakan dari satu daerah ke daerah lain yang bertujuan pulang ke kampung halamannya.

Sebagian dari kamu pasti penasaran, apa sih arti mudik secara bahasa atau makna? Nih simak ulasan IDN Times soal arti penamaan mudik sebagai kegiatan pulang kampung.

Baca Juga: Ada SPBU Siaga di Jalur Tol Tangerang-Merak, Ini Lokasinya

1. Sejumlah versi asal-muasal dan arti kata "mudik"

Asal-muasal Kata Mudik dan Maknanya dalam IslamIlustrasi antran di Pelabuhan Merak. (IDN Times/Khaerul Anwar)

Sebelum ke makna mendalam di baliknya, asal-muasal kata "mudik" ada beberapa versi. Pertama, dari laman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ada dua arti, yakni (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman), dan kedua berarti pulang ke kampung halaman. 

Sementara dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Serang, M Ishom el-Saha dalam sebuah tulisan di laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, menulis bahwa mudik adalah kembali ke udik (kampung dan desa).

Versi ketiga, seperti dikutip dari Radio Republik Indonesia (RRI),K kata "mudik" berasal dari kata Jawa Ngoko, "mulih dilik," yang artinya pulang sebentar setelah merantau. 

Istilah dengan pemaknaan yang berasal dari bahasa Jawa Ngoko ini mulai muncul pada tahun 1970-an, menurut yang dilansir di situs Kementerian Perhubungan RI.

2. Sejak kapan mudik ada?

Asal-muasal Kata Mudik dan Maknanya dalam IslamSuasana Stasiun Pasar Senen pada Senin (8/4/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Belum ada data pasti, kapan tradisi mudik muncul di Indonesia. Sejumlah pengamat meyakini bahwa mudik sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam, demikian dikutip dari laman RRI. Pada zaman Kerajaan Majapahit, mereka memiliki wilayah yang sangat luas dan mengutus pejabat-pejabat mereka di wilayah-wilayah tersebut. 

Pada saat tertentu, Sang Raja akan memanggil mereka untuk menghadapnya di Istana Kerajaan. Sementara pada saat Kerajaan Islam Mataram, para pejabat mereka akan pulang ke rumahnya masing-masing saat adanya lebaran. Mungkin inilah bukti bahwa mudik sudah ada sejak dahulu.

3. Makna mendalam di balik mudik

Asal-muasal Kata Mudik dan Maknanya dalam IslamTerminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo tampak lengang pada H-3 lebaran, Minggu (7/4/2024) siang. (IDN Times/Ardiansyah Fajar).

Dari sisi pemaknaan, dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Serang, M Ishom el-Saha menjelaskan, mudik merupakan momen yang selalu dinantikan masyarakat urban.

"Masyarakat berduyun-duyun melakukan perjalanan darat, laut, dan udara menjelang lebaran pada dasarnya karena spirit dan motivasi dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan sanak famili di kampung halaman," kata M Ishom el-Saha dalam tulisannya di laman Kemenag RI.

Secara teologis, spirit dan motivasi mudik tak ubahnya seperti perjalanan hidup manusia. Dari mana asal manusia, maka ke situ pula manusia kembali. Manusia pada dasarnya ingin kembali dengan selamat.

Dalam agama, manusia yang dapat kembali dengan selamat digambarkan sebagai manusia yang berjiwa tenang atau nafsul mutmainnah dalam keilmuan Islam.

"Nafsul mutmainnah adalah jiwa pada diri orang-orang yang patuh dan taat. Kepada siapa? Secara agama kepatutan dan ketaatan manusia ditujukan kepada Tuhan yang mengatur dunia. Tuhan adalah sumber dari asal-usul manusia dan kelak manusia akan kembali menghadap kepada-Nya," ungkapnya.

Manusia, lanjutnya, yang mematuhi ajaran agama maka ia akan kembali kepada Tuhannya. Dengan ketenangan dan kebahagiaan yang luar biasa," tulisnya.

Baca Juga: Pemkab Tangerang Tak Bisa Hitung Angka Mudik, Kenapa?

4. Mudik ilustrasi manusia ingin kembali ke Tuhan dengan selamat

Asal-muasal Kata Mudik dan Maknanya dalam IslamSuasana Stasiun Pasar Senen pada Senin (8/4/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Mudik diilustrasikan dengan perjalanan kembalinya manusia kepada Tuhan merupakan spirit yang patut diperhatikan. Tujuannya supaya pemudik dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa selama melakukan perjalanan dari kota ke desa.

"Pada akhirnya kita semua berharap supaya mudik lebaran Idul Fitri 1445 H berjalan lancar dan aman. Seluruh tenaga dan biaya yang dikeluarkan para pemudik untuk dapat berkumpul dengan keluarga dan saudara di kampung halaman semoga menjadi energi positif untuk kepentingan bersama," ungkapnya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya