Kekurangan Murid, SMP Swasta di Tangsel Terancam Tutup

Asosiasi sekolah swasta menilai ini sudah mengkhawatirkan

Tangerang Selatan, IDN Times - Sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terancam tutup akibat kekurangan siswa. Pada penerimaan siswa baru 2024/2025, bahkan ada sekolah yang hanya punya 1 murid saja. 

Hal ini diduga imbas dari penerimaan siswa di SMP negeri melebihi batas dari kuota yang telah ditentukan atau dengan kata lain overload

Baca Juga: Disegel Ahli Waris, Pj Gubernur: Lahan SMAN 8 Tangsel Aset Negara

1. Contohnya, SMP ini hanya punya 1 hingga 15 siswa baru

Kekurangan Murid, SMP Swasta di Tangsel Terancam TutupIlustrasi siswa SMP/ IDN / Riyanto.

Berdasarkan data yang dihimpun, sejumlah SMP swasta di Kecamatan Serpong mencatat hanya memiliki siswa kurang dari 15 orang.  Salah satu SMP swasta di Kecamatan tersebut bahkan hanya memiliki satu peserta didik pada tahun ajaran 2024/2025 ini. 

Sekolah tersebut antara lain, SMP AIS dengan jumlah siswa baru 10 orang. SMP BN, 12 siswa. SMP IAF, 4 Siswa. Kemudian, SMP IT JM, 12 siswa. SMP Y, 1 siswa. SMP KI, 14 siswa. SMPS ITA 8 siswa.

2. PKSS: kondisi ini sudah mengkhawatirkan

Kekurangan Murid, SMP Swasta di Tangsel Terancam TutupSalah satu bangunan SMP Swasta di Tangsel (Dok. IDN Times/Jupri)

Ketua Perkumpulan Kepala Sekolah Swasta (PKSS) Tangsel, Eko Pranoto membenarkan kondisi memprihatinkan tersebut. Menurutnya, permasalahan yang menimpa beberapa SMP swasta sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan.

Terparah, terjadi pada tahun lalu dan saat ini. Hal tersebut katanya, juga diperparah dengan praktik siswa titipan, terutama di SMP negeri favorit. 

“Sekarang swasta ini sudah tidak sehat. Imbasnya operasional sekolah. Kalau murid cuma satu, bagaimana gurunya ngajar?” katanya, Jumat (19/72024). 

3. PKSS minta Pemkot Tangsel turun tangan

Kekurangan Murid, SMP Swasta di Tangsel Terancam TutupIDN Times/Muhamad Iqbal

Eko berharap, agar Dinas Pendidikan Kota Tangsel segera memperbaiki permasalahan itu. Jika tidak, bukan tidak mungkin banyak sekolah tutup imbas tidak memiliki siswa. 

“Yang penting satu kelas seusai aturan. Coba kalau satu kelas itu sesuai aturan, anggaplah 32. Kemudian yang terjadi ada 40, kan selisih 8. Kalau satu sekolah ada sepuluh kelas berarti ada kelebihan 80 siswa. Nah yang 80 ini kan bisa tersebar di swasta,” kata dia.

Baca Juga: Kisah Nadiah, Siswa Miskin di Tangsel yang Gagal PPDB SMA Negeri

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya