6 Bulan COVID-19 di Indonesia, Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

Sampai kapan Indonesia harus menghadapi pandemik ini?

Jakarta, IDN Times - Tak terasa sudah 6 bulan lamanya Indonesia dilanda pandemik COVID-19. Setiap hari, Indonesia selalu mendapatkan kabar buruk tentang penambahan kasus positif dan meninggal. Namun, hal yang menggembirakan adalah pasien COVID-19 yang sembuh juga semakin hari semakin bertambah.

Selama 6 bulan juga sudah banyak hal yang dilakukan pemerintah. Dimulai dari penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga kini mengampanyekan yang namanya adaptasi kebiasaan baru.

Selama 6 bulan wabah virus corona menyerang Indonesia, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa pemerintah telah membuat kebijakan peta zonasi untuk mengendalikan wilayah yang terpapar virus corona.

"Sistem zonasi ini dibuat dengan maksud supaya pemerintah pusat dan pemerintah daerah benar-benar bisa kendalikan keadaan masing-masing, sesuai dengan tingkat penularan atau bahaya risiko yang ada di masing-masing wilayah. Dari satu waktu ke waktu lainnya," kata Wiku dalam keterangan persnya, Kamis (3/9/2020).

1. Pemerintah menambah laboratorium testing dan juga rumah sakit rujukan

6 Bulan COVID-19 di Indonesia, Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?IDN Times/Tunggul Damarjati

Tak hanya itu, selama 6 bulan pandemik melanda, pemerintah juga membuat kebijakan untuk menambah laboratorium testing. Wiku menyampaikan bahwa jumlahnya kini sudah ada lebih dari 300 laboratorium di seluruh Tanah Air.

"Dari 1, menjadi lebih dari 300 lab di seluruh Indonesia, dari 12 kementerian/lembaga yang berbeda, yang tersebar di seluruh Indonesia," jelas Wiku.

Demikian juga dengan rumah sakit rujukan. Wiku melanjutkan, saat ini sudah ada lebih dari 800 rumah sakit rujukan, baik di tingkat nasional atau provinsi.

Baca Juga: Menjaga Jarak Fisik 2 Meter Masih Bisa Tertular COVID-19?

2. Persentase kasus aktif di Indonesia cenderung menurun hingga Agustus 2020

6 Bulan COVID-19 di Indonesia, Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Kemudian, Wiku juga memaparkan bahwa persentase kasus aktif nasional cenderung menurun. Pada Agustus 2020, kasus aktif nasional sudah mencapai 23,64 persen dari sekitar 91,26 persen pada bulan Maret 2020.

"Persentase kematian nasional cenderung menurun dari Mei. Setelah mencapai puncaknya di April yakni 8,64 persen, kini menjadi 4,47 persen pada Agustus ini," ungkap Wiku.

"Persentase kesembuhan nasional juga cenderung meningkat. Pada Agustus mencapai 72,17 persen dari hanya 3,84 persen pada Maret 2020," lanjutnya lagi.

3. Mengembangkan vaksin menjadi salah satu upaya pemerintah

6 Bulan COVID-19 di Indonesia, Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari aspek inovasi, kata Wiku, pemerintah telah mendorong inovasi untuk pembuatan alat pelindung diri khususnya yang buatan Indonesia. Dengan bahan baku 100 persen dari Indonesia, yang juga diklaim Wiku sudah memenuhi standar internasional AATCC 42 dan ISO serta ASTM. 

"Kemudian inovasi di bidang lain, membuat ventilator buatan Indonesia yang telah teruji klinis dengan baik. Ketiga, membuat masker kain dengan kemampuan filtrasi setara dengan masker bedah. Dan masker kain bisa dipakai ulang," tutur dia.

Lalu, pemerintah juga tengah berusaha mengembangkan vaksin dalam negeri melalui konsorsium Lembaga Eijkman dan Bio Farma yaitu Vaksin Merah Putih. 

4. 8 target pemerintah ke depan dalam penanganan COVID-19

6 Bulan COVID-19 di Indonesia, Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?Dok. Biro Pers Kepresidenan

Untuk ke depannya, tambah Wiku, pemerintah mempunyai 8 target untuk penanganan COVID-19. Berikut rincian 8 target tersebut:

1. Melindungi yang rentan, penderita komorbid, lansia, dan tenaga kesehatan

2. Menekan kasus aktif, meningkatkan kesembuhan, dan menurunkan kematian

3. Peningkatan testing tracing dan treatment

4. Melakukan vaksinasi

5. Meningkatkan ketersediaan reagen PCR dan APD. 

6. Melakukan sosialisasi masif menggunakan SDM

7. Meningkatkan perubahan perilaku untuk mematuhi protokol kesehatan

8. Meningkatkan interoperabilitas data agar kemampuan kita untuk melihat perkembangan yang ada dengan kasus covid ini dapat cepat dimonitor. 

Baca Juga: Kafe Langgar Protokol COVID-19, Anies: Ini soal Nyawa, Tutup Sekarang!

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya