Kronologi Para Peneliti UGM Keluar dari Tim Pembuat Vaksin Nusantara

Tim UGM tidak dilibatkan sama sekali dalam semua proses

Sleman, IDN Times - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) memutuskan mundur dari tim penelitian uji klinis vaksin sel dendritik SARS-Cov-2 atau Vaksin Nusantara. Wakil Dekan FK-KMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan, dr. Yodi Mahendradhata mengungkapkan pertimbangan integritas menyebabkan dua dosen dan satu dekan FK-KMK mengundurkan diri dari penelitian vaksin di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan RI ini.

Yodi mengungkapkan awal disusunnya protokol hingga proses uji klinis, peneliti UGM tidak dilibatkan sama sekali. Bahkan peneliti UGM tidak pernah membaca dokumen pembuatan vaksin COVID-19 tersebut.

Lalu bagaimana kronologi awal bergabungnya peneliti UGM dalam tim, serta bagaimana pertimbangan keluarnya para peneliti UGM? 

1. Desember 2020, peneliti dihubungi secara informal oleh Kemenkes

Kronologi Para Peneliti UGM Keluar dari Tim Pembuat Vaksin Nusantarailustrasi penyuntikan vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Yodi menyebutkan awal mula bergabungnya tim peneliti UGM dalam uji Vaksin Nusantara sekitar Bulan Desember 2020. Saat itu beberapa peneliti UGM dihubungi secara informal oleh pihak Kemenkes. Karena masih tahap awal nama serta detail vaksin tidak disebutkan. Saat itu peneliti UGM ditanya apakah bisa tidak bergabung dalam tim. Merasa terpanggil dengan ajakan tersebut, peneliti UGM memutuskan untuk bergabung.

"Beliau dengan iktikad baik menyanggupi, karena memang konsentrasi kami di sini untuk membantu pemerintah mengatasi COVID-19," ungkapnya pada Selasa (9/3/2021).

Baca Juga: Keterlibatan Tak Jelas, UGM Mundur dari Tim Riset Vaksin Nusantara

Baca Juga: Diklaim Lebih Unggul, Epidemiolog  Pertanyakan Vaksin Nusantara  

2. Tidak dilibatkan sama sekali dalam semua proses

Kronologi Para Peneliti UGM Keluar dari Tim Pembuat Vaksin NusantaraIlustrasi Penelitian Ilmiah. IDN Times/Mardya Shakti

Lazimnya sebuah penelitian kerja sama pada umumnya, Yodi mengatakan harus diadakan sosialisasi, koordinasi serta pembahasan lebih lanjut. Namun, dalam uji vaksin ini peneliti UGM tidak dilibatkan sama sekali. Bahkan mereka tidak pernah melihat dokumen mengenai vaksin nusantara.

Sekitar tanggal 18 Desember 2020, muncul Surat Keputusan Menteri Kesehatan mengenai vaksin nusantara dan terdapat tiga nama peneliti UGM dalam surat tersebut yaitu Dekan FK-KMK yang disebutkan sebagai pengarah, Dr Jarir At Tobari sebagai pengawas serta Prof Dr Tri Wibowo sebagai peneliti utama.

"Jadi selain dekan sebagai pengarah ada dosen yang dimasukkan dalam tim tersebut. Surat tertanda 18 Desember 2020 tulisannya, tapi saya kurang tahu persis. Tapi kalau lihat di cap suratnya tanda tangannya Pak Terawan waktu itu 18 Desember," katanya.

3. Peneliti mengaku tidak mengetahui tentang Vaksin Nusantara

Kronologi Para Peneliti UGM Keluar dari Tim Pembuat Vaksin Nusantarailustrasi vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Yodi mengungkapkan yang membuat para peneliti UGM kaget dan bingung, banyak media menghubungi nama peneliti UGM yang tercantum dalam Surat Keputusan Menkes. Lantaran tidak mengetahui dan tidak bisa menjawab, maka para peneliti UGM merasa kesulitan untuk menjawab. Atas berbagai pertimbangan dan rapat bersama, akhirnya peneliti UGM memutuskan untuk mengundurkan diri.

"Jadi setelah kami rapatkan dengan beliau dan dekan juga, kita simpulkan sepertinya langkah terbaik adalah mengundurkan diri karena mengangkut integritas juga. Artinya tidak tepat kami mengklaim sebagai anggota peneliti kalau selama ini tidak mengetahui dan berperan," ujarnya.

4. Ajukan surat pengunduran diri sekitar 2 minggu lalu

Kronologi Para Peneliti UGM Keluar dari Tim Pembuat Vaksin Nusantaraugm.ac.id

Surat pengunduran diri tim peneliti UGM secara langsung dikirim kepada Menkes, baik melalui surat elektronik maupun hard copy sekitar dua minggu yang lalu. Namun hingga saat ini surat balasan mengenai pengunduran diri belum diterima oleh UGM.

"Surat balasannya hingga saat ini belum ada," paparnya.

Ditanya mengenai sejauh mana para peneliti UGM mengetahui progres dari penelitian vaksin nusantara, Yodi mengaku tidak bisa berkomentar banyak. Pasalnya para peneliti UGM hanya mengetahui dari media massa tanpa pernah memegang dokumen penelitian.

"Kalau kami dilibatkan mungkin bisa berkontribusi dan memberikan masukan, pandangan, serta pemikiran. Tapi di sini kami tidak mendapat sama sekali. Yang kami tahu hanya dari media massa, itu juga sepotong-sepotong. Tapi tidak pernah pegang dokumen protokol atau report, itu belum pernah. Jadi kami tidak bisa menyampaikan apapun," jelasnya.

 

Baca Juga: Profil Aivita Biomedical, Mitra Terawan Kembangkan Vaksin Nusantara

Topik:

  • Febriana Sintasari
  • Septi Riyani
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya