5 Fakta Terbaru tentang Usulan Investigasi Asal Virus Corona

Beberapa negara ingin ada investigasi, tapi Tiongkok menolak

Jakarta, IDN Times - Sejak pertama kali dilaporkan oleh pemerintah Tiongkok kepada badan kesehatan dunia (WHO) pada 31 Desember 2019, virus corona jenis baru yang memiliki nama resmi 2019-nCoV telah menginfeksi lebih dari 3,6 juta orang dan menewaskan lebih dari 254.000 jiwa di seluruh dunia.

Dengan belum ada tanda bahwa laju penyebaran virus akan berakhir dalam waktu dekat, sejumlah negara mulai penasaran dengan asal-usulnya. Mereka mengaku ini penting untuk lebih mengerti soal virus tersebut. Usulan tentang investigasi mandiri pun digaungkan.

Berikut ini adalah lima fakta terbaru mengenai usulan investigasi terhadap virus corona:

1. Bagaimana awal munculnya proposal untuk investigasi mandiri?

5 Fakta Terbaru tentang Usulan Investigasi Asal Virus CoronaPresiden Amerika Serikat Donald Trump saat konferensi pers bersama Dr. Anthony Fauci, Wakil Presiden Mike Pence, Dr. Deborah Birx dan Laksamana Brett Giroir di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, pada 17 April. ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Pada pertengahan April, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding Tiongkok bertanggung jawab terhadap pandemik COVID-19. Ia mengklaim tanpa bukti bahwa ada kemungkinan penyebaran virus corona bermula dari sebuah laboratorium di Wuhan. Mengutip USA Today, Trump pun mengatakan intelijen Amerika Serikat sedang menyelidiki hal tersebut.

Klaim Trump didukung oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam beberapa kesempatan. Terakhir, ia menyampaikannya dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC pada Minggu (3/5). "Saya bisa katakan kepada Anda bahwa ada sebuah bukti sangat besar bahwa ini berasal dari laboratorium di Wuhan," ucapnya, tanpa menyertakan bukti yang dimaksud. 

Baca Juga: Menlu AS Klaim Ada Bukti Virus Corona Dibuat di Laboratorium Wuhan 

2. Laboratorium apa di Wuhan yang dituding sebagai sumber virus corona?

5 Fakta Terbaru tentang Usulan Investigasi Asal Virus CoronaPetugas medis melakukan tes swab kepada guru SMA untuk mendeteksi virus corona di Yichang, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 27 April 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Laboratorium yang menjadi sorotan adalah Institut Virologi Wuhan (WIV). Berdasarkan informasi yang terdapat, laboratorium yang didirikan pada 1956 tersebut merupakan bank virus terbesar di Asia di mana ada lebih dari 1.500 jenis yang disimpan di dalamnya.

Namun, Kementerian Luar Negeri Tiongkok membantah tudingan bahwa virus corona secara tak sengaja tersebar dari fasilitas tersebut. CNN melaporkan pada April bahwa intelijen Amerika Serikat sedang menyelidiki kaitan antara teori konspirasi tersebut dengan fakta yang ada.

Kantor Direktur Intelijen Nasional, badan yang bertanggung jawab mengawasi jaringan intelijensi Amerika Serikat, mengatakan pada Kamis (30/4) bahwa virus corona merupakan sesuatu yang natural, bukan buatan manusia. Akan tetapi, pemerintah belum juga menarik klaim yang dilontarkan.

"Komunitas intelijen sepakat dengan konsensus saintifik bahwa virus COVID-19 tidak dibuat oleh manusia atau dimodifikasi secara genetik," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip Reuters. 

3. Negara mana saja yang ingin ada investigasi mandiri?

5 Fakta Terbaru tentang Usulan Investigasi Asal Virus CoronaPerdana Menteri Australia Scott Morrison. (ANTARA FOTO/AAP Image/Mick Tsikas/via REUTERS)

Sekutu Amerika Serikat, Australia, setali tiga uang perihal perlunya investigasi terhadap bagaimana virus corona bisa muncul, kemudian menyebar seperti sekarang. Perdana Menteri Scott Morrison menilai usulan penyelidikan itu adalah sesuatu yang wajar.

"Ini tampaknya wajar dan masuk akal bahwa dunia menginginkan adanya asesmen mandiri soal bagaimana ini semuanya terjadi, jadi kita bisa mempelajari pelajarannya dan mencegahnya timbul kembali," kata Morrison, seperti dikutip ABC News Australia, pada akhir April lalu.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen juga berpendapat bahwa investigasi penting dilakukan dan harus melibatkan Tiongkok. "Saya kira ini semua penting bagi kita, maksud saya bagi seluruh dunia ini memang penting," tutur der Leyen dalam wawancara dengan CNBC

"Anda tidak pernah tahu kapan virus berikutnya akan bermula, jadi kita semua mau untuk selanjutnya, kita telah mempelajari pelajaran yang ada dan kita sudah menetapkan sebuah sistem peringatan dini yang benar-benar berfungsi dan seluruh dunia harus berkontribusi terhadap itu," tambahnya.

Sejalan dengan sikap Uni Eropa, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyarankan Tiongkok "bersikap transparan" mengenai asal-usul virus corona. "Seluruh dunia ingin tahu permulaan pasti dari virus tersebut untuk diklarifikasi," kata Maas saat diwawancara oleh media Jerman, Funke

Sedangkan Inggris tidak secara terbuka setuju. Namun, Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan kepada radio LBC bahwa Tiongkok punya peran penting. "Tiongkok perlu terbuka dan transparan soal apa yang sudah dipelajari, kekurangannya, tapi juga tentang keberhasilannya," ujar Wallace.

4. Bagaimana dengan sikap WHO?

5 Fakta Terbaru tentang Usulan Investigasi Asal Virus CoronaDirektur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto diambil dari media sosial. twitter.com/DrTedros

WHO sendiri menegaskan bahwa virus corona murni berasal dari binatang yang kemudian bertransmisi ke manusia seperti yang pernah diungkapkan pada Januari lalu. Meski demikian, WHO menyatakan bersedia berpartisipasi dalam investigasi atas undangan Tiongkok.

Sayangnya, perwakilan WHO Dr Gauden Galea mengaku kepada SkyNews bahwa pemerintah Tiongkok belum mengizinkan pihaknya ikut terlibat. "Kami tahu bahwa ada investigasi nasional yang tengah berlangsung, tapi di tahap ini kami belum diundang untuk bergabung," ungkap Galea.

Ia menambahkan bahwa WHO sudah membuat permintaan untuk ikut di dalamnya. "Asal-usul virus sangat penting, penghubung binatang-manusia sangat penting dan perlu untuk dipelajari," tegasnya. Galea pun menilai tidak ada alasan bagi Beijing untuk tidak melibatkan WHO dalam penyelidikan.

5. Apa respons Tiongkok?

5 Fakta Terbaru tentang Usulan Investigasi Asal Virus CoronaPresiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, pusat penyebaran virus COVID-19, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 10 Maret 2020. ANTARA FOTO/Xie Huanchi/Xinhua via REUTERS

Pemerintah Tiongkok menolak usulan tentang investigasi dengan menuding negara-negara yang memintanya punya "motif politik". Bahkan, perwakilan diplomatik Tiongkok dan media pemerintah dikerahkan untuk menentang keinginan tersebut.

Misalnya, Jingye Cheng selaku Duta Besar Tiongkok di Australia. Dalam wawancara dengan Australian Financial Review, Jingye mengindikasikan masyarakat Tiongkok bisa saja memboikot produk-produk Australia atau memutuskan tidak mengunjungi Negeri Kanguru, jika Canberra masih keras kepala.

Sementara media pemerintah Tiongkok, Global Times, menerbitkan tulisan yang senada dengan ancaman Jingye.

Redaksi media itu menulis: "Saat Tiongkok adalah mitra ekspor terbesar Australia, politikus-politikus seperti Perdana Menteri Scott Morrison, Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton, dan Menteri Luar Negeri Marise Payne, jelas memperlihatkan bahwa keuntungan politik personal mereka lebih penting dibandingkan kepentingan nasional negara mereka."

Diplomat top Chen Wen yang bertugas di Inggris berpendapat investigasi adalah distraksi terhadap Tiongkok yang berusaha melawan virus corona. "Penyelidikan mandiri itu dilatarbelakangi oleh motif politik," tuding Chen saat diwawancara oleh BBC.

"Kami sedang melawan virus sekarang, kami tengah mengonsentrasikan semua upaya kami untuk memerangi virus. Mengapa membicarakan tentang investigasi? Itu tak hanya akan mengalihkan perhatian, tapi juga sumber daya," tambahnya.

Baca Juga: Tiongkok Sebar Luaskan Teori Konspirasi Soal Asal Usul Virus Corona

Topik:

  • Anata Siregar
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya